Bab 18

217 57 6
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🙂

"Tidak bersama hari ini, bukan berarti tidak bisa bersama ke depannya. Jalani saja hari ini, kalau dia untukmu, dia pasti kembali padamu."

~Cak Nur🍋
.
.
.
.

Satu bulan berlalu ...

Tidak ada yang berubah, semuanya tetap sama seperti semestinya. Begitupun perasaan, masih tetap menunggunya tanpa tau bagaimana kabarnya sekarang.

"Dis! Sakha mana? Udah hampir sebulan ini gue gak liat dia ke kantor dan lo juga udah lama tinggal di rumah mertua lo, kalian baik-baik aja kan?" tanya Dhifa sambil memainkan mobil-mobilan untuk Kafka.

Adista terdiam sebentar, setelah itu baru berucap.

"Semuanya baik-baik aja kok, Mas Sakha lagi ada kerjaan diluar kota dan emang bakal lama pulangnya," jawab Adista.

Drttt ... Drrttt ...

Telpon Adista berbunyi dan ternyata dari suaminya, dia segera menjauh untuk mengangkat telponnya.

"Assalamualaikum Sayang, gimana keadaan kamu dan anak-anak kita?"

"Waalaikumsalam Mas, lagi main sama Dhifa. Gimana keadaan disana? Udah sadar?"

Sebelum Sakha menjawab, terdengar helaan nafas kasar.

"Belum Sayang, tapi alhamdulilah keadaannya makin hari makin membaik,"

"Alhamdulillah,"

"Dhifa belum tau kan keadaan Zean?" tanya Sakha.

"Sampai sekarang gak aku kasih tau Mas, aku takut malah makin memburuk keadaan Dhifa kalau dia tau. Biar hal ini kita rahasiakan dulu dari Dhifa."

"Benar, ini demi kebaikan mereka. Aku tutup dulu ya Sayang, nanti malamnya nelpon lagi. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Dari Sakha Dis?" tanya Dhifa.

"Iya," jawab Adista singkat.

Dhifa menatap wajah Adista yang terlihat cemas, Dhifa curiga ada yang tidak beres tapi sepertinya dia tidak boleh tau.

"Beneran mau pulang sekarang?" tanya Adista.

"Iya, abis ini gue mau check up ke rumah sakit dulu, soalnya hari ini udah jadwalnya,"

"Mau diantar sopir aku aja?"

"Gak perlu, gue naik motor kok ke sini,"

"Cepat sembuh ya Dhif dan jangan terlalu banyak pikiran, semuanya pasti baik-baik aja dan akan indah pada waktunya," ucap Adista.

"Iya gue tau, makasih selalu nyemangatin gue Dis. Gue pergi ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Sekitar 15 menit, Dhifa sampai dirumah sakit dan menuju ruangan Dokter yang sudah menunggunya. Dari sebulan lalu, Dhifa menjalani pengobatan ke psikiater karena mentalnya sedikit terganggu dan susah tidur dimalam hari tapi sejak dia rutin menjalani pengobatan, Dhifa sudah mulai sembuh.

"Bagaimana Dhifa perasaan kamu hari ini?" tanya Dokter Yuna.

"Alhamdulillah baik Dok, saya juga udah bisa mengontrol emosi dan sudah nyenyak tidur dimalam hari," jawab Dhifa.

"Saya senang mendengarnya dan saya kagum dengan usaha kamu yang ingin sembuh, pikirkan hal-hal yang baik-baik saja ya Dhifa dan yakin apa yang kamu tunggu akan membuahkan hasil," ucap Dokter Yuna memegang tangan Dhifa.

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang