bab 16

276 34 4
                                    

Semua orang terdiam, tak bisa bereaksi. Setelah pintu tertutup barulah sang kakek bereaksi. "Anak kurang ajar, tiba-tiba pergi begitu saja..." kata pria tua itu dengan nada marah yang jelas.

"Sudahlah, ayah. Dia bukan anak kecil lagi...."

"Kau selalu memanjakannya, ini akibatnya..."

"Aku tidak memanjakannya, aku membiarkannya memilih."

"Kalian tahu, Misa siapa?" Eri memotong pertengkaran anak ayah itu, Eri terlihat khawatir.

"Mana ku tahu, gadis jalang yang pergi bersamanya kali..."

"Ayah..." suara lelah sang suami membuat Eri sadar membuat pertanyaan yang salah. Namun ia tak bisa lupa perubahan ekspeksi Eijun, ada sesuatu mengganggu kesayangannya, sesuatu yang seperti dirinya mendengar Eijun diganggu...

...

Eijun tergesa-gesa pergi dari rumah orang tuanya. Ia memanggil taksi untuk menuju ke playgroup dimana Misa berada.

Tiga puluh menit Eijun tiba di depan playgroup, di sana ada dua-tiga orang yang tampak berdebat tentang sesuatu dengan Misa di gedongan wanita muda. Misa menangis keras.

"Misa!!..." Teriak Eijun sambil berlari ke wanita muda. "Ada apa ini. Kenapa bertengkar sambil membawa anak saya??"

Wanita muda yang membawa Misa itu membuat ekspresi tak enak, dan berkata... "Saya minta maaf tuan, tapi kedua pria ini telah mengambil foto Misa dengan diam-diam."

Kedua pria itu saling padang, seakan tak mengerti semua yang terjadi. Eijun tak menahan diri untuk mengangkat telepon pintarnya dan menekan tombol darurat.

"Tunggu dulu, Tuan. Kami wartawan, kami tidak bermaksud jahat, hanya mencari kebenaran...."

Eijun mengerutkan alis. "Apa? Apa Hubungannya anakku dengan berita? Kebenaran Apa yang kalian cari dari anakku? Aku Akan melaporkan kalian pedopil..."

"Tidak.... Tidak .... Kami bukan pedopil. Kami hanya ingin mengonfirmasi rumor yang beredar beberapa hari..."

Eijun makin mengerutkan alis. "Apa?"

Pria yang lebih tua diam-diam menyuruh pria lebih muda untuk merekam semua yang dibicara. "Rumor bawah Soka dan Miyuki sudah punya anak dan anak itu yang dirumorkan..."

Ngggggggggiiiiiin

Telinga Eijun berdengin kuat, sampai tak terdengar apapun di sekitarnya. Matanya merah menyala. Pria yang berbicara itu melangkah mundur beberapa langkah.

Eijun meraih kerah baju pria itu dengan satu tangan dan amarah yang tak masuk akal. Menariknya dengan kekuatan penuh, akibatnya pria itu tercekik bajunya sendiri. "DIA BUKAN IBU DARI ANAK INI. DIA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ANAK-ANAKKU. BERHENTI MEMBUAT RUMOR. AKU AKAN BENAR-BENAR MELAPORKAN KALIAN ATAS PELANGGARAN PRIVASI.... PERGI JAUH-JAUH DARI ANAKKU..."

Eijun berTeriak dengan keras di depan muka paparazi itu dan mendorongnya dengan kuat hingga terjatuh. Eijun langsung melangkah pergi begitu membawa Misa yang memeluknya erat, berharap sang mama tak marah lagi...

....

Teri sedang melihat koran pagi sore ini, duduk di bangkon apartemennya. Ai meninggalkan Miyuki untuk menenangkan diri, mungkin anak itu butuh 'me time' seperti anak-anak jaman sekarang.

Koran yang dibelinya adalah koran umum yang bisa memuat apapun yang terjadi, dari mulai hilangnya celana dalam di kota kecil sampai perang luar negeri, dari keputusan pemerintah sampai drama cinta antar seleb. Itu tidak menarik bagi Teri, namun tak ada yang bisa dilakukan sekarang.

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang