Bab 06

357 54 4
                                    

Eijun membuka pintu ruang yang serba putih, ruangan yang memiliki satu tempat tidur pasien dan box bayi besar. Ini adalah ruangan yang selama dua tahun ia tempati.

Karena Eijun special ia harus diawasi kesehatannya, itu juga berlaku untuk anak-anaknya. Jun'ya adalah akibatnya, sistem imunnya sangat rendah karena Eijun tidak bisa memberi asi, pada dasarnya kedua anak itu tak sehat kelihatannya. Misa hanya memiliki satu kromosom sex, karena itu ia perempuan. Kromosom Y-nya tak bertahan dan hancur saat baru berkembang hanya menyisakan satu kromosom x. itu membuatnya memiliki sindrom 0X.

Itu tidak menyebabkan kematian namun menurunkan kecerdasan dan tubuh yang tak seperti orang lain.

Sistem imun Jun'ya rendah akibat kelainan kromosom, ini adalah penyakit sangat langka yang biasa diderita anak hasil perkawinan saudara, untuk Jun'ya ini mungkin karena kedua orang tuanya lelaki. Ada kromosom yang dobel dan hilang, itu berakibat pada pembuatan imun yang rendah.

Karenanya Jun'ya terus meminum obat-obatan dan karena itu Jun'ya terkena kanker darah. Semua bagai buah simalakama. Tak minum obat akan mudah terkena penyakit namun kebanyakan obat berakibat leukemia, semuanya buruk.

Untuk beberapa alasan penyakit Jun'ya harus pergi ke amerika untuk pengobatan, Eijun berencana untuk pergi ke amerika dan tinggal di sana, berganti kewarganegaraan saat usia anak-anaknya lima tahun, usia dimana imun Jun'ya lebih baik...

Eijun akan benar-benar menghilang dari semua orang yang ia kenal di jepang.

"Hanya ada kita bertiga saat itu, saat itu tak ada yang berhak meMisahkan kita. Ayah kalian atau nenek kakek kalian, bahkan pemerintah. Nanti kalian akan sehat dan ceria..." kata lembut Eijun, di depan box bayi yang berisi Jun'ya dan Misa sedang tertidur nyenyak. Tangannya membelai kepala Misa.

.....

"Kazuya apa kau sudah pikirkan ini." seorang wanita dewasa yang berada di belakang setir mobil, berkata.

"Tentu saja. Aku sudah lama muak dengan dia. Lagipula aku tidak melakukan apapun dengannya. Apa yang akan kulakukan tidak salah, dan aku punya bukti bahwa aku tak pernah bertemu dengannya secara pribadi selain pekerjaan. Dia sudah membuat gosip palsu." Miyuki yang duduk di kursi belakang dengan santai menyilangkan kakinya.

"Tapi itu akan menimbulkan masalah, orang akan bertanya-tanya kenapa baru sekarang kau klarifikasi, bukan dua tahun lalu. Para penggemarnya akan marah, dan penggemarmu sebagian berpikir kau sedang mencuci ta-"

"Aku tak perduli Teri-san, jangan membawa-bawa orang lain. Aku pemain baseball bukan idol, yang harus memikirkan para penggemar. Lagipula kau kan yang menyarankan ku untuk diam dan berkata itu akan hilang. Nyatanya wanita itu yang memperparah, sekarang aku mau mengatakan kebenarannya kau melarangku. Ada apa denganmu, Teri-san?" kata-kata Miyuki diucapkan dengan datar dan penuh kecurigaan, Miyuki tahu manajer sekaligus sepupunya ini selalu memikirkan hal-hal konyol seperti ibunya. Terlalu kaku untuk ukuran wanita karir.

"Kau tahu, Soka tak buruk. Dia cantik, pintar, anak dari direktur perusahaan rekanan perusahaan kakek, bukan tidak buruk untuk berkencan dengannya? Da-"

"Teri-san, aku menerimamu sebagai manajerku karena kupikir kau bisa mengurus semua pekerjaanku diluar latihan bukan untuk mengurusi urusan pribadiku." Miyuki menajamkan matanya.

Teri merasa seolah benda tajam menusuk punggungnya, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Di luar, jalanan penuh dengan orang yang akan menyeberang jalan, dan lampu hijau pejalan kaki menyala. "Sebenarnya apa yang kau tak suka dari Soka, kau tak punya kekasih. Kau hanya berkunjung ke rumah suami istri dan kakek tua tiap minggu, tak mungkin kan kau jatuh cinta dengan kakek itu kan?"

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang