Bab 30

239 54 0
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🤗
.

"Wanita sosok manusia yang mudah masuk syurga namun terbanyak mayoritas penduduk neraka."

Catatanfairi🍋
.
.
.
.

"Hah? Kamu ngomong apa tadi?" tanya Zean mengejar Istrinya yang sudah jauh.

"Gak papa, bagus deh kalo kamu gak dengar,"

"Aku denger kok, tapi coba kamu ulangin ucapan kamu tadi, aku pengen denger lagi," mohon Zean.

"Gak ada pengulangan,"

"Yah! sekali aja Sayang." mohon Zean memegang tangan Istrinya.

"Kamu ngelakuin apapun aku gak bakal mau, ayo cepetan masuk,"

Mereka pun masuk ke rumah baru mereka dan berkeliling untuk melihat-lihat. Perihal lokasi rumah yang bersebalahan dengan rumah Adista itu atas keinginan Zean yang ingin berdekatan tinggal, karena tempat kerja Zean kemungkinan tidak bertempat di Magelang. Jadi, jika berdekatan, ada yang menemani Dhifa sekarang.

Sampai mereka tiba di kamar mereka, Zean membuka pintunya. Dhifa menatap tidak percaya kamar mereka sekarang, karena semuanya sudah rapi dan barang-barangnya semua sudah dipindahkan ke sini. Tapi ada satu benda yang semakin membuat Dhifa tidak percaya yaitu sebuah figura besar foto pernikahan mereka.

"Itu kapan selesainya, kok aku baru tau?" tunjuk Dhifa.

"Semalam aku minta secepatnya diselesaikan dan dicetak dengan sangat besar untuk di taro di kamar kita." jawab Zean.

"Coba kita duduk ditempat tidur sekarang," ajak Zean mendudukkan Istrinya di tempat tidur.

"Bagus kan letaknya di ujung sana, biar nanti saat kita bangun tidur yang pertama kali di lihat adalah foto pernikahan kita." ucap Zean.

Foto pernikahan Zean dan Dhifa diletakkan tepat berhadapan dengan tempat tidur mereka, karena Zean ingin yang dilihat pertama kali saat bangun tidur adalah foto pernikahannya dengan Dhifa.

"Bagus banget, kamu dapat ide dari mana?"

"Ide sendiri Sayang dan semua baju-baju kita udah di taro bersebelahan, untuk pembantu siang nanti mungkin datang,"

Dhifa mendengar dengan seksama Suaminya berbicara, dia tidak menyangka, Zean mengurus semuanya tanpa sepengetahuannya.

"Pinter banget ya udah ngerancang semuanya tanpa sepengetahuan aku."

"Anggap ini hadiah kecil untuk kamu, aku gak bisa ngasih hadiah sebagus orang yang biasanya ngasih hadiah pada pasangannya. Jujur aku bukan tipe laki-laki yang romantis, tapi sekarang aku sedang berusaha menjadi Suami terbaik untuk kamu." ucap Zean.

"Stttt! Memiliki kamu sebagai Suami aku itu udah jadi hadiah terbaik untuk aku dan kamu gak perlu berusaha menjadi Suami terbaik untuk aku, karena kamu yang sekarang udah lebih dari baik untuk aku." balas Dhifa tersenyum hangat.

Tangan Zean bergerak mengelus puncak kepala Istrinya, rasanya dia benar-benar bahagia memiliki Istri yang membuatnya semakin jatuh cinta berkali-kali lipat setelah menikah.

"Kita nanti pergi ke rumah Kak Sakha dan Kak Adista ya Sayang?" tanya Zean.

"Iya, setelah shalat zuhur. Mending kamu mandi, siap-siap pergi ke masjid, bentar lagi masuk waktunya,"

"Gak kerasa udah zuhur, yaudah aku mandi sekarang,"

Tok! Tok!

Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang