Bab 13

191 53 4
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🙂

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA DI KASIH YA DAN BANTU SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK BACA ZEAN DAN DHIFA 🍋
.
.
.

~78 : 8~

"Dan kami menciptakan kamu berpasang-pasangan."

~Caca🍋
.
.
.
.

Sakha dan Nico kembali ke penginapan setelah selesai bertemu dengan Zean.

"Kalian dari mana? Kami sampai khawatir kalian pergi gak bilang-bilang," ucap Kevin.

"Tadi nemenin Nico ke supermarket sebentar, iya kan Nic?" tanya Sakha menyenggol lengan Nico.

"Iya, mending kita semua istirahat. Biar besok puas-puasin jalan-jalan di pantai nanti,"

Mereka semua pun setuju dan pergi ke kamar masing-masing, Nico menatap Dhifa yang berjalan dengan tatapan kosongnya.

"Gue gak bisa ngelakuin apa-apa, hanya bisa berdoa semoga semuanya akan berakhir baik," ucap Nico menatap kepergian Dhifa.

🍋🍋🍋🍋

Waktu menunjukkan jam 2, Zean bangun dan bergegas mengambil air wudhu karena 1 jam lagi dia akan mulai melakukan pelatihan percobaan berperang di hutan selama 3 hari dengan anggotanya yang lain.

Setelah selesai shalat tahajud, Zean menengadahkan tangannya berdoa.

"Untuk semua harapan, aku titipkan pada mu Ya Allah dan aku tak tau lagi sekarang, apakah cinta yang membuat ku terus mendoakannya atau doa yang membuat ku terus mencintainya. Pertemukan kami berdua Ya Allah di titik terbaik menurut takdir,"

🍋🍋🍋🍋

Tiga hari berlalu ...

Selama 3 hari mereka menghabiskan waktu liburan dan sangat menikmatinya, tak terkecuali Dhifa. Diluar dia memang terlihat senang dan menikmati liburannya tapi sebenarnya pikiran Dhifa tak henti memikirkan Zean dan bertanya-tanya apakah Zean sudah melupakannya.

Dhifa duduk sendirian di akar pohon yang besar sambil menatap Kafka dan Kafiyah yang bermain bersama Sakha dan Adista.

"Woy ngelamun aja di sini, gak ikut main?" tanya Nico datang menyerahkan minuman pada Dhifa.

"Males, mau diam aja. Kalo Kak Nico mau main, main aja sana," jawab Dhifa dengan wajah murungnya.

"Masih kepikiran Zean?"

Pertanyaan itu mengalihkan pandangannya Dhifa menatap Nico.

"Kok tau?"

Nico tersenyum tipis, "Jelas gue tau, siapa lagi yang bisa bikin lo kek gini,".

"Jangan terlalu di pikirin kata Zean, dia gak lupa sama lo kok. Waktu di supermarket itu, dia emang gak liat," ucap Nico lagi.

"Kak Nico udah ada ketemu Zean lagi?"

"Ada tapi cuma sebentar aja, soalnya dia udah pergi pelatihan di pedalaman hutan," jawab Nico.

"Dan hari ini ulang tahun lo, masa gak seneng. Sia-sia dong liburan kesini kalo lo gak seneng," sindir Nico.

"Iyadeh Kak, gue kesana dulu main sama Kafka dan Kafiyah,"

Dhifa pun pergi bergabung main dengan Kafka dan Kafiyah yang main istana pasir.

"Dhifa udah gabung main sama Adista?" tanya Abian.

"Udah, kita pergi sekarang?"

"Sekarang aja, mumpung Dhifa udah sibuk main. Kita pergi sekarang biar dia gak curiga," sahut Kevin yang baru datang.

Tak lama Sakha dan Vio pun datang.

"Udah lengkap, yuk kita pergi nemuin Zean." ucap Sakha.

Mereka semua pun pergi ke tempat yang sudah di tetapkan untuk bertemu, sekitar 15 menit berjalan. Mereka pun sampai di tempat yang di sana sudah ada Zean menunggu.

"Gimana menurut kalian? Bagus gak tempat ini nanti untuk ngasih kejutan untuk Kak Dhifa?" tanya Zean.

"Bagus, baru tau gue ada tempat sebagus ini. Mereka siapa?" tanya Nico menatap dua tentara di belakang Zean.

"Biar gue kenalin diri kita, gue Putra dan ini Ravin. Kami teman sekamarnya Zean." ucap Putra.

"Mereka akan bantu juga nyiapin, jadi ayo kita mulai siapin semuanya untuk kejutan Kak Dhifa."

Malam harinya, Dhifa heran kenapa tidak melihat Sakha dan yang lain dari siang tadi.

"Dis! Sakha sama yang lain lo tau pergi kemana?" tanya Dhifa.

"Gak tau juga, bisa minta tolong temenin Kafka dan Kafiyah dulu? Aku mau manggil Nafisa, Zahra dan Laras."

Adista pun pergi meninggalkan Dhifa dengan Kafka dan Kafiyah, Dhifa merasa ada yang aneh karena tumben Adista tidak khawatir Sakha dan yang lain belum pulang sampai malam.

Tiba-tiba lampu padam, Dhifa panik di tambah dengan menangisnya Kafka dan Kafiyah makin membuat Dhifa panik.

"Dedek Kafka dan Dedek Kafiyah tenang ya, bentar lagi lampunya nyala kok,"

"Aduh! Adista sama yang lain mana sih, lama banget sih kembalinya," keluh Dhifa.

Derap langkah kaki membuat Dhifa terkejut dan tiba-tiba ada yang menutup matanya dan mengambil Kafka dan Kafiyah di gendongannya, membuatnya berpikir ada seorang penjahat.

"Siapa yang nutup mata gue? Dista! Lo di mana?" teriak Dhifa panik.

Sampai ada tangan yang menyentuh bahunya sembari berkata.

"Gak perlu takut Dhifa, ini kami. Kamu gak perlu banyak tanya, cukup jalan aja ikuti kemana kami membawa kamu," bisik Nafisa.

Mendengar suara Nafisa sedikit membuat Dhifa tidak panik lagi dan dia pasrah mengikuti kemana di bawa pergi.

Selama perjalanan, Dhifa mengerutkan keningnya merasa perjalanannya cukup jauh dari penginapan.

"Ini mau pergi kemana sih? Udaranya juga dingin banget, kalian bawa gue kemana?" tanya Dhifa.

"Udah diam aja, bentar lagi sampai kok," jawab Laras.

Mereka pun sampai di tempat yang di sana sudah ada Sakha dan yang lainnya termasuk Zean. Nico memberi kode untuk menjauh dan Zean sekarang berdiri di depan Dhifa sambil memegang kue ulang tahun.

"Kok sepi? Kak Nafisa? Adista? Kalian kemana?"

Adista dengan pelan berjalan dan membuka lilitan kain yang menutup mata Dhifa, sedangkan Dhifa saat kainnya terbuka. Dia mengucek-ngucek matanya dan sayup-sayup penglihatan sudah jelas saat melihat seseorang berseragam tentara di depannya sekarang tengah memegang kue ulang tahun.

"Zean?" ucap Dhifa terkejut melihat seseorang di depannya.

Zean mulai melangkah mendekat dan menyerahkan kuenya kepada Dhifa, sedangkan Dhifa. Tatapannya masih terpaku karena merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Kak!"

Panggilan Zean membuyarkan lamunan Dhifa.

"Selamat ulang tahun Kak, gue seneng bisa memberi kejutan untuk Kaka sampe bikin Kak Dhifa takjub gitu," ucap Zean terkekeh.

.
.
.

"Semoga diamku, sabarku, dan doaku menjadi kunci yang baik untuk datangnya segala sesuatu yang indah."

~yulhian_🍋
.
.
.
.

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA DI KASIH SEBANYAK-BANYAKNYA YA BIAR CACA MAKIN SEMANGAT NULISNYA ❤️.

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang