[18]. Rasa Misterius Dari Kata Spesial

469 121 1
                                    

~Misterious

Misteri menciptakan heran dan heran adalah dasar keinginan manusia untuk memahami || Neil Armstrong [1930-2012]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misteri menciptakan heran dan heran adalah dasar keinginan manusia untuk memahami || Neil Armstrong [1930-2012]

Terpampang wajah bontot anime Dora di stasiun televisi yang hidup di ruang tengah, dua orang laki-laki yang fokus menyaksikan petualangan gadis cilik berambut pendek itu hampir kehilangan jiwa warasnya karena kesabaran yang menipis. Menonton Dora sama seperti uji kesabaran bagi orang dewasa, tapi jika yang menontonnya orang-orang berumur dua puluh tahunan apa patut disebut sebagai dewasa?

"Ke mana kita?"

"Ke gunung!"

"Ke mana kita?"

"Ke bukit!"

"Bukit apa gunung sih, Man?" Hendri meneki pada sahabatnya yang rebahan di sofa, soalnya sedari tadi hanya dia saja yang heboh jika Dora sudah memberi pertanyaan untuk penontonnya.

"Anjir, ke jembatan rupanya!" Sekarang Lukman tertawa atas kebodohannya sendiri. 

"Jembatan jahanam yang bakal Dora lewati," tambah Hendri.

"Coba tebak, Hen. Jembatan, Jembatan apa yang cocok buat Misha?"

"Jembatan bidadari."

"Bisa tuh."

"Jembatan gantung milik si cantik."

"Bisa juga."

"Jembatan paling sempurna."

"Ya, bisa banget."

"Jembatan ... ini ngapa gue jadi nyebut jembatan yang lo iyain semua? Jawabannya apa?" tanya Hendri bingung.

"Iya, semua hal baik yang lo jawab untuk menggambarkan seorang Misha Anistya."

"Tck, itu sih mau lo aja yang nyuruh gue muji-muji si Misha."

"Nah, itu lo tau jawabannya."

Hendri rasa percakapan mereka tadi sia-sia, tapi dia juga tiba-tiba dapat pencerahan di dalam otaknya. "Lo tau gak, Man? Bagi gue Miranda itu kayak domba," ujarnya.

"Gue aduin lo ke Mira!"

"Aduin aja, wong dia dombaan hati gue."

"Ahannnjjiirr! Bagus juga, bisa tuh kasih gombal buat Misha nanti."

"Yeu, gue mau kasih buat Miranda juga ntar!"

"OEY, YANG TAK SIBUK TOLONG AMBILKAN MINYAK GORENG DI RUMAH GUE!" Teriakan Marhan di dapur membuat mereka bertatapan sebentar.

"Gue lagi memecahkan masalah Dora!" teriak Hendri.

"Gue jadi Both nemenin Dora!" lanjut Lukman.

Tampak sebuah puncak kepala menyembul dari balik pintu dapur, Marhan memasang wajah masam karena dua sahabatnya ini memang selalu dorong-dorongan jika diminta bantuan. Padahal dia sudah susah payah sekuatnya untuk memasak di dapur rumah Dedi, dan hal paling sial adalah sang pemilik rumah ingin makan telur mata sapi saat ini.

ZELOFOBIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang