Cavilla pergi untuk menemui Nadine di rumahnya karena Nadine masih merindukan Cavilla sekali. Pergi menggunakan taxi online, akhirnya Cavilla sampai di kediaman Nadine--sahabatnya .
Cavilla membayar taxi dahulu, lalu pergi menuju pintu rumah Nadine dan mengetuknya beberapa kali disertai ucapan salam.
Pintu pun terbuka menampakan sosok perempuan cantik dengan rambut panjang yang wajahnya tengah menggunakan masker.
"Cavilla!" pekik Nadine dan memeluk Cavilla.
"Eh, eh. I-itu masker kamu retak banget loh!" ujar Cavilla sambil mencoba melepaskan pelukan Nadine.
"Apa?! Ayo, masuk aku mau cuci muka dulu deh." Nadine menarik tangan Cavilla agar cepat masuk dan tidak lupa untuk menutup pintunya kembali.
***
"Ohhh, kayaknya gue enggak asing sama yang namanya Liana yang lo maksud deh,"
"Iya? Pernah ketemu?"
Kini kedua wanita itu sedang membicarakan tentang Tevan dan Liana. Karena jujur sejak bertemu Liana kemarin, Cavilla merasa ada yang aneh dan tidak nyaman sebenarnya.
Nadine mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk tanda dia sedang mengingat-ingat suatu hal.
"Oh! Coba nanti lo tanya calon suami gue atau Gio, mereka kayaknya tau siapa Liana," ujar Nadine dan dibalaa anggukan oleh Cavilla.
Cavilla mengeluarkan kotak kecil berisi permen-permen. "Mau?" tawar Cavilla.
"Mau dong!" jawab Nadine dengan semangat.
Mereka akhirnya memakan permen-permen itu bersama-sama.
"Gue rindu masa-masa SMA," celetuk Cavilla dengan raut wajah sedih.
Nadine melirik Cavilla. "Elah, lo kangen si mak lampir?"
Cavilla tertawa mendengar pertanyaan itu. "Kayaknya sih iya deh,"
"Ya udah, mau main ke rumah dia? Atau dia ke sini? Nanti gue bilangin," tanya Nadine.
"Lah, rumah dia kan bukan di sini, jauh say!" ujar Cavilla.
"Oh, iya. Lo kan enggak tau, ya? Tetangga samping gue sekarang dia, sejak dua bulan yang lalu sih," jelas Nadine.
"Ohh, ya udah suruh dia ke sini aja. Gue mager banget soalnya,"
"Dasar, kaum mageran."
Nadine pun menghubungi Tarasya. Masih ingat Tarasya? Yang sudah menghancurkan hubungan Gavino dengan Cavilla beberapa tahun yang lalu? Jika belum silakan baca awal ceritanya dengan judul 'Aku Benci Orang Ketiga'.
Tidak berselang lama Tarasya datang dengan membawa beberapa skincare dan camilan untuk mereka nikmati bersama-sama. Tidak ada kata musuhan atau rival diantara mereka lagi, kini mereka sudah seperti teman dekat.
"Cavilla, lo sama Tevan itu jadian atau gimana sih?" tanya Tarasya yanh penasaran.
"Kenapa emangnya?" Cavilla berbalik bertanya dengan wajah curiga.
"Kalem, enggak ada niatan nikung karena udah ada calon juga," ucap Tarasya yang peka dengan raut wajah Cavilla itu. "Enggak, gue waktu itu liat Tevan sama cewek gitu, tapi entahlah mungkin itu sodara atau gak tau deh, bukan urusan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantas: Squel Aku Benci Orang Ketiga [ON GOING]
ChickLit{Squel Of Aku Benci Orang Ketiga!} This Love->Lantas *** Masih ingat dengan kisah Cavilla? Dia sekarang sudah lulus menjadi seorang sarjana dan sudah kembali ke Indonesia. Kini Cavilla bertemu dengan kawan-kawan lamanya termasuk Tevan. Kisah mereka...