-Kejutan-

97 3 0
                                    

Tevan katanya sedang sibuk berada di rumah sakit, Gavino pun sedang sibuk dengan pekerjaannya yang sudah dua hari ia biarkan. Kini Cavilla hanya ditemani secangkir teh di ruang TV, sembari nunggu balasan pesan dari Boy yang sudah lama tidak dibalas padahal nomornya aktif. Perempuan itu sadar jika ini adalah salahnya karena menerima Tevan di saat dirinya memiliki Boy. Egois.

Cavilla menatap jam yang baru menunjukkan pukul 5 sore. Ibunda dan ayahnya masih berada di luar untuk mendatangi acara keluarga.

Tevan. Tiba-tiba dirinya merindukan Tevan dan memikirkannya, jika dipikir-pikir mereka sudah tidak memiliki waktu untuk bersama lagi walau hanya sekedar berbincang kecil. Teleponnya akhir-akhir ini juga tidak pernah dijawab setelah kejadian terdengar suara perempuan saat itu.

Jujur Cavilla merasa aneh dan berpikir, apakah mungkin jika suara perempuan itu adalah Liana? Ini sungguh merepotkan, ingin merelakan satu hati tetapi ia tak bisa kehilangan orang tersebut apalagi tanpa alasan yang jelas.

Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi beruntun membuat Cavilla membuka handphonenya dan membuka roomchat si pengirim pesan tersebut.

Tarasya

/Send a picture
/Send a picture
/Send a picture
/Send a picture

Gue liat mereka kebetulan pas lagi shopping

Cavilla membuka satu per satu foto yang dikirim oleh Tarasya itu. Dan betapa sakitnya hati dia ketika melihat foto tersebut adalah foto Tevan bersama dengan seorang perempuan yang tak lain adalah Liana. Mereka terlihat sangat dekat di sana.

Lo masih di sana?

Iya, mau gue awasin?

Boleh, gue OTW ke sana sekarang, terus kabarin gue pokoknya

Mall deket RS

Cavilla dengan cepat memesan taxi dan menganti pakaiannya secepat kilat.

***

"Mereka di sana." Tarasya menunjuk ke arah 2 sejoli yang tengah makan bersama di sebuah restoran.

Cavilla menatap mereka dengan perasaan yang sakit sekali di dadanya. Rasanya ia ingin sekali melabrak kedua orang tersebut. Air matanya sudah terbendung dan tidak lama air mata tersebut jatuh membasahi pipi mulusnya.

Terlihat di sana Tevan mengelus pipi Liana dan mereka daling tersenyum. Tarasya menatap iba Cavilla, ia memvideokan kegiatan Tevan dan Liana sedari tadi untuk berjaga-jaga terjadi sesuatu.

"Ke rumah gue yuk! Nanti ajak Nadine juga, lo kan belom pernah ke rumah gue," ajak Tarasya agar menenangkan suasana hati Cavilla.

Tarasya juga perempuan yang paham betul bagaimana perasaan yang Cavilla alami sekarang.

Cavilla menghapus air matanya. Perempuan itu mengangguk tanda setuju dengan ajakan Tarasya itu, karena ia juga ingin mendengar kejujuran dari mulut Tevan langsung nantinya. Ini benar-benar menyakiti hatinya.

***

"Apa?! Gila si Tevan!" pekik Nadine yang mendengar cerita dari Tarasya.

Lantas: Squel Aku Benci Orang Ketiga [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang