Dua minggu telah berlalu dan kini Jina hanya bisa mendesah bosan. Tidak, ia menyukai liburannya kali ini hanya saja Jina tidak menyukai partner liburannya. Ia memutar bola matanya malas melihat Sehun yang duduk dikursi kemudi. Jina tidak tau kemana pria itu akan membawanya karna sungguh ia sudah terlalu lelah berdebat.
"Jangan merengut wajahmu terlihat begitu menggerikan."
Jina mendengus "Sebenarnya kau mau membawaku kemana?"
"Tidak tau, kau mau kemana?"
"Kenapa kau balik bertanya?"
Sehun mengedikkan bahu acuh "Hanya bertanya kenapa kau sensi sekali. Kau hamil?"
Jina melotot tak percaya "Kau gila?!"
Sehun terkekeh melihat ekspresi lucu wanita disampingnya "Aku hanya bercanda, lagi pula bagaimana bisa kau hamil sedangkan milikku belum pernah menyapa milikmu."
"Berhenti berbicara vulgar Oh Sehun!"
"Memangnya kenapa? Kau kan istriku jadi itu tidak masalah."
"Terserah kau saja."
Sehun tertawa melihat wajah kesal Jina disampingnya. Tiba tiba saja terbesit ide gila dipikirannya, Sehun mengeringai dan langsung menepikan mobilnya sembarang arah melepaskan seat belt yang ia pakai dan dengan cepat mengukung tubuh mungil Jina.
Jina melebarkan matanya tak percaya nafasnya tersenggal melihat Sehun yang kini mengukung tubuhnya. Wajah mereka begitu dekat hingga Jina bisa merasakan deru nafas pria tinggi itu.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Menyingkirlah dariku Oh Sehun!"
Sehun menarik ujung bibirnya tangannya menyentuh dagu Jina lalu mengusapnya pelan "Tidak sebelum aku mendapatkan ciuman darimu."
"Brengsek menyingkirlah dariku pria mesum!" Pekik Jina mendorong tubuh Sehun menjauh
Namun bukannya menjauh tubuh Sehun masih tidak bergeming ditempatnya "Kau belum memberikanku morning kiss istriku, aku hampir melupakannya tadi."
Oh tuhan rasanya begitu menyenangkan melihat ekspresi kekesalan yang begitu kencara yang Jina tunjukkan. Sehun sangat suka menggoda wanita mungil itu.
Jina menatap tajam Sehun dan ia tau jika saat ini pria itu sedang bermain main dengannya. Maka dengan itu ia juga harus membalas setiap permainan yang Sehun lakukan. Bukankah begitu lebih menyenangkan.
"Kau menginginkan morning kiss?"
Sehun mengangguk mengiyakan membuat Jina tersenyum miring tanpa menunggu lama lagi dengan cepat Jina menarik tengkuk Sehun menyatukan kedua belah bibir keduanya. Hanya menempel karna Jina tidak melakukan pergerakan lain.
Sehun tersentak ia melebarkan matanya saat merasa bibir kenyal itu menyentuh bibirnya. Hanya saja Sehun tidak menyangka Jina akan menanggapi candaannya sedemikian rupa.
"Sudah puas?" Tanya Jina dengan senyum remeh. Ia tersenyum penuh kemenangan melihat wajah terkejut Sehun
Sehun diam menatap wajah Jina yang entah mengapa terlihat sangat cantik matanya beralih menatap bibir merah yang sedikit terbuka itu sebelum kembali menyatukan bibir keduanya dan melumat bibir ranum itu dengan tergesa.
Kali ini giliran Jina yang tersentak wanita itu mendorong tubuh Sehun guna melepaskan pangutan bibir itu tapi usahanya gagal. Tangannya ditahan dengan paksa oleh Sehun membuatnya tidak bisa berkutik sama sekali.
Sehun terus melumat bibir ranum Jina dengan lembut menjilat hingga sesekali mengigitnya memberikan sensasi aneh yang membuat Jina serasa tergelitik. Perlahan Jina menutup matanya dan mulai membalas lumatan dan tiap lumatan yang Sehun berikan. Ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Sehun saat pria itu melesakkan lidahnya menyapa seluruh rongga mulutnya mengajak lidahnya bermain.
Jina melenguh pelan saat tangan Sehun mulai mengelus tubuhnya dan masuk kedalam corp top pendek yang ia pakai membelai halus punggungnya.
"S-sehun hentikan!"
Dengan terpaksa Sehun melepas tautan keduanya meninggalkan benang saliva, Sehun mengusap bibir Jina yang basah akibat ciuman keduanya menatap dalam netra hitam wanita mungil itu.
"Bisakah?" Lirihnya pelan
"Bisakah kita perbaiki semua ini dari awal?"
Jina diam matanya masih menatap lekat netra gelap Sehun. Ia merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya dan perasaan aneh ini sangat menganggu.
"Aku tidak bis-"
"Aku mencintaimu Kim Jina!" Potong Sehun cepat berhasil membuat Jina tercekat
"Aku tidak tau apa yang terjadi padaku baru baru ini tapi aku ingin kita perbaiki semua hubungan kita Jina, aku.. Aku mulai mencintaimu dan aku mau kita memperbaiki hubungan kita. Ini belum terlambat." Lirih Sehun
"Pada akhirnya aku sadar aku terbiasa dengan perasaan cinta tulusmu yang selama ini kau berikan padaku membuatku dengan tidak tau malunya bersikap seenaknya padamu. Tapi melihatmu bersama pria lain itu membuatku marah, aku marah saat kehilangan semua perhatianmu, rasa cintamu, semuanya. Aku tidak mau kehilangan itu dan itu membuatku marah dan frustasi. Aku pikir aku membencimu karna aku telah memiliki Nara tapi kini aku sadar jika yang sebenarnta aku butuhkan adalah dirimu Kim Jina. Karna sejak awal kau telah merebutnya semua cintaku."
"Aku tau aku terlalu naif hingga mempermainkan perasaanmu selama ini, dan aku sangat menyesal sayang. Aku mohon maafkan aku." Sehun tidak tau kenapa ia mengatakan seluruh isi hatinya pada Jina tapi sungguh ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi
Jina sudah cukup membuatnya frustasi akan sikap ketus dan kebersamaan wanita itu dengan Kim Jongin.
Jina tidak tau aku berkata apa mendengar semua perkataan Sehun. Ia tersentak melihat cairan bening yang keluar dari sudut mata pria itu.
"Jangan menangis." Ujar Jina menghapus air mata ia mengusap pipi Sehun tersenyum lembut "Kau hanya penasaran padaku Sehun bukan mencintaiku, aku tau kau mencintai Nara jadi jangan paksakan perasaanmu. Aku tau kau hanya ingin tubuhku kan? Baiklah aku akan memberikan tubuhku. Aku akan melakukan kewajibanku sebagai seorang istri sekarang dan setelah itu aku mohon lepaskan aku."
"Kau tidak mencintaiku." Lirih Jina selembut mungkin
Hatinya terasa sakit mengingat kembali perlakukan buruk Sehun selama ini. Dan ia masih tidak bisa mempercayai perkataan Sehun dengan mudah karna sungguh itu sangat tidak mungkin untuk bisa Jina percayai. Sehun tidak mungkin mencintainya secepat itu. Pria itu hanya penasaran padanya lebih tepatnya pada tubuhnya.
Sehun menggeleng, tidak Jina salah perasaan tidak begitu ia tau persis ini bukan rasa penasaran tapi memang ia mengakui bahwa kini Sehun mulai mencintai Jina. Ia sangat yakin karna setelah kehadiran Jongin yang secara terang terangan ingin merebut Jina darinya membuat rasa takut kehilangan semakin kuat. Dan rasa itu tidak pernah ia rasakan sebelumnya hanya untuk Jina.
"Aku mencintaimu Kim Jina kenapa sangat sulit untuk kau mempercayai kata kataku."
"Aku benar benar mencintaimu sayang, aku menyesal aku ingin kita membuka lembaran baru mulai detik ini dan seterusnya."
"Kau tidak mencintaiku-"
"Aku mencintaimu Kim Jina!" Teriak Sehun membuat Jina terdiam
Sehun menjauhkan tubuhnya melihat Jina yang kini terisak pelan. Ia menjambak rambutnya pikirannya kalut tidak seharusnya Sehun berteriak pada Jina. Dan lihatlah wanita itu menangis karna ulahnya.
"Jina maafkan aku, aku-"
"Sehun aku mau pulang."
"A-pa?"
"Aku mau kembali ke hotel."
"T-tapi sayang?" Sehun diam melihat Jina yang mengalihkan pandangannya menatap jendela
Menarik nafas panjang Sehun mengangguk dan kembali menghidupkan mobilnya kembali ke hotel.
Dalam hati ia telah merutuki dirinya sendiri karna telah memperburuk suasana antara dirinya dan Jina. Sialan.
Tbc.
Up again..
Kangen gak?Typo sorry suka males baca ulang wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Feeling
Fanfiction"Kau istriku dan aku tidak suka milikku disentuh oleh orang lain." Osh "Kau bajingan brengsek aku membencimu!" Kjn "Datanglah padaku jika kau bosan dengan suamimu." Kjg Rank story : -1 in Yoojung | 11 november 2021