Hari ini adalah hari paling konyol yang pernah The Hottest Girl lakukan; membolos bersama untuk mempersiapkan acara peragaan busana perdana Caitlin nanti malam.
Rupanya, beberapa bulan lalu, Caitlin mengikuti lomba desain busana dan menang juara dua. Hadiah utamanya adalah uang senilai dua ratus dolar dan bahan pakaian yang dibutuhkan untuk mewujudkan gambar menjadi nyata, piagam penghargaan, serta pameran busana yang akan menampilkan hasil desain dari empat orang pemenang.
Meghan memeluk Caitlin dengan bangga. Dia sangat senang memiliki seorang sahabat yang berbakat. Namun ia miris lantaran Caitlin tidak bisa masuk jurusan yang ia minati karena terlanjur tercemplung ke dalam jurusan Arkeologi yang membosankan.
" Selamat ya." Untuk kesekian kali, Meghan memberi selamat pada Caitlin. Dia juga tersenyum begitu lebar, mengikuti ekspresi ceria sahabatnya. " Jadi ini yang kau lakukan, sampai tidak punya waktu untuk keluar bersama kita?" tanyanya, melirik Sandra yang berdiri di sebelahnya, di depan cermin.
" Maafkan aku, karena sudah berpikiran negatif tentangmu, Cait." Sandra ikut memeluk Caitlin. " Kau tidak jujur kepadaku. Jadi, aku curiga."
" Tidak apa-apa. Aku senang sekali bisa memiliki sahabat seperti kalian."
Andai tahu lebih awal, Meghan pasti akan membantu apapun yang Caitlin butuhkan. Namun, ia sendiri tidak tahu apa-apa.
" Teman-teman..." Sandra melepas pelukannya, membuat Meghan juga melakukan hal yang sama. Kini, mereka bertiga berdiri melingkar. Memusatkan perhatian pada satu orang yang tampak ragu untuk bicara.
" Ada apa?" tanya Caitlin, mulai tidak sabar ingin mendengar kalimat selanjurnya dari mulut Sandra.
" Aku ingin mengundang kalian ke pembukaan kelab malamku." Sandra mengulas senyum tipis. Tampak bimbang untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.
" Kau memulai bisnis kelab malam?" Meghan terkejut bukan main. Lantaran Caitlin sibuk, dialah yang beberapa kali bertemu dengan Sandra. Namun, Sandra tak pernah mengatakan apapun soal itu.
Sandra mengangguk, " sejujurnya, aku mendengarkan perkataan..." ia menghentikan ucapannya, melirik Meghan, lalu membuang napas tertahannya, " Brian saat kami mempersiapkan pesta beberapa minggu yang lalu."
Mendengar nama Brian, Caitlin ikut-ikutan melirik Meghan. " Kau sudah tidak menyukainya, bukan?"
Meghan mengangguk mantap, " kau menyukainya, Sandra?"
Sandra menggigil bibir bawahnya, lalu berkata, " tidak. Aku tahu dia mesum dan terobsesi padamu, Meg. Mana mungkin aku menyukai lelaki seperti itu?"
" Kalau kau punya pandangan berbeda, tidak apa-apa." Meghan mengusap pundak Sandra. " Tapi, kusarankan lebih baik kau bersama pria lain yang lebih bermoral."
Sandra tetap menggeleng, " tidak bisa. Aku tidak menyukainya. Tapi, jika boleh jujur... akhir-akhir ini aku dekat dengan..." ia menghentikan kalimatnya cukup lama.
Caitlin tidak sabar, " Dylan, adik mantan kekasihmu, Meg."
Caitlin menutup mulut dengan telapak tangan, tidak percaya.
" Adik Arnold?"
***
Ucapan Sandra yang mengatakan jika dia dekat dengan Dylan menggangu pikiran Meghan. Terlebih lagi, Angel yang belum tiba padahal acara akan dimulai satu setengah jam lagi.
Sejak Angel mengiyakan permintaan Meghan, ia sudah bilang jika hadir minimal dua jam sebelum acara dimulai. Karena akan ada banyak persiapan yang harus dilakukan. Namun, gadis itu sampai sekarang belum tiba juga. Sedangkan riasan Sandra dan Meghan sedikit lagi nyaris selesai.
Meghan menghubungi Alan berkali-kali. Namun panggilanya tak dijawab berkali-kali pula.
