~Heart
Cara dia ngelihat cinta akan berbeda semenjak patah hati itu || Raditya Dika
✿
"Aku cuma mau meluruskan semua ini sama kamu, supaya jatuhnya enggak kayak salah paham gitu. Kurasa, yang tersakiti bukan cuma kamu atau aku aja." Gadis Surai Riak yang tergerai cantik itu duduk di depan Hoya dengan aura elegannya.
Pantas saja Marhan dan kawan-kawannya betah sama gadis ini, soalnya Misha memang enak sekali dipandang. Seandainya napas yang dikeluarkannya secara bertahap itu punya kekuatan berentitas tinggi, Hoya yakin bunga tercantik di dunia perlu oksigen tersebut untuk proses fotosintesis daunnya.
Semua yang berkaitan dengan Misha seakan punya nilai yang tak bisa ditawar. Atau sebenarnya tidak bisa disandingkan sama apa pun yang ada di dunia ini, itu seperti hanya orang-orang pilihannyalah yang bisa mendekat. Seandainya tidak dari Marhan atau yang lain, mungkin saja Misha yang asing bukan sosok mudah untuk diajak bicara. Bahkan dia yang minta momen begini --setelah apa yang sudah terjadi kemarin-kemarin --tepat di hari Hoya sedang luang-luangnya.
"Marhan enggak suka sama kamu, 'kan?" Pertanyaan di antara mereka membuat mata Hoya dadakan melebar. "Kamu tau Marhan suka siapa?" tanyanya.
"Gue enggak perduli," jawab Hoya.
"Tapi tau?"
"Tau. Dan gue enggak perduli."
"Kenapa?"
"Karena gue suka dia."
Misha berusaha tabah meski Hoya sama mengesalkannya seperti lebah. Kalau saja bersarang di sini, sudah dia lempari batu atau membakarnya. Itu sama juga layaknya bagaimana nuansa hati yang terelung di diri Misha, dia benar-benar merasa gerah. Bibirnya jadi kelu sekali. "Kenapa harus Marhan?" Gadis itu tertunduk.
Hoya juga tahu kalau Misha pasti sudah memikirkan kesempatan ini beribu-ribu kali. Pasti tidak mudah untuk mengambil keputusan, bahkan menyampaikan isi hati bukanlah perkara yang sepele. Semua menyangkut emosi, kumpulan beban yang terkomposisi, juga bagaimana mengatur waktu yang pas supaya tak keburu basi.
Lagian tidak ada yang jahat di antara mereka. Semua sama-sama dalam kondisi tersakitinya masing-masing. Hoya pikir akan sia-sia jika ujungnya saling menyalahkan. "Itu juga pertanyaan yang sama dari gue, kenapa harus Marhan? Di antara banyaknya cowok yang gue temui, kenapa gue harus suka sama orang yang ternyata punya masalah asmara serumit ini. Seharusnya gue mengaku terbebani, tapi untuk Marhan, gue bener-bener ikhlas menjalaninya."
Di antara banyaknya bagian keripik udang yang ada di atas meja, hanya Hoya yang banyak memakan itu sambil bicara. Sementara Misha tampak tak selera hingga minuman teh kotak di depannya saja belum ditusukkan sedotan sama sekali. Begitu juga tentang banyaknya kesempatan-kesempatan bersama Marhan yang Misha sumbangkan pada Hoya. Ujungnya sudah terlanjur sejauh ini, bahkan meski dia sudah menyadari ada yang aneh sejak awal, dia tidak mungkin menagih apa yang sudah Hoya makan untuk dikeluarkan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZELOFOBIA✓
Teen Fiction[R E - P U B L I S H | ft. Mark Lee] Fobia terhadap rasa cemburu. ❝Ada satu kalimat tantangan berinisial kata romansa yang berujung nestapa.❞ ©tata2021