Aku merasa ada yang aneh sama Alan akhir akhir ini. Nggak biasanya dia seperti ini. Tapi di satu sisi, Alan itu ya tetaplah Alan yang aku kenal. Apa mungkin aku merasa begini karena aku belum terlalu mengenalnya?
"Alan nggak pulang?"
"Nggak. Ntar."
Dia terlihat seperti berusaha menolakku. Padahal itu waktu pulang sekolah dan aku tau kalo Alan pasti juga akan langsung pulang. Tapi mengapa aku merasa ada yang berbeda?
"Alan anterin aku boleh? Aku nggak bisa minta jemput Kak Sofi karena dia masih pacaran sama Kak Andre."
"Gue belum bisa pulang. Ada urusan."
Alan kenapa ya? Padahal biasanya dia mau mau aja setiap aku minta antarin pulang. Apa dia benar benar ada urusan? Urusan apa yang Alan kerjakan setelah pulang sekolah? Apakah dia bekerja? Em.. Alan kan pemalas. Aku tidak yakin. Aku harus menanyainya agar aku tau apa yang sebenarnya dia lakukan.
"Lan, kamu kok nggak langsung pulang akhir akhir ini? Kamu ada kegiatan di sekolah?"
"Gue ikut basket. Keren kan?" Katanya dengan kepedeannya.
Jadi maksud Alan itu dia ikut basket? Oh.. Aku baru tau kalo Alan mau juga punya kegiatan diluar jam sekolah. Selain OSIS itu. Dia semakin berkembang ya. Keren. Aku yakin kalo besok aku juga pasti bisa berkembang.
"Iya. Tapi kenapa kamu ikut basket? Bukannya kamu nggak suka kalo kamu capek ya?" Capek adalah alasan dia melakukan semua kemalasannya.
"Buat rapot gue. Lagian gue nggak gampang capek kok. Kenapa emang?"
"Nggak. Aku cuma mau nyemangatin kamu aja. Semangat Lan."
Alan tersenyum lembut kemudian mengulurkan tangannya padaku. Dia mengusap pipiku lembut dan sesekali dicubitnya kecil. Aku hanya bisa tersenyum menerima perlakuannya. Aku.. Suka diginiin. Ternyata Alan mengerti bagaimana cara menghiburku.
"Makasih udah nyemangatin gue."
"Sama sama Lan. Kamu kan pacarku."
Tiba tiba saja Alan menjauhkan tangannya dariku. Dia terlihat sangat terkejut. Emang ada yang salah dari yang aku ucapkan? Kan aku pacarnya. Iyakan? Kenapa dia harus terkejut? Atau.. Apa jangan jangan Alan memang menganggapku bukan pacarnya? Hm.. Mungkin saja dugaanku benar.
Melihat Alan yang terdiam, akupun menanyainya lebih dulu. "Kenapa Lan?"
"Nggak." Jawabnya singkat.
Huh.. Alan lagi lagi nggak mau ngaku sama aku. Dia sering seperti ini. Selalu nyembunyiin sesuatu yang aku nggak tau. Dan itu tentang perasaannya. Sebenernya apa yang Alan pikirin? Mungkinkah dia sedang ada masalah?
"Sam, ada yang mau gue omongin."
Baru aja aku memikirkan itu, Alan sepertinya mau ngaku duluan.
"Apa Lan?"
"Lo kan udah lama di rumah gue. Jadi gue minta sama Lo nggak usah ke rumah gue lagi." Katanya yang membuatku bingung. Aku nggak boleh kerumahnya? Kenapa?
"Loh? Maksudmu aku nggak boleh ke rumahmu lagi?"
"Ng-nggak bukan. Gue cuma.. Eh Lo kan udah lama nginep di rumah gue. Emangnya Lo nggak.. Kangen sama rumah Lo apa?"
Em.. Jadi maksud Alan itu, dia nggak mau aku ke rumahnya lagi karena takut kalo keluargaku khawatir? Mungkin dia peduli sama keluargaku jadinya dia tidak mau aku kembali ke rumahnya. Lagipula aku sudah terlalu sering di rumahnya Alan kurasa. Aku juga kangen rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Badboy
Teen FictionHomophobic gausah baca. Baca gapapa sih asal nggak protes ke saya. ~~~ Warning: bahasa kasar. Kebodohan. Receh. POV 1. 18+(random). Konflikz medium. Alan, si badboy yang terpaksa menjalani les privat karena kebodohannya membuat prihatin guru BK. Sia...