" Model yang kau rekomendasikan sudah di mana?" Caitlin yang sedari tadi mondar-mandir di depan pintu ruang ganti mulai cemas. Diliriknya jam pada ponsel. Waktu persiapannya kian sedikit dan Caitlin tak bisa memikirkan siapa yang akan menjadi pengganti apabila model dari Meghan tidak datang.
" Aku belum tahu kabarnya. Dia adik perempuan Alan. Kutelepon tidak diangkat." Setelah mengatakan itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Menampakkan nama Alan di layarnnya. Segera Meghan mengangkat panggialan itu.
" Halo, Meghan. Maaf, mobilku mogok di jalan menuju lokasi." Sambut suara di telepon tanpa basa-basi. " Angel datang bersamaku."
Meghan ikut panik. Ia beri tahu Caitlin jika ada kendala di perjalanan. Lalu, dengan sigap, Caitlin segera menghubungi Nikolas untuk menjemput Alan dan adiknya di lokasi yang diberitahu Meghan.
Meghan ikut panik, melihat Caitlin panik. Namun ia yakin jika semuanya akan berjalan lancar. Angel akan tiba di waktu yang tepat, bukan?
" Teman-teman, ada gladi bersih. Kalian kalau sudah selesai dengan riasan wajah, boleh ke panggung untuk latihan." Caitlin berteriak dari ambang pintu. Lalu, kepalanya menghilang lagi.
" Dia sibuk sekali," bisik Sandra yang sedang mengamati pantulan dirinya di depan cermin, " aku cantik juga," pujinya pada diri sendiri.
" Aku tetap yang paling hot, kan?" Meghan berdiri di sebelah Sandra, ikut mengamati pantulan dirinya yang bergaun merah, berbahan satin mengkilap. Caitlin bilang koleksi gaun paling seksi adalah yang ia gunakan. Gaun ketat semata kaki, berwarna merah menyala. Jelas karakter Meghan sekali.
" Ayo, kita keluar," ajak Sandra, yang dibalas anggukan oleh Meghan.
Mereka berjalan bersisian menuju pintu. Saat selangkah lagi sampai pintu, Meghan terkejut mendapati Angel yang masuk ke ruang rias, diikiuti Caitlin di belakangnya.
" Syukurlah kau sudah sampai, Angel. Aku khawatir sekali." Meghan mengulas senyum lega.
" Kak Alan meyuruhku naik taksi. Katanya, dia tidak boleh mengacaukan ini." Balas Angel.
" Kau adiknya Alan?" Sandra bertanya. Tampak terkejut. Diamatinya wajah Angel dengan teliti. " Matamu cukup kecil..."
Meghan menyela, " ah. Kita harus segera gladi bersih. Ayo, Sandra!" ajak Meghan. Diikuti anggukan dan langkah kaki Sandra.
Tidak sampai setengah jam mereka berlenggok di atas panggung, Angel selesai. Dia tampak cantik dengan gaun putih berenda. Lalu, gadis itu berlatih beberapa kali hingga acara dimulai. Tamu-tamu undangan yang tampak orang pertama ting sudah siap, duduk di kursi masing-masing. Tepuk tangan bergemuruh riuh setelah pembawa acara membuka acara dan mengumumkan pemenang lomba. Caitlin tampak bersinar di atas panggung besar ini. Jelas dia akan lebih sukses dari ini nantinya. Semoga saja begitu. Lalu, sambutan-sambutan setelah itu baru peragaan busana yang memukau. Tepuk tangan tak henti-tentinya terdengar. Mengorbankan semangat pada para model yang berlenggok di atas panggung.
Meghan sedikit gemetar. Ini adalah pemapilan pertamanya. Di ujung ruangan, Alan mengamatinya. Bersandar pada dinding. Lalu, tersenyum simpul sembari mengangkat tangan, seolah memberinya semangat. Meghan menahan senyum. Rasanya, ingin segera berlari ke sana dan memeluk Alan. Sungguh.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot And Cold
RomanceMeghan selalu tampil panas dalam setiap kesempatan. Sedangkan Alan nyaris tak pernah peduli pada apapun. Termasuk Meg. Suatu hari, Meg dan teman-temannya bertaruh untuk mendapatkan cinta Alan. Siapapun yang berhasil akan diberi hadiah menarik minima...