[15]. Koaksi Rasa yang Campur Aduk

477 121 9
                                    

~Sick

Tidak ada sesuatu pun yang pernah berhasil dengan baik jika pelaksanaanya tidak di bantu dengan semangat yang kuat || Friedrich Nietzshe [1844-1900]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada sesuatu pun yang pernah berhasil dengan baik jika pelaksanaanya tidak di bantu dengan semangat yang kuat || Friedrich Nietzshe [1844-1900]

Tidak ada perjanjian yang bersua di antara mereka, perkumpulan inipun terjadi di luar perancangan siapa-siapa. Secara terpaksa berkedok perencanaan yang sehat, biasanya Dedi harus bersusah payah menyusun agenda buram yang diidekan oleh Lukman agar bisa direalisasikan. Lalu Marhan hanya tim pendukung di mana dia bertugas mengendalikan Hendri supaya pemikirannya, tindakannya, dan juga pencapaiannya bisa sejalur dengan apa yang mereka mau.

Terkadang, memutuskan berkumpul di mana pun sudah jadi pembahasan yang akan memakan waktu beberapa jam sampai akhirnya mampu mendapatkan keputusan bersama. Dan masalah yang biasa terjadi adalah, Hendri yang terkadang terlambat, Hendri yang terkadang pelupa, Hendri yang terkadang salah tempat, atau Hendri yang terkadang minta disleding dijenggal seperti ulat keket karena kelakuannya yang memang kadang-kadang ngeselin kalau di luar pantauan teman-temannya.

Alias, Hendri orang yang paling susah diatur kalau soal kumpul-kumpul.

Namun hari ini, sebuah peradaban baru pun terjadi. Yang pedengan bisa-bisanya, Hendri hadir tanpa harus diinstruksi terlebih dahulu. Di mana pada pinggiran jalan raya yang masih kosong, mereka duduk berjajar menghadap sang surya yang pelan-pelan keluar di balik selimutnya. Padahal tempat tujuan yang mau mereka sambangi belum buka sama sekali, pun meski kirana kuning keperakan dari objek tata surya terbesar di hadapan mereka sudah tidak dalam posisi tidur lagi.

Sebuah ponsel pintar dengan fitur komunikasi baik telepon, SMS ataupun WhatsApp sama sekali tidak dijalankan sedetik pun. Grub dengan nama Pejuang Mangga Pak RT pun tidak mempunyai tanda-tanda kehidupan seperti mereka sudah keluar saja dari sana.

Sebenarnya Marhan bingung, apalagi Lukman yang pulang begitu saja dengan alasan sangat merasa kesakitan setelah berkelahi dengan Angga. Dia juga sempat menanyakan di mana letak sakit tersebut, dan jawaban yang diberi cukup membuatnya bingung karena Lukman menepuk pelan bagian dadanya.

Karena percakapan tidak ada, maka janji juga begitu. Seakan sama seperti mencari letak hilal, Marhan bingung setengah mati karena tingkah sahabat-sahabatnya yang sangat berbeda. Meski dia tahu apa yang terjadi, 'tak lupa dia mengucapkan syukur pada Tuhan karena para Konco Embrio hadir di sini.

Pagi tadi Marhan memutuskan berangkat jam lima selepas sholat subuh, dan tidak diduga bahwa ketiga sahabat yang lain juga sudah menyapa jalanan aspal di depan rumah masing-masing. Adegan pergerakan mereka pun berbarengan, di mana refleksi kepalanya kompak menoleh pada Marhan yang sedang menutup pagar kayu setinggi dadanya. Meski setelahnya kehampaan tetap menyelimuti kebersamaan mereka dalam perjalanan menuju warung bakso Mang Udin.

"Loh? Sudah pada di sini?" Suara Mang Udin yang baru datang bersama sepeda motor Supra warna hitam yang sudah mati menjadi tontonan mereka.

"Mang, mau ngapain?" Lukman buru-buru bangkit dan mendatangi yang punya warung, begitu juga sama yang lain ikut menggerumuli pria berusia empat puluh tahunan itu.

ZELOFOBIA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang