Bab 29

228 59 2
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🤗
.

"Orang yang suka mengingat kematian
ia akan bersegera untuk bertaubat,
karena biasanya orang yang menunda taubat, ia lupa terhadap kematian."

(Ust.Hanan Attaki)

🌷- @ayoberbagifaedah🍋
.
.
.
.

Setelah selesai memasak semuanya, Dhifa menaruh dua piring dan gelas untuknya dan Zean untuk di bawa ke kamar.

"Kamu yakin bawa itu semua ke kamar? Mama bantuin ya?" tanya Bu Nita menawarkan bantuan.

"Gak perlu Ma, aku bisa bawa ini kok,"

"Kebangetan banget ya Zean, bukannya bantuan Istri, dia enak-enakan di kamar nungguin. Emang ya laki-laki maunya enak aja," omel Ibunya Zean.

Tapi sepertinya Ibunya Zean berbicara terlalu cepat, suara dari belakang langsung membungkam mulut Ibunya Zean.

"Siapa bilang aku gak bantuin Istri aku dan Mama jangan langsung nyalahin aja, gak mungkin aku tega ngebiarin Istri aku bawa yang berat-berat," sanggah Zean.

"Sini Sayang, aku aja yang bawa. Kami makan di kamar aja ya Ma." ucap Zean lagi.

Setelah mengatakan itu, Zean mengajak Dhifa ke kamar dan Dhifa mengikuti dari belakang. Sedangkan Bu Nita dan Ibunya Zean, melongo dengan tingkah Zean yang sedang di mode bucin.

Sesampainya di kamar, Zean menyerahkan nampannya pada Dhifa untuk menaruhnya ditempat tidur, sedangkan Zean mengunci pintu terlebih dahulu agar tidak ada yang menganggu dia berduaan dengan Istrinya.

Setelah selesai, Zean langsung menghampiri Dhifa dan duduk disampingnya.

"Rasanya masih kek mimpi aja udah nikah sama kamu, apalagi sekarang duduk disamping kamu sambil megang tangan kamu lagi nih," ucap Zean mencium tangan Istrinya.

Dhifa terkekeh sembari mengelus pipi Suaminya.

"Aku juga masih gak nyangka nikah sama laki-laki yang aku tolak lebih dari 50 kali, intinya aku sangat bersyukur tidak salah tempat menjatuhkan hati pada kamu yang ternyata jodohku,"

"Enggak Sayang. Aku yang lebih bersyukur, kamu akhirnya mau menerima lamaran aku, setelah semua langkah terakhir yang aku lakukan yaitu melibatkan Allah di antara kita dan memperbanyak berdoa untuk menaklukkan hati kamu."

"Yaudah. Pokoknya kita sama-sama bersyukur, kita makan sekarang ya," ucap Dhifa.

Zean mengangguk sebagai jawaban, setelah itu berucap.

"Suapin,"

"Eh? Makan sendiri aja gak bisa?"

"Maunya di suapin sama kamu aja Sayang, pengen tau juga gimana rasanya di suapin sama Istri, katanya makanan yang di suapin bakal tambah enak. Terus juga aku waktu Kak Sakha nikah gak sengaja mergokin mereka lagi suap-suapan di dapur, duh! Aku bener-bener baper, pengen juga kek gitu," jelas Zean.

"Sekarang udah punya Istri, jadi udah ada yang nyuapin," ucap Zean lagi.

"Iyadeh. Sekarang buka mulut kamu."

Dhifa menuruti permintaan Zean dan menyuapinya seperti seorang bayi, sampai suapan terakhir, Zean mengucap alhamdulillaah karena perutnya sudah kenyang.

"Sekarang udah kenyang, giliran aku yang suapin kamu." ucap Zean.

"Gak perlu, aku bisa makan sendiri,"

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang