#cerbung_aliyanthi
Memori Kita Part 22"Tolong jawab yang jujur Anda Lusia, jangan membuat saya terus bertanya nantinya." Arka sedikit meninggikan nada suaranya. Anda masih terdiam, ia tidak menjawab. Kemudian ia berbalik kembali menghampiri Arka dan membisikkan sesuatu padanya.
"Iya, Rindu anak kita. Anak kandung kita."
Anda Lusia tersenyum tipis, bulir bening di matanya mulai berjatuhan.Seketika Arka Bisma terkejut dan merasa sesak di dada. Ia menoleh ke arah Anda Lusia yang berada di sampingnya. Matanya berbinar dengan bulat. Anda perlahan coba meninggalkan Arka sendiri dan kembali ke rumah sakit. Sedangkan Arka masih diam mematung dengan perasaan tidak menentu
***
Di rumah sakit. Anda tiba di ruangan Rindu. Terlihat kak Dona yang tertidur pulas sembari menunggu anak itu. Anda begitu terharu dengan perhatian yang diberikan kakaknya.
Anda Lusia menghampiri dan menatap Rindu yang masih terbaring"Cepat bangun sayang, banyak orang yang menunggu kamu. Cerianya kamu, nyanyian kamu, juga dentingan piano yang selalu dimainkan. Mama kangen semua itu. Rindu cepat sadar dan bangun ya sayang. Rindu pasti kuat." Ucap Anda yang tanpa sengaja air matanya jatuh dan membasahi kulit tangan anaknya.
Anda mengusap kening dan mengadukannya bersama kening Rindu. Dengan tangisannya ia berbisik.
"Papa kamu disini Nak, Rindu sudah bertemu Papa Rindu yang sebenarnya sekarang. Dan sudah menolong Rindu kemarin." Tanpa sengaja jari jemari Rindu bereaksi setelah mendengar ungkapan Anda Lusia. Anda merasa bahagia. Ia berpikir jika Rindu akan sadar.
"Kak Dona, bangun kak. Rindu sepertinya akan sadar kak." Anda membangunkan kakaknya keras. Dona pun terkejut melihat kondisi Rindu yang mulai membuka matanya.
"Ya Tuhan, Rindu sadarkan diri Anda Lusia."
"Iya kak tolong panggilkan suster."
"Iya kamu tenang ya." Dona memanggil suster jaga. Anda merasa bahagia melihat Rindu perlahan membuka matanya.
"Ma---ma.." Sahut Rindu pelan
"Iya Nak, ini Mama. Rindu udah bangun akhirnya."
Tanpa Anda Lusia sadari dari balik jendela kaca ruangan, sosok Arka Bisma memandangi mereka berdua. Arka meneteskan air matanya. Ketika Dona dan suster datang, ia justru berpaling dan membalikkan badannya. Dona sempat menolehkan wajahnya dan melihat ekspresi Arka Bisma.
"Arka masih disini, kenapa ia tidak masuk?" Tanya nya dalam hati.
Malam itu, akhirnya Rindu sadarkan diri. Semua merasa bahagia. Dokter memberi tahu jika kondisi Rindu membaik dengan signifikan. Anak itu sangat kuat. Anda menemani hingga malam makin larut. Dona coba menelpon Papi juga suaminya di sudut luar ruangan ingin memberi tahu kondisi Rindu. Seketika Arka masuk dan menemui Anda Lusia juga Rindu. Anda tersenyum padanya. Arka menghampiri Rindu yang sejak tadi menatapnya aneh.
"Om ini siapa? Tanya Rindu polos
"Rindu tenang ya, ini temannya Mama. Temannya Uncle Dani juga."
"Oh, om kenal Uncle Dani juga?"
"Iya, Om kenal."
"Kenapa mata Om merah, Om ini menangis ya Ma?" Rindu terus bertanya, Anda tidak mampu menjawabnya. Arka semakin tidak kuat menahan diri. Ia mendekati Rindu dan mengelus rambut juga mencium kening nya."
"Aku udah sembuh Om, pasti Om sedih kayak Mama karena aku baru bangun ya?"
"Iya sayang."
"Sebaiknya kamu pulang Arka, sebentar lagi kak Dona masuk. Aku tidak mau dia melihat kita seperti ini." Ujar Anda
KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Kita
RomanceCinta yang tak bisa menyatu karena dinding pembatas yang begitu tinggi antara Arka juga Anda. Namun takdir mempertemukan mereka dalam karya bersama. Setitik rasa yang hadir sempat hilang karena sadar akan keadaan masing-masing.Arka yang sudah memili...