Chapter 14

182 48 69
                                    

Jina mendengus saat Sehun dengan seenak jidatnya menyuruhnya menunggu pria itu menyelasaikan sarapannya dulu padahal Jina sudah sangat terlambat. Bukan apa hanya saja ia sudah terlalu banyak menelantarkan pekerjaannya belakangan ini. Untung saja ada Yeri sahabatnya yang mengurus itu semua namun tetap saja Jina tidak bisa membebankan sahabatnya lagi.

"Dengar ya Oh Sehun, kau lanjutkan saja sarapanmu karena aku sudah sangat terlambat. Aku tidak memiliki waktu untuk menunggumu sarapan. Waktuku terlalu berharga untuk kubuang percuma disini." Jina bangkit dari duduknya hendak pergi namun dengan cepat tangannya decekal oleh Sehun

"Duduk disini kau belum sarapan, setidaknya sarapan dulu."

Jina tersenyum sarkas lalu menyentakkan tangan Sehun kasar "Aku bisa makan dikantor." Ucapnya dingin berlalu meninggalkan Sehun yang kini mengeraskan rahangnya

Sungguh Sehun tidak mengerti dari mana datangnya sikap kasar Jina. Karena selama ini Jina tidak pernah berkata atau bersikap kasar kepadanya. Wanita itu sangat menurut dan juga pengertian tapi sekarang Jina bahkan dengan tegas berani membantahnya.

Sehun membanting meja berjalan menyusul Jina. Matanya mendelik saat melihat dari ujung gerbang terdapat mobil sport merah yang sangat tidak asing. Sehun mengepalkan tangannya melihat pria tinggi berkulit tan yang keluar dari mobil itu melambaikan tangannya dari kejauhan. Sehun tidak dapat melihat wajah Jina karena saat ini wanita itu membelakanginya.

Sebelum Jina berjalan mendekati pria hitam itu Sehun sudah lebih dulu mencekal lengan Jina membuat wanita itu tersentak kaget.

"Sehun, apa yang kau lakukan."

Sehun tidak menjawab matanya menatap tajam Jina "Pergi bersamaku."

Jina tidak menjawab ia menatap malas Sehun lalu beralih melihat Kai yang masih tersenyum menatapnya. Sekali lagi Jina menyentak kuat tangan Sehun.

"Lepaskan aku, lanjutkan saja sarapanmu. Kau tidak perlu mengantarku aku pergi bersama Kai." Setelah mengatakan itu Jina langsung berlari meninggalkan Sehun dan langsung masuk kedalam mobil sport Kai

Sekali lagi Sehun mengepalkan tangannya kuat saat Kai menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. Ia mendecih saat mobil Kai mulai menghilang dari depan gerbang mansion Sehun. Moodnya hancur Sehun benar benar sangat marah ia akan memberikan Jina pelajaran nanti. Tunggu saja.

Disisi lain Jina hanya terdiam ia juga tidak mengerti kenapa Kai menunggunya didepan gerbang. Padahal ia tidak memiliki janji bersama pria itu. Jina menatap Kai yang terlihat fokus menyetir ia ingin bertanya sesuatu namun entah mengapa Jina urungkan.

Seperti mengerti Kai tersenyum tipis ia melirik Jina dengan ekor matanya "Aku tidak sengaja lewat dan melihatmu keluar dari rumah. Makanya aku menunggumu untuk pergi bersama denganku."

"Aku tidak bertanya."

Kai terkekeh pelan "Tapi kau terlihat sangat penasaran."

Jina mendengus ia memilih diam "Kau sudah sarapan?" Tanya Kai membuat Jina menggeleng kecil

"Kita sarapan dulu setelahnya aku akan mengantarmu kekantor."

"Tidak perlu, aku bisa sarapan dikantor. Kau hanya perlu mengantarku."

Kai menggeleng sebelum mengangguk "Baiklah, tapi aku perlu imbalan."

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang