Sentuhan Memori

769 77 16
                                    

#cerbung_aliyanthi
Memori Kita
Part 14
.
.

Sentuhan itu begitu terasa, keduanya terlena hembusan angin yang melewati. Senja semakin pekat. Keduanya terbuai kehangatan yang tak ingin lepas. Meski sempat berhenti, namun bibir itu kembali beradu saling memainkan satu sama lain. Arka Bisma dan Anda Lusia mereka benar-benar terlena.

"Hentikan Arka," ungkap Anda sambil mendorong pria itu

"Kenapa?"

"Aku masuk duluan," Anda begitu saja meninggalkan Arka disana. Arka melihatnya dengan rasa bersalah. Namun ia pun merasa bahagia. Kejadian itu tidak disangkanya.

Arka mengangkat kepala dan menarik nafasnya.  Ia memandangi mentari yang mulai tenggelam. Desahan nafas Anda masih terasa hangat di bibirnya.

"Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini," lirihnya.

Ia menyusul Anda Lusia yang begitu cepat meninggalkan dan masuk ke kamarnya segera. Arka mencoba tenang, ia sadar apa yang telah mereka lakukan sungguh tidak terduga. Tapi ia pun merasakan Anda begitu menikmatinya.

Sementara itu, Anda menutup pintu kamarnya. Jantungnya masih berdegup kencang. Ujung jarinya mengelus  kedua bibir yang masih terasa hangat. Anda tak henti memejamkan kedua matanya sambil menyenderkan diri di balik pintu dan mengingat kejadian tadi.

"Aku menikmatinya Arka, tapi itu kesalahan. Aku tidak tahu kenapa aku membiarkannya terjadi," gumamnya. Anda mencoba menenangkan diri.

Arka masih duduk di kursi, ia terdiam dan matanya berbinar. Berpikir Anda Lusia pasti akan membencinya.

"Bodoh, bodoh," ucapnya sambil memukul kepalan tangan di kepalanya.

***

Malam menghampiri, namun keduanya belum bersua. Arka di ruang makan, sedang Anda Lusia masih di kamarnya. Ia belum keluar sama sekali. Arka merasa serba salah harus menyusul gadis itu ke kamarnya atau tidak. Ia sudah menyiapkan makan malam untuk mereka

Benar saja, sudah beberapa waktu namun Anda Lusia tidak juga keluar dari kamar. Arka menyantap makan malam sendiri. Ia selesai dan mencuci piring nya. Terdengar langkah kaki. Arka menghentikan basuhan air yang mengalir.

"Anda pasti mau makan, tapi aku tidak berani menoleh," ujarnya dalam hati. Saat Arka selesai dengan yang dilakukan ia terkejut karena Anda sudah dibelakangnya.

" Maaf, aku mau cuci tangan," ucap Anda. Jantung Arka masih tidak karuan. Ia bergeser ke samping dan membiarkan Anda mencuci tangan di wastafel. Meski ia tidak sanggup berbicara tapi ia senang Anda tidak mendiamkannya.

"Simpan saja makanan nya, aku tidak nafsu makan. Aku mau istirahat lebih dulu Arka," sambil tersenyum Anda langsung meninggalkan Arka dan menuju kamarnya.

Arka tidak nyaman dengan sikap Anda, ia akhirnya mengejar gadis itu dan menarik tangannya.

"Tunggu Anda, ini waktunya makan malam, sebaiknya kamu makan lebih dulu," pintanya. Anda terdiam, dia tidak menyahut. Arka menatapnya namun Anda memalingkan wajah.

"Aku mengantuk aku mau tidur." Ucap Anda sambil melepaskan genggaman Arka.

"Kamu benci dengan saya, karena kejadian tadi?" Akhirnya Arka bertanya. Anda justru tersenyum.

"Boleh aku ke kamar sekarang?"

"Jangan membuat saya merasa bersalah Anda, apalagi dengan kamu bersikap seperti ini. Saya semakin tidak karuan." Anda mendekatkan dirinya, ia memegangi pipi kiri Arka Bisma.

Memori KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang