1. Obrolan Gadis Kampus

20.6K 146 1
                                    

Tidak ada yang lebih menyebalkan selain mendengarkan Profesor Simbologi menjelaskan mengenai simbol-simbol kuno yang ada di Mesir. Meg duduk di antara Caitlin dan Sandra yang nota bene adalah teman terdekatnya. Meg menopang dagu sambil sesekali menguap. Ia melirik Caitlin yang sedang menggambar sesuatu, berbentuk abstrak dan tidak jelas, seperti biasa.

Caitlin Fernandez. Si paling tinggi dari Meg dan Sandra. Dia adalah perempuan tak banyak tingkah, tidak juga pendiam. Kulitnya sangat putih, rambutnya pirang dan memiliki manik mata cokelat kekuningan. Meski begitu, Caitlin tidak menderita albino. Tubuhnya kelihatan sangat bugar, meski ia kelihatan sangat kurus. Tinggi badannya yang mencapai seratus tujuh puluh tiga sentimeter, jelas tidak ideal dengan berat badannya yang hanya lima puluh satu kilogram.

Jika dilihat dari gaya berpakaiannya yang sangat keren, Caitlin lebih cocok masuk jurusan fashion designer dibandingkan arkeologi. Tapi, Caitlin bersikeras ingin masuk jurusan ini karena begitu menyukai tokoh fiktif ciptaan Dan Brown, Robbert Langdon. Bahkan, untuk bisa sampai sejauh ini, Caitlin perlu membuktikan kepada orangtuanya jika ia memang cocok dengan jurusan ini. Dan terbukti, nilai-nilainya selama tiga semester berturut-turut selalu bagus. Semua itu berkat bantuan dari Sandra si cerdas.

" Meg, apakah aku akan kelihatan lebih cantik jika punya badan yang sedikit lebih gemuk seperti ini?"

Caitlin berbisik sembaru menggeser bukunya yang berisi coretan tak bermakna. Tapi, Meg dapat melihat keajaiban dari coretan abstrak yang sebelumnya ia lihat. Kini, coretan itu membentuk seorang perempuan yang berdiri membelakanginya. Saat Meg tersenyum takjub dengan salah satu hasil karya temannya, Caitlin justru mengangkat kedua alisnya, seolah bertanya, "bagaimana?". Karena pikirannya terbagi antara penjelasan dosen simbologi dan Caitlin, Meg hanya mengangkat bahu tidak acuh.

" Cait, lihat obat ini. Ulasannyanya bagus-bagus," kali ini, Sandra yang sejak tadi sibuk dengan instagramnya ikut menggeser ponselnya ke arah Caitlin. Menunjukkan sebuah obat penggemuk badan yang menurut ulasan pelanggan, sangat manjur untuk mendapatkan berat badan ideal.

Sandra Walter adalah emas. Dia yang paling cerdas dan kaya diantara Meg dan Caitlin. Perempuan itu punya segalanya. Keluarga kaya raya, kebebasan memilih jalan hidup dan ambisi untuk menjadi pemenang pada setiap tantangan. Bahkan, selama tiga semester sebelumnya, dialah pemegang nilai tertinggi safakultas. Cukup cantik, populer dan berkuasa membuatnya disegani banyak perempuan-perempuan di kampus. Sayang, dia tak terlalu tinggi. Tapi, berkat Caitlin, Sandra bisa selalu tampil lebih tinggi dari aslinya. Dan banyak orang yang mendekatinya. Tapi, Sandra begitu cerdik dan hati-hati dalam berteman. Sandra tidak mau berteman dengan orang sembarangan. Hanya orang yang menurut Sandra baik, maka itulah kepercayaan yang perempuan itu berikan.

" Kalau kau mau, aku bisa membuatmu mendapatkan berat badan ideal, tapi tentu saja waktunya tidak sebentar," Meg berusaha meluruskan otak Caitlin yang mulai bengkok. Bagaimana temannya itu bisa bengong sembari melihat langit-langit ruangan yang tinggi. Meg yakin, Caitlin pasti sedang membayangkan dirinya setelah meminum obat penggemuk badan itu.

Meghan Rodriguez. Si campuran dua benua. Amerika-Eropa. Dia terkenal sebagai si panas dari Barat. Kulitnya yang sawo matang dan memiliki tubuh sedikit lebih berisi, membuatnya kelihatan seksi. Pria mana yang tak meliriknya. Bahkan, mantan pacar Sandra pernah terang-terangan mengatakan mencintai Meg, di depan Sandra dan Caitlin. Jelas Meg menolaknya mentah-mentah. Seperti Sandra, ia juga pemilih. Bedanya, Meg tak pernah memilih orang mana yang akan menjadi temannya, tapi, lelaki mana yang pantas mendapatkan cintanya.

Bagi Meg, arkeologi adalah tekanan. Ia sama sekali tak pernah berpikir akan bertahan di sini hanya karena keinginan kedua orang tuanya yang berprofesi demikian. Untung saja ada Sandra yang sering membantu mengerjakan tugas-tugasnya. Jika ia tidak berteman baik dengan Sandra, sudah pasti nilainya mengenaskan.

Hot And ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang