Pusing Gue

14 6 12
                                    

Berduka cita atas kapal D yang karam, akhirnya D memutuskan untuk merombak habis part ini, harusnya uwu jadi ambyar. Bayangkan D bela-belain gak makan buat bikin ini cerita akhirnya ... tetap 'Dia' gak peka. Dah lah, kukasih narasi panjang baru nyaho kalian 'berdua'😔

 Dah lah, kukasih narasi panjang baru nyaho kalian 'berdua'😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini diminum dulu." Grama keluar dengan membawa nampan berisi dua gelas teh hangat tanpa gula.

Dia lupa untuk mengatakannya, hingga saat Ardi meminumnya, alisnya menyatu karena rasa pahit yang dicecap lidahnya.

Grama yang melihatnya sampai meringis merasa bersalah. "Pahit banget, ya?" tanyanya, "sorry, gue kebiasaan enggak kasih gula."

Ardi tersenyum maklum, sebelum berkata, "Rada enggak biasa aja, tapi enggak apa-apa."

"Gue ambilin gula deh." Grama hendak bangkit kembali dari duduknya, tetapi Ardi justru menahan tangannya. "Enggak usah."

Anjir! Apaan banget matanya!

Kenapa bisa Grama terpaku pada tangan yang menyentuhnya.

Melihat arah pandang Grama, Ardi pun menarik tangannya. "Maaf, gue enggak maksud lancang."

Seharusnya Grama berkata, tidak apa-apa. Bukan ....

"Lo bilang lo suka sama Lesta, gue bantu lo buat deket sama dia, mau gak?"

Apa-apaan itu Grama!

Grama merutuki dirinya.

Tak disangka, Ardi justru tergelak mendengar tawarannya.

"Gue emang bilang sayang sama dia, tapi gue enggak minta dia buat balik sayang sama gue kok."

Grama mengatupkan bibirnya.

Kelabilan Ardi dan Lesta itu cocok banget sumpah! Jodoh kali, ya. Pikirnya.

"Soalnya dia juga biasa aja," lanjut Ardi.

Rasanya Grama ingin menyiramkan bensin pada Ardi agar laki-laki itu memiliki semangat untuk ngegas gitu. Karena bagi Grama jika kelabilan keduanya dipelihara, bisa-bisa dia jadi orang keti ....

Big no!

Grama tidak berniat melanjutkannya.

Kenapa sih, dia harus terlibat dengan orang-orang yang memiliki tawa yang terdengar mengalun indah, dan sama-sama labilnya!

Kalau dia kecanduan tawanya, bagiamana?

Astaga! Jangan sampai, ya!

Itu hanya akan menambah daftar kekonyolan di hidupnya.

"Tapi kalau lo mau bantu, ya ... silahkan." Ardi tersenyum menatap hujan, dan Grama menyesal telah menoleh melihatnya.

Saat ini keduanya lagi-lagi terdampar di teras rumah Grama, pada akhirnya Grama ikut juga dengan Ardi karena angkutan umum tiba-tiba penuh semua, dan hujan turun tepat saat mereka sampai di rumah Grama.

No Crush No Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang