Bab 08

340 54 12
                                    

sorry harus di awal karena kayanya ada yang ga baca kalau ditaruh dibelakang. 

monggo yang mau comment next dll, yang nyuruh cepet up dll. di traktree ku aja beliin ai listrik murah kok, 1 kwh 1,300 rb. bisa ovo, dana, link aja, gopay, bank. ga mau keluar duit? yah, jangan buat ai terbebani, cukup baca, cukup bintang, cukup coment semangat kak, atau kritik menbangung yang jelas, ya.

ok dan yang suka cerita horor manpir ya ke cerita original ai yang dujulnya jika orang terdekatmu kembali....

ok selamat nitmati drama mulai naik....

Eijun berkeringat dingin, ia tak menyangka bertemu salah satu keluarga Miyuki. Ini diluar kendalinya, ia tak ingat kalau Miyuki punya manajer pribadi dan itu adalah sepupunya sendiri. Sulit mengatakan bahwa selama mereka berpacaran hanya berbicara tentang baseball, mereka tak pernah berbicara tentang keluarga atau masa depan, mungkin karena masih sma atau mereka sama-sama lelaki jadi mereka tak peduli tentang semua itu. Yang penting itu menyenangkan dan memberi semangat.

Eijun melirik Soka yang masih cemberut, Soka gadis yang cantik dan modis namun angkuh serta kekanakan. Namun tetap saja ia adalah seorang wanita yang ibu secara alami. Kalau saja ia mengalami semua hal yang Eijun alami, semua akan mudah, walaupun tidak dari keluarga atau kekasih, banyak yang akan membelanya dan tak menganggapnya aneh.

Misa masih di pangkuan Teri, ia tak mau duduk di kursi karena sakit pantatnya belum hilang. Pada akhirnya Teri membiarkan Misa duduk di pangkuannya. Teri terlihat tak keberatan akan keberadaan Misa dan malah senang. Eijun tak tahu harus berbuat apa....

"Pa, m.u p.sp.s" suara Jun'ya menarik perhatian Eijun dan keluar dari pikirannya.

"Eh, kamu mau pipis, sayang? Tapi toiletnya ada di bawah. Pipis aja, kamu pakai pesper, kok." kata Eijun malas ke toilet bawah, Toilet yang mudah bertemu pemain juga karena itu adalah dekat dengan ruang tunggu pemain.

"Pes, p.nu. Pa, ju.a t.d.k s.ka. Ka. Sus.er b.lang .da ku.a di .ina" kata Jun'ya. Mengingat kata-kata suster yang mengurusnya ketika Eijun pergi bekerja dan kuliah.

Eijun menatap ke lapangan, para pemain klub dari nagoya mulai diperkenalkan dan masuk satu per-satu mungkin hanya beberapa menit pemain club tokyo akan masuk dan mereka tak akan punya waktu untuk ke toilet. Lagi Pula ia harus mengganti masker medis Jun'ya.

Mengingat Teri di sampingnya, tak mungkin membuka masker Jun'ya di depan sepupu Miyuki yang kemungkinan besar mengenal Miyuki sejak kecil. Jelas Teri akan melihat kemiripan Jun'ya dan Miyuki jadi Eijun jelas tak boleh membuka kacamata dan masker Jun'ya disini

"Misa ikut?" Eijun melihat ke Misa yang sekarang sedang makan coklat pemberian Teri dan Eijun ingin sekali berkata kasar... Misa memang mudah dekat dengan orang, dia pintar bicara di usia yang seharusnya tak selancar itu.

"Yaaaa~" seru Misa sambil mengangkat tangannya, minta digendong.

"Ahhhh..." Eijun menghela nafas. ".... papa tak mungkin menggendong mu, sayang. Misa jalan, papa tuntun, ya?"

Misa cemberut, menurunkan tangannya. Kembali memakan coklat sambil berkata. "Kalau gitu ga mau, Misa ga mau jalan."

Eijun harusnya tak memanjakan anak perempuannya, kebiasaan karena tak bisa membawa Jun'ya, ia akan selalu menggendongnya kemana-mana dan tak membiarkannya berjalan sendiri kecuali mereka terbiasa di tempat itu.

Tawa halus terdengar dari Teri. ia ingin sekali mencium anak yang dipangkunya ini, tapi tak bisa karena aneh jika melakukannya dengan anak orang yang baru saja dikenalnya. "Biarkan dia bersamaku, aku berjanji menjaganya."

Eijun ragu dengan gagasan Teri dan melirik Soka yang ada di samping Teri. "dia tak akan berani melakukan sesuatu seperti tadi, aku akan melaporkannya kepada kakeknya dan menghukumnya. Kau tenang saja." Teri berkata dengan santai, seperti seseorang yang sudah menganggapnya adik....

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang