TYPO HARAP MAKLUM 🙂
VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA DI KASIH DAN BANTU SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK BACA ZEAN DAN DHIFA 🍋
.
.
."Terkadang kita mengabaikan cinta Allah demi cinta yang salah, padahal kita tahu mana sebenarnya yang jadi sumber kecewa."
~yulhian_🍋
.
.
.
.Setelah perjalanan yang sangat panjang dari Magelang ke NTT dan di lanjut ke Sumba Barat tepatnya lokasi Pantai yang mereka datangi, akhirnya mereka tiba di sana.
Dhifa memekik senang melihat betapa indahnya pemandangