[3]. Harapan yang Tidak Diharap

602 137 1
                                    

~Then

"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang." —Andrew Jackson [1767 - 1845]

Tidak ada perjanjian yang mewajibkan mereka untuk selalu kumpul, tapi seakan Tuhan memang mengizinkan buat sama-sama terus, maka Konco Embrio punya kesempatan itu di kantin Fakultas Kedokteran alias tempat kuliahnya Marhan. Estimasi waktu yang mereka miliki sama seperti Bulan Ramadhan yang menunggu jelangnya berbuka, yaitu ketika hari jumat di mana semua mata kuliah berakhir pada pukul tiga sore. Jadi sampai waktu pulang tiba, mereka akan melewatinya bersama untuk menyatukan kegiatan dalam satu cerita yang sama.

Pesanan di atas meja tidak terlalu ramai, soalnya yang ramai cuma isi pikiran Marhan mengenai tugas praktikum. Bahkan dia 'tak sadar isi minumannya sudah ditenggak oleh Lukman yang kehabisan daya mengatur kegiatan organisasi UKM di fakultasnya. Sedangkan Dedi, pria ini anak berbakti jalur olimpiade, banyak ajang kompetisi diikuti, dan banyak juga hasil prestasi mengagumkan yang dia kumpuli. Satu-satunya orang yang pengangguran cuma Hendri, tapi seakan 'tak mau dibilang sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang), dia ikut sok sibuk dengan cara travelling sama sembarangan gadis.

Terakhir yang mereka tahu, Hendri mengunggah keberadaannya di pinggir pantai. Kisarannya satu bulan lalu. Tapi di mata teman-temannya, hal seperti itu bukanlah tema romansa sepasang kekasih melainkan si gembel yang mau bunuh diri. Lukman-lah orang pertama yang mengayomi julukan tersebut, hingga berujung postingannya dihapus oleh Hendri dengan 'tak ditemukan lagi tanda-tanda dia jalan sama cewek.

Mengingat pengalaman Hendri dengan para Srikandi Produk Lokal itu banyak, jujur Lukman juga mempunyai niatan yang terpendam sejak lama. "Bro, gue mau nembak Misha." Ini niatnya. "Tapi lo semua harus udah punya pacar juga." Dilanjutkan dengan ide gila lainnya yang membuat mereka tergemap.

"Lo kesambet, Man? Kalo mau pacaran ya pacaran aja sonoh," ujar Hendri.

"Ya masa gue punya pacar terus lo semua pada jomblo, apa kata Mang Udin, Bro," sahut Lukman. "Lo tak nyantolin cewek lagi gitu, Hen? Atau lo sebenernya diam-diam masih gitu, di belakang kami."

"Cangkem lo. Ini gue udah bosen ngurusin cewek, mana tak modal udah," sahut sang empunya.

"Harga diri di depan Mang Udin sih tak penting," sahut Dedi, "Masalahnya nyari cewek tak segampang kita mengenal Misha."

"Makanya, gue tantang lo semua dalam waktu lima menit bawa cewek ke hadapan gue. Dan lo harus tau tentang dia ... minimal namanya dah," ujar Lukman lagi.

"Sekonyong-konyong omongan lo, Man. Udah kayak ulat berpendar aja, 'tak ya! Gue 'tak ikut. Dikira gampang gitu asal geret anak orang," sahut Marhan akhirnya angkat bicara.

"Anggap aja main, Bro. Udah lama kita 'tak gini, kalo dapat anak FK 'kan lumayan." Lukman menarik-turunkan alis tebalnya.

"Dari sekian banyak ide gila yang lo kasih, ini ide yang paling tak masuk akal, Man," sahut Hendri namun sambil cengengesan. "Lima menit ye, Bro?" tanyanya.

ZELOFOBIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang