Bab 20

220 52 1
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🤗
.

"Senyum wanita itu tidak untuk
semua orang, jadi tidak perlu
wanita itu tebar-tebar senyum kesemua orang."

✍🏻 Buya Yahya

- kutipannasehatislamic🍋
.
.
.
.

"What?! Seriusan?"

Dhifa mengangguk kepala pelan sebagai jawaban.

"Ternyata naksir sama elo tuh Dokter, beruntung banget lo Dhif. Gue juga pengen, mana mau dilamar lagi," rengek Salsa.

Helaan nafas panjang lagi-lagi Dhifa lakukan.

"Kenapa lo menghela nafas terus?" tanya Salsa.

"Lo gak tau masalahnya, ini bukan sebuah keberuntungan melainkan sebuah bencana," jawab Dhifa memegang kepalanya.

Mendengar itu Salsa sedikit merasa kasihan, meskipun dia tidak tau maksud ucapan Dhifa tapi dari raut wajahnya menandakan bahwa dia punya masalah.

"Sabar. Gue emang gak tau apa masalah lo, tapi kalau lo butuh teman cerita, lo bisa cerita sama gue." ucap Salsa mengelus bahu Dhifa.

Dhifa hanya menganggukkan wajahnya dan kembali menyuap makanannya. Setelah selesai makan, mereka berdua kembali ke kantor.

"Dhifa!"

Mendengar ada yang memanggil namanya, Dhifa pun menatap ke arah suara itu.

"Iya ada apa Mbak Nad?"

"Boleh minta tolong gak?"

"Minta tolong apa Mbak?"

"Bisa kamu ke rumah sakit, beliin obat untuk anak aku? Aku gak bisa beli karena harus pergi survei kelapangan dengan Pak Dodo, taukan beliau orangnya gimana?"

"Siap Mbak! Nanti aku sama Salsa yang beliin sekarang," balas Dhifa.

"Makasih ya Dhifa, Salsa. Aku sorenya udah pulang kok, jadi kalian cuma beliin aja. Aku berangkat sekarang ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." sahut Dhifa dan Salsa bersamaan menatap kepergian Mbak Nadia.

"Kasian banget Mbak Nadia harus survei kelapangan sama Pak Dodo, gue mah pulang udah sakit. Galak banget soalnya," keluh Salsa.

"Untung gue gak pernah dimarahin," balas Dhifa terkekeh.

"Lo kan ada pelindungnya yaitu Bos Sakha, gak mungkin berani Pak Dodo marahin lo lah. Yuk berangkat ke rumah sakit sekarang, gue udah pesan taksi,"

Mereka berdua pun berangkat menuju rumah sakit, sekitar 15 menit. Akhirnya mereka sampai dirumah sakit dan segera menuju ke apotek untuk membeli obatnya.

Dhifa menyerahkan resep obatnya dan setelah itu membayarnya.

"Ini rumah sakit yang biasanya lo ke sini kan?" tanya Salsa.

"Iya, kita masuk ke dalam dulu ya. Gue mau ketemu sama Dokter Yuna, ada sesuatu yang mau gue tanyain sama dia." jawab Dhifa.

"Lo sakit lagi? Atau apa?" tanya Salsa khawatir.

"Tenang aja, gue cuma sedikit pusing kemarin jadi mau nanya sama Dokter Yuna dulu," jelas Dhifa.

"Yaudah! Ayo segera nemuin Dokter Yuna." ucap Salsa menarik tangan Dhifa.

"Tunggu dulu!" ucap Dhifa terhenti menatap rumah sakit dan dia teringat seseorang.

"Semoga gak ketemu sama Dokter Rafi." gumam Dhifa dalam hati.

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang