Bab 09

318 47 8
                                    

monggo yang mau comment next dll, yang nyuruh cepet up dll. di traktree ku aja beliin ai listrik murah kok, 1 kwh 1,300 rb. bisa ovo, dana, link aja, gopay, bank. ga mau keluar duit? yah, jangan buat ai terbebani, cukup baca, cukup bintang, cukup coment semangat kak, atau kritik menbangung yang jelas, ya.

ok dan yang suka cerita horor manpir ya ke cerita original ai yang dujulnya jika orang terdekatmu kembali....

ok selamat menikmati drama mulai naik...

tolong kasih tahu itu yang buat cuci tangan whas tapel, whastapel atau apa?

Eijun berjalan di koridor panjang menuju toilet stadion yang hanya ada di lantai bawah, dengan Jun'ya yang berada di dadanya. Eijun hampir sampai ke depan pintu toilet pria dan ingin mengulurkan tangan untuk membuka ketika sebuah suara Teriakan yang dikenal terdengar dari balik pintu itu.

"APA IQ MU TURUN SETELAH DICAMPAKAN!... HAH!? KENAPA KAU BERANI MABUK SAAT PAGINYA ADA PERTANDINGAN!!... HAH!!?" itu suara mei yang terdengar marah.

Eijun mengalihkan tangannya dari kenop pintu toilet pria menjadi toilet wanita dan berjalan masuk. "Jun'ya, panggil Mama, ya." bisik Eijun di telinga kiri Jun'ya.

Anak itu mengangguk. "Ya, Mama!!"

Eijun mendekati whas tapel yang panjang dan mendudukan Jun'ya di sana, membuka jaket berlapis milik Jun'ya dan maskernya. Itu mengakibatkan wajah kecilnya terlihat jelas dan tak dapat dipungkiri mirip dengan pemain baseball yang akan bermain di stadion, hari ini.

Eijun menghela nafas, untung saja toilet wanita kosong dan terlihat tak ada orang di bilik toilet, Eijun membawa Jun'ya ke salah satu bilik yang ada setelah membuka semua baju lapis Jun'ya serta celananya. Sambil membawa alas toilet anak-anak. Ia menaruh alas itu dan mendudukan Jun'ya. "Nah, ayo keluarkan. sayang."

Suara Eijun direndam oleh kerah baju yang tebal hingga membuat suaranya tak jelas, kalau ada orang yang melihatnya membawa anak maka dipastikan orang itu akan menelepon polisi.

Eijun menunggu Jun'ya selesai, ia menutup pintu bilik dan bersandar ke pintu bilik toilet. Ia mendengar dua orang masuk, terdengar hanya untuk memperbaiki makeup mereka di whas tapel sembari bergosip dengan asyik.

"Mama sudah selesai..." kata Jun'ya dan mengalihkan perhatian Eijun.

"Ah, sudah, sayang." Eijun menunduk dan membasuh Jun'ya, lalu keluar dengan Jun'ya dipangku menghadap belakang.

"Miyuki-san semakin ganteng, ya?" seorang gadis muda berbicara dengan temannya. Mereka sedang memperbaiki lipstik.

Yang satu tersenyum miris. "Sayangnya dia memilih Soka bodoh itu untuk menjadi istrinya."

"Yah, itu karena keluarga ibunya yang bekerjasama dengan ayah gadis itu. Pernikahan politik, pernikahan politik."

Eijun yang tak mau peduli dengan apapun yang dikata kedua gadis itu dan mendudukkan Jun'ya ke whas tapel dan mulai memakaikannya dengan berbagai lapis baju. Antara Eijun dan kedua gadis itu berjarak tiga whas tapel, itu tidak terlalu dekat namun dapat melihat jelas. Kedua gadis itu diam setelah Eijun datang dan memakaikan pakaian Jun'ya, entah kenapa itu membuat pria muda itu gelisa.

Klik...

Itu suara kamera....

Eijun menoleh ke kedua gadis itu, dengan salah satu kamera smartphone gadis itu mengarah padanya dan Jun'ya. Eijun mengerutkan alis. "apa yang kalian lakukan?" tanya Eijun dengan rasa panik.

Para gadis sedikit terkejut dan saling pandang. "a-anaknya lucu, kami hanya ingin memotretnya. Tidak akan kami post kok."

"HAPUS FOTONYA!" Eijun membentak kedua gadis itu, ingin merebut ponsel gadis itu namun para gadis itu mundur dengan cepat.

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang