Kembali

819 69 14
                                    

Memori Kita
Part 15

***

Pagi kembali. Anda membuka jendela kamar, tubuhnya masih berselimut dan merasa kedinginan. Arka mendekati dan memeluknya dari belakang. Kini kehangatan kembali terasa oleh keduanya.

"Maafkan saya Anda, saya tidak perduli kamu membenci saya atau tidak. Tapi semua ini begitu berarti," bisik Arka.

"Jangan berkata begitu Arka. Aku tidak mungkin membenci pria yang aku cintai, ini kemaun ku juga. Maaf."

"Apa kita akan terus seperti ini?" Tanya Arka

"Aku tidak tahu, tapi ini pasti menyakitkan jika kita teruskan. Aku tidak ingin egois Arka," jelas Anda Lusia.

"Seandainya kita tidak bertemu, mungkin ini tidak akan terjadi."

"Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Atau jika memang Tuhan ingin terus kita kembali bertemu, anggap kita tidak pernah sedekat ini," jelas Anda. Arka terkejut dengan ucapannya.

"Kamu selalu begitu Anda Lusia. Bernegosiasi sendiri tanpa memikirkan orang lain, apa kita bisa seperti itu?. Saling acuh dan berpura pura tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita. Apa hati harus terus berbohong tentang perasaan masing-masing," Anda melepaskan pelukan Arka dan berbalik sambil menatapnya.

"Bertahun tahun kita bisa memendamnya, Mungkin itu yang terbaik Arka. Benar kan?" Ujar Anda Lusia.

"Sepertinya saya tidak rela jika nanti kamu harus bersama orang lain Anda Lusia." Lirih Arka Sambil mengecup kening gadis itu. Anda tersenyum tipis. Ia tahu apa yang ia lakukan salah.

***

"Akhirnya sampai, kita mau kemana lagi nih. Berlayar cuma sehari, padahal udah bayar mahal," ujar Atta sambil memeriksa tas kecilnya.

"Iya, sampai buat nyari Anda Lusia belum sempat. Malah enak enakan kita nih. Jadi ngerasa bersalah. Kangen banget sama tuh anak. Ayo dong Neng... cepet ketemu," Timpal Ivan.

Mereka sampai di sebuah wisma dan berhenti disana untuk istirahat dan makan siang.

'SELAMAT DATANG DI WISMA ARYA'

Terlihat tulisan tersebut di gerbang pintu masuk. Ivan dan Atta terpukau dengan keindahan wisma tersebut. Driver memarkirkan mobil. Mereka keluar dari mobil.

"Sumpah ini tempat bagus banget, Eyke suka arsitekturnya. Anda Lusia pasti suka banget sama nih tempat."

"Udah yuk! masuk, udah lapar nih Eyke," ajak Ivan.

"Nggak sabaran amat sih, Eyke juga lapar kellez." Mereka duduk di kursi dan memesan makanan ketika pelayan menghampiri.

"Nginep disini aja yuk!, Eyke suka pemandangannya. Bosen di Nirwana Resort. Pindah kesini aja mau nggak?"Tanya Atta.

"Nggak masalah sih, tapi kita izin dulu ke si ayah. Bilang aja kita nyari Anda Lusia disini terus bilang juga kalau kita sempat ketemu tuh anak, gimana?. Yakin si ayah pasti izinin," terang Ivan.

"Setuju," jawab Atta. "Lagipula wisma ini nggak begitu jauh dari hotel kita sih," tambah Atta. Akhirnya Ivan coba menelpon seseorang, beberapa menit kemudian ia memesan kamar.

"Udah, Eyke udah pesen kamar. Si ayah izinin kita nginep disini. Tapi semalam aja katanya. Besok harus balik ke Nirwana hotel."

"Ya udah, besok kita balik ke hotel sana," ucap Atta. Pelayan datang dan membawa pesanan makanan mereka. Ivan dan Atta merasa senang dengan pelayanan di wisma itu.

Memori KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang