#cerbung_aliyanthi
Memori Kita Part 19Malam ini entah kenapa hati Arka Bisma begitu gelisah. Ungkapan Kak Devi ketika makan siang tadi terus di ingatnya. Sebuah pesan memang dari Rani dulu, ketika masih di rumah sakit sebelum akhirnya Rani menghembuskan napas
Flashback on
"Aku ingin Adam tidak sendirian dengan mu Mas, aku ingin Adam mempunyai sosok Ibu di sampingnya. Sepertinya Audy bisa kita andalkan Mas."
"Kamu berkata apa Rani?, tidak ada yang bisa menggantikan kamu sebagai ibunya Adam."
"Aku tidak akan bertahan Mas, aku tidak ingin melihat putra kesayangan kita rapuh dan larut dalam kesedihan. Kamu harus kuatkan dia ya Mas Arka. Waktuku mungkin sebentar lagi."
"Cukup Rani!, Saya tidak ingin kamu berkata yang tidak tidak. Jangan begitu." Arka mulai berkaca-kaca. Rani terlihat pucat. Lelaki itu mengusap kening istrinya hangat. Suasana menjadi sendu.
"Aku mohon Mas, nikahi Audy nanti. Jadikan dia ibu sambung untuk Adam. Berikan surat ini untuk Kak Devi ya, kamu tidak boleh membacanya." Arka mengambil sebuah amplop yang diberikan Rani padanya dengan mata berlinang. Arka terus menggenggam erat tangan Rani.
Hening
Tiba tiba tak terdengar suara lagi, Arka menatap istrinya dalam. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa Rani tergulai begitu lemah. Ia panik dan memeluknya kemudian memanggil dokter. Tak menunggu lama Arka yang berada di luar ruangan ICU bersama putra juga kakak perempuan dan sahabatnya Audy harus menerima kenyataan bahwa akhirnya Rani sudah tidak dapat bertahan hidup.
"Mama...!" Adam berteriak histeris. Semua terkejut, Arka seolah hancur namun ia berusaha tegar. Air matanya tumpah ketika kain putih menutupi seluruh tubuh sang istri. Kenyataan yang begitu pahit harus ia dan Adam putranya terima.
Beberapa waktu setelah kepergian Rani, Adam sempat tidak memiliki semangat. Tapi Arka, Kak Devi juga sahabatnya Audy tak henti memberikan support juga kasih sayang mereka pada Adam, hingga Adam pun kembali semangat jalani hari. Usianya yang baru sepuluh tahun ketika Rani meninggal. Usia cukup untuk seorang anak yang begitu ingin diperhatikan ibunya, apalagi Adam begitu menyayangi sang ibu.
Kini dua tahun berlalu, usia Adam menginjak dua belas tahun. kedekatan Adam dan Audy sungguh tidak di sangka. Meski Arka menyukainya namun ia begitu ragu untuk mewujudkan keinginan terakhir Rani untuk menikah dengan Audy.
"Kakak tahu, kamu hanya menganggap Audy sekedar sahabat. Tapi setidaknya tolong pikir dan renungkan pesan terakhir Rani, ia juga menulis surat untuk kakak dan memberi tahu keinginannya itu. Tidak ada salahnya kan, kamu coba dengan Audy. Lihat, mereka begitu akrab. Sepertinya Audy tulus memberi perhatian pada Adam. Mungkin Audy menaruh hati padamu Arka." Jelas Kak Devi. Arka tidak menjawab, ia hanya terpaku memandangi putranya Adam yang tengah belajar bersama ditemani Audy.
Flashback off
.
.
.Sungguh pesan yang berat untuk dilakukan, Arka tidak tahu harus bersikap bagaimana. Yang ia tahu dirinya memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap Audy, hanya sekadar sahabat. Baginya Audy sangat baik, perempuan cantik pula. Tapi entahlah, mungkin cinta itu memang tidak ada. Arka menghela napas, "ya Tuhan, semoga saya bisa melewati semua ini." Ungkapnya. Ia pun bergegas memejamkan mata dan coba kembali tidur. Malam ini begitu dingin meski bintang dan Purnama bersinar terang.
***
Keesokan harinya, Anda begitu gesit mempersiapkan semua keperluan putrinya Rindu. Hari ini ia dan Dani akan mengantarkan Rindu ke tempat les privat. Papi dan Kak Dona menemani anak itu di belakang halaman. Mereka sangat menyayangi Rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Kita
RomanceCinta yang tak bisa menyatu karena dinding pembatas yang begitu tinggi antara Arka juga Anda. Namun takdir mempertemukan mereka dalam karya bersama. Setitik rasa yang hadir sempat hilang karena sadar akan keadaan masing-masing.Arka yang sudah memili...