Chapter 11

221 67 132
                                    

Jina berdiri di depan mansion mewah milik Sehun. Karna saat ini mereka sudah resmi menjadi suami istri maka Jina akan tinggal berdua dengan Sehun. Awalnya Jina pikir mereka akan tinggal di apartemen yang biasa Sehun tinggali tapi ternyata tidak Sehun membawanya kerumah khusus yang dia persiapkan untuk keluarga kecilnya.

Keluarga kecil? Mungkin lebih tepatnya keluarga kecil bersama kekasihnya bukan dengan Jina.

"Ayo masuk."

Jina menoleh melihat Sehun yang kini berdiri tepat disampingnya. Sehun melangkahkan kaki berjalan masuk kedalam mansion mewah itu disusul dengan Jina yang berjalan dibelakangnya. Beberapa pelayan yang memang sedari tadi menyambut kehadiran mereka langsung menunduk begitu Sehun memasuki mansion mewah itu.

"Ini kamarmu." Sehun membuka pintu besar di depannya menampilkan kamar mewah yang besar dan elegan

Jina mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun dan berlalu masuk kedalam kamar barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jina mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun dan berlalu masuk kedalam kamar barunya. Meninggalkan Sehun yang masih berdiri didepan pintu. Sehun mengangkat satu alisnya melihat sikap acuh Jina tidak biasanya wanita itu bersikap seperti itu. Bahkan Jina tidak bertanya padanya sama sekali kenapa mereka tidak memiliki kamar sama.

Ada apa dengannya?

Sehun semakin bingung saat Jina kini menatapnya dengan dingin "Terima kasih, apa kau berencana masuk atau tidak. Aku mengantuk dan akan menuntup pintu jika tidak ada hal yang lain."

Tidak ada jawaban karna Sehun langsung berbalik berjalan menuju kamarnya yang berada tepat di samping kamar Jina.

Sehun membanting keras pintu kamarnya melihat perlakuan dingin Jina. Entah kenapa ia merasa kesal saat ini.

Setelah kepergian Sehun Jina menghela nafas pelan ia menutup pintu kamarnya dan beringsut duduk dilantai. Saat ini pikirannya benar benar kacau. Menikah dengan pria yang bahkan tidak mencintainya sama sekali.

Jina menatap nanar cincin pernikahan yang tersemat indah dijari manisnya. Ia berjalan menuju meja rias melepaskan cincin pernikahannya dengan Sehun menaruhnya dalam laci.

Jina tidak boleh luluh ia harus kuat, seperti pilihan yang telah ia ambil saat ini ia harus membalaskan semua perbuataan Sehun dan membuat pria itu menyesal.

Jahat? Tentu saja setiap orang akan menjadi jahat jika diperlakukan dengan semena mena. Jina tidak ingin menjadi wanita yang bisa dengan mudahnya Sehun injak harga dirinya. Sudah cukup dulu Jina bersabar dengan segala sikap kasar Sehun karena saat ini Jina bukanlah wanita yang lemah.

"Aku mencintaimu Sehun, sangat. Tapi kau tidak pernah mencintaiku apa yang harus aku lakukan? Membalas dendam atau merebutmu dari kekasihmu? Tapi sekarang kau suamiku apa aku masih harus merebutmu?" Jina tersenyum miris menatap pantulan wajahnya dicermin

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang