Bab 05

367 62 9
                                    


"Kita bisa melakukan operasi ini dua minggu lagi, persiapkan diri anda dan Jun'ya untuk itu. Anda tidak boleh sakit saat itu." pria muda itu duduk di depan meja Dokter yang berantakan, kertas-kertas dan alat tulis dibiarkan begitu saja.

Eijun mengangguk. Ia duduk sembarang Dokter muda itu. "Baik, dok. Saya akan berusaha." katanya dengan senyum riang. Eijun berdiri dari kursi yang ia duduki. "Oh ya, bolehkah saya bawa Jun'ya keluar hari minggu depan?"

Dokter muda itu mengerutkan dahi. "Walau isolasi seminggu sebelum operasi tapi lebih baik anda menjaga Jun'ya secara ketat mulai sekarang juga. Saya takut jika Jun'ya keluar dia akan terkena virus flu dan itu akan jadi masalah, operasi akan mundur. Namun penyakitnya akan terus merusak tubuhnya. Ingat ini kesempatan terakhir, entah enam bulan atau tiga bulan itu akan merusak otak ketika itu terjadi tidak ada lagi kesempatan."

Eijun menggigit bibir bawahnya, ia tahu itu. Putranya sangat rentang jika dibawa keluar, apalagi jutuannya adalah pertandingan baseball tim tokyo dan nagoya. Namun ini baru pengumpulan poin tidak akan banyak penonton yang datang. Paling fans berat tim dan pengamat. Ia juga membeli lima tiket di vip agar tak ada orang didekatnya. "Tapi saya sudah menyiapkan segala sesuatu agar aman. Saya ingin mengajak dua anak saya melihat pertandingan baseball. Saya ak-"

"Anda terlalu ceroboh. Saya sebagai Dokter tidak mengijin Jun'ya ke tempat ramai begitu." tegas Dokter itu. Namun Eijun terlihat putus asa dan ingin menangis, membuat Dokter tak tega. "Memang siapa yang bertanding hingga anda memaksa datang."

"Club tokyo dai, itu. saya ingin anak-anak mengenalnya." kata Eijun berkata dengan menundukan kepalanya.

Dokter itu menghela napas, ia tak bisa keras sekarang. "Anda akan menemuinya?"

"Tidak, saya hanya ingin melihatnya dan mengenalkannya pada anak-anak..."

Dokter muda menatap Eijun dengan seksama. "Saya tak berhak berbicara, namun bagaimanapun saya ingin mengingatkan anda, donor sumsum tulang belakang mungkin gagal dan sel kanker bisa tumbuh lagi. Kalau bisa anda memberitahu dia tentang Jun'ya dan Misa, ini untuk Jun'ya juga. Agar kalau gagal dia bisa jadi donor."

"Dokter pikir dia mau menerima anak-anak dari saya..." Eijun menajamkan matanya, suaranya meninggi. "Saya lelaki dan akan aneh jika mengaku punya anak darinya, juga dia sedang mengejar karir, bukankah itu akan mengundang masalah baginya. Orang-orang akan bertanya-tanya siapa ibu mereka, dia tak mungkin mengakui bahwa ini saya yang seorang lelaki, lalu apa? Masih baik jika dia membiarkan saya dan anak-anak saya, masih baik jika dia tidak ingin mengakuinya. Tapi kalau dia mengambil mereka, bagaimana kalau dia pikir mengambil mereka dan mengakukannya pada wanita itu? Dia akan mengambil anak-anak saya dan mengaku bahwa dia dan wanita itu punya anak, dan itu Misa dan Jun'ya... Anak-anak saya, milik saya?"

Eijun berbicara dengan cepat, ia bagai kerasukan roh. Mata emas kecoklatannya pudar. Dokter muda itu tahu betapa takutnya pria yang berdiri di hadapannya ini akan pengakuan anak-anaknya oleh ayah mereka, ia takut pria itu menolaknya namun mengambil anak-anaknya. Ia terlihat tak percaya pada siapapun, teman, orang tua, bahkan kekasih yang notabene ayah dari anak-anaknya. Dokter muda itu mengira bahwa itu hanya gangguan kepribadian yang diakibatkan kehamilan, ketidakstabilan hormon. Apalagi kehamilan ini tak biasa, dimana ia tak berpikir kehamilan namun tiba-tiba hamil. Ketakutannya berasal dari pikiran bahwa ia tak pantas untuk hamil dan melahirkan, namun tak berpikir anak-anaknya salah. Namun orang lain yang akan menyalahkannya dan akan memisahkan dirinya dan kedua anak itu. Ini alasan kenapa Eijun pergi dari sekolah, orang tua dan kekasihnya tanpa kabar.

Dokter muda itu mengira gangguan mentalnya akan berkurang saat setelah melahirkan namun ternyata makin parah. Hingga ia takut akan mengancam si ibu dan anaknya.... "Eijun , saya rasa anda harus pergi ke psikolog, cobalah berbicara pada ahli. Anda tak akan bisa dipisahkan dengan anak-anak, selain anda punya bukti kuat, juga anda sudah berumur diatas sembilan belas tahun saat melahirkan. Bahkan orang tua anda tak berhak mengambil anak anda, apalagi orang lain. sekarang jangan berpikir terlalu jauh, pikirkan dulu Jun'ya, bagaimanapun ayah lebih baik daripada orang lain. Jadi mohon untuk beritahu dia, kita tak tahu hasilnya akan baik atau buruk. Yang pasti, yang terburuknya bukan anda kehilangan kedua anak itu..."

Eijun mengerutkan alis, ia tak setuju dengan Dokter itu. Karena ia tahu uang bisa menipu dan bagaimanapun ia adalah pria yang menurut masyarakat tak mungkin hamil serta melahirkan, ia akan dianggap mengada-ada dan tidak logis, dan jika orang itu datang dan mengaku ibu dari anak-anaknya. Ia akan kalah. Jika ada pemuda dan gadis mengaku hamil tentu yang masuk akal adalah gadis bukan? Ia takut kalau gadis itu mengambil anak-anaknya dengan segala cara sama seperti yang dia lakukan dulu.

Menyebar gosip sex dengannya, untuk bisa mendapatkan simpati masyarakat.

"Kalau semua baik, saya tidak akan memberi tahunya. saya tidak mau ambil resiko. Ini juga demi anak-anak, karena satu pria memiliki anak tak jadi masalah daripada dua pria." Eijun tersenyum getir.

Dokter muda itu paham apa yang dikatakan Eijun . "Baiklah, itu terserah anda. Tapi jika anda ingin membawa Jun'ya hari minggu, pakaikan masker dan jangan biarkan dia kedinginan. Semoga menyenangkan."

"Iya. Terimakasih, dok. Saya pergi dulu." Eijun memberi hormat pada Dokter dan keluar dari ruang konsultasi. Berjalan dengan linglung.

Ini bukan ketakutannya saat tahu dirinya special, ia memang terkejut saat tahu dirinya hamil... apa? Bagaimana? Tak mungkin pantatnya punya saluran ke rahim, kan? Ini bukan manga ABO yang bisa dari pantat hamil?

Tentu tidak, pria memiliki rahim tak jarang. Karena semua janin adalah perempuan dan punya set lengkap rahim, namun saat terbentuk hormon lelaki maka set rahim akan berhenti berkembang dan alat kelamin pria muncul dalam beberapa bulan. Namun tak jarang proses ini mengalami gangguan dan rahim tetap berkembang. Hanya saja berbagai macam kelainan membuatnya tak mungkin hamil atau menghamili.

Namun berbeda dengan Eijun , ia punya vagina tak sempurna, itu hanya lubang kecil di bawah testis, yang tidak bisa dimasuki apapun selain pena. Secara logika walau cairan semen masuk ke dalam, sperma tak akan sampai pada tempat sel telur siap dibuahi.

Namun entah karena sang sperma kuat dan tahan lama, atau karena posisi saat melakukannya, Eijun hamil dan punya anak kembar.

Ia bahagia saat melihat perutnya membesar.

Ia bahagia saat melihat makhluk kecil di kedua tangannya.

Ia bahagia saat melihat keduanya tumbuh, walau tidak sesehat anak lain.

Ia bahagia, karena itu ia takut kehilangan kebahagiaannya.

Takut orang tuanya menyuruh mengaborsi janinnya.

Takut pemerintah mengambilnya karena ia pelajar dan memberikannya pada orang lain.

Takut gadis itu ingin mengambilnya seperti yang ia lakukan pada kekasihnya.

Eijun bahagia namun ia juga ketakutan, ia hanya berusaha tersenyum...

-----------------------------------------------------------------------------

mungkin ada yang ga suka. bukan jadi yaoi lagi kalau punya kelamin perempuan, dll. gini ya reading tersayang ai... ai ga suka Mpg yang tiba-tiba uke hamil. okelah kalau di dunia sihir, abo dll. tapi kalau di dunia modern kaya nyata ga mungkin hamil lewat pantat doang, dan si mc doang yang hamil ga ada perjelasan gimana mc bisa hamil. ga ada pasangan lain yang punya anak. banyak sekali novel wp yang bagus ceritanya sayang ga dijelasin gimana mc yang nyatanya cowok bisa hamil. why?

di ff lain ai yang misawa, junya bukan hamil ma eijun tapi wakana dengan dna misawa. 

ok kalian bisa beliin ai thai tea di trakteer link di bio, hanya jikaaaa punya uang lebih, ya.

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang