Bab 2

261 66 5
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🙂

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA DAN BANTU SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK BACA ZEAN DAN DHIFA 🍋
.
.
.

"Kebanyakan jeritan dari penghuni neraka itu adalah jeritan penyesalan karena menunda taubat mereka."

- Imam Al Ghazali -🍋
.
.
.
.

Mobil Zean berhenti di sebuah cafe dan dia masuk ke dalam mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

"Kapten Zean," panggilnya melambaikan tangan pada Zean.

Melihat itu Zean segera menghampirinya.

"Kalo di tempat umum jangan panggil gue Kapten, Zean aja. Awas aja kalo lo lupa lagi," ancam Zean.

"Hehe, kalo gitu Bos aja ya. Ini surat dari Kepala Pimpinan, gue minggu depan udah kembali lagi ke asrama. Keknya Bos bakal di suruh pulang juga ke asrama," ucap Ravin Sahabatnya yang berpangkat Letnan.

Zean membuka suratnya dan memang benar dugaannya bahwa dia akan kembali ke asrama, raut wajah Zean mendadak berubah datar.

"Kenapa Bos?"

"Enggak papa, emang ya gak kerasa udah 2 minggu aja bakal berakhir hari libur kita," jawab Zean.

"Iya sih Bos, saya juga sebenarnya mau lama-lama di Indonesia. Tapi perintah Kepala Pimpinan gak mungkin di bantah, oh ya Bos kan bakal masuk pelatihan untuk jadi pasukan khusus. Gue dengar pelatihannya susah banget,"

"Itu yang gue pikirin, bisa berbulan-bulan pelatihannya apalagi gue meminta jadi pasukan khusus di Indonesia makin susah lagi. Bakal lama gak bertemu Kak Dhifa lagi," keluh Zean.

"Masih aja Bos lamarannya gak terima? Ajaib juga tuh cewe gak kecantol sama ketampanan Bos, cewe di luaran sana aja ngantri pengen jadi pacar Bos,"

"Masih, lo taukan udah semua cara gue lakuin kecuali datang ke rumahnya. Dia gak izinin dan ngancem bakal makin gak suka sama gue,"

"Bos pernah gak peduliin dia?"

"Gak pernah, mana gue sanggup gak peduli sama dia,"

"Nah kalo gitu gue ada ide Bos biar Bos juga tau sebenarnya cewe itu ada rasa gak sama Bos,"

"Ide apa?"

"Sini gue bisikin,"

Ravin mulai memberitahukan hal yang harus Zean lakukan agar tau apakah Dhifa ada rasa dengannya, kira-kira apakah rencana mereka akan berhasil?.

Setelah seharian bekerja, Dhifa merapikan mejanya dan bergegas untuk pulang.

"Udah mau pulang Dhif?" tanya Dian.

"Iya, kenapa?"

"Tuh di depan ada Zean nungguin,"

Mendengar itu Dhifa menghembuskan nafas kasar.

"Udah, sana hampiri dia. Mumpung lagi dapet tumpangan gratis, kapan lagi kan?"

Dhifa pun akhirnya keluar untuk menghampiri Zean, sesampainya di luar. Dhifa menepuk jidatnya, sekarang apa lagi. Semua karyawan perempuan berjejer menatap Zean yang bersandar di mobil.

"Kak Dhifa," panggil Zean melambaikan tangannya.

Dhifa segera menghampiri Zean dengan wajah kesal.

"Udah cepetan masuk, gue mau pulang sekarang," balas Dhifa segera masuk ke dalam mobil dan Zean pun menjalankan mobilnya keluar dari kantor Dhifa.

"Kak Dhifa kenapa? Wajahnya kok kaya kesal gitu?"

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang