Bab 02

670 105 33
                                    

maaaff udah lama pendek lagi, sepet ga bisa nulis ini soalnya.

btw kalau bingun kenapa ga eijun terus, itu karena sudut pandangnya ganti. Sawamura dari Seto.

Anak perempuan manis itu berjalan cepat ke arah pemuda berambut cokelat pekat yang berdiri kaku dengan dua kantong plastik di kedua tangannya. Misa, anak imut menunjukkan coklat yang ia ambil dari tangan Seto pada Eijun. "Beli colac ini buac kak junya, ya. Mama."

Eijun yang beberapa detik kakuk melihat ke arah dua junior SMAnya, langsung memasang senyum tulus ketika melihat Misa. Ia membungkuk untuk mensejajarkan dirinya dengan anak manis itu. "Untuk junya? Kalau Misa yang mana?" Tanya Eijun dengan lembut.

Misal menggeleng. "Kata Mama, kan. Cuma boleh beli yang kecil dua, capi pasci junya senang makan colac besal icu. Jadi bial bagian Misa untuk junya laja."

Eijun tertawa renyah, ia mengambil coklat itu dan memasukkannya ke kantong plastik bening yang diperuntukkan untuk barang yang belum dibayar. "Misa, ambil lagi yang sama, sana."

Anak itu berbinar mendengar perkataan Eijun. Ia berlari lagi ke rak dan berusaha lagi mengambil coklat yang sama.

Seto yang -tercengang melihat senpainya itu sepertinya sudah punya keluarga, tapi bagaimana bisa anaknya sudah hampir dua tahun. Hai, mana ada bayi usia di bawah satu tahun bisa bicara dan berjalan, kan?

Eijun mengambil kedua kantong plastik yang ditaruh di sisi kiri dan kanannya. Ia berdiri dengan kedua tangannya penuh. Eijun memiringkan kepalanya. "Misa, tak bisa menggapainya? Lalu bagaimana caramu mengambil yang satu itu?"

"Ah, aku yang mengambilnya. Senior, tak masalah, kan?" Seto tersadar dari keterkejutannya, ia melirik Okumura yang juga terkaget dengan situasi ini tapi sahabatnya itu tetap saja dingin dengan tatapan tajam.

Eijun tersenyum yang terlihat tak tulus. "Tidak masalah, kok. Terimakasih malah mau bantu Misa."

"Mama, angkat Misa, dong... Misa ga bisa ngabil." Rengek anak perempuan itu dengan mata besar menatap Eijun, sedangkan yang ditatap makin salah tingkah. Ia ingin menaruh kedua kantong plastik berlanjaannya lagi namun Okumura menghampiri Misa, ia tersenyum cukup manis.

"Biar, kakak yang mengangkatmu." Kata Okumura sambil mengangkat batita manis di ketiaknya.

"Eh, Okumura. Tak perlu, biar aku yang mengambilkannya" Eijun berkata dengan panik, tak enak dengan junior smanya, dan rasanya canggung dengan para junior yang sekarang jadi teman seangkatan di universitas. Eijun tak mengerti kenapa tiga orang berbakat dalam baseball masuk universitas yang tidak terlalu fokus dalam olahraga, ini tidak seperti harapannya.

"Tak masalah, Senior Sawamura." Okumura berkata dengan datar, ia hanya ingin membantu anak manis ini.

Misa mengambil coklat yang sama seperti Seto ambilkan untuknya. Sesudah itu Misa diturunkan dengan perlahan Okumura. "celimakalih kakak." Kata Misa dengan ceria. Anak manis itu lalu berlari kembali pada Eijun.

"Mau ma-... Aku gendong sini." Eijun menaruh kantung belanjaannya, membungkuk dan menyuruh Misa menaiki punggungnya, anak perempuan itu menurut dengan senang hati, tubuh kecilnya menaiki tubuh pemuda dua puluhan itu dengan kakinya bertumpu pada telapak tangan Eijun yang disatukan. Eijun dengan susah payah berdiri sambil menahan Misa yang sudah memeluk lehernya dengan satu tangan yang penuh belanjaan.

"Biar kami bantu Senior? Itu berbahaya untuk adik kecil ini." Seto berkata, ia mengambil kantong plastik yang ingin diraih Eijun di lantai. Eijun terlihat kaku namun masih tersenyum.

"Terima kasih... tapi tak masalah kok, ini sudah biasa jadi jangan khawatir." Eijun ingin mengambil tas berlanjaannya tapi Seto tak mau menyerahkannya.

Single parent EijunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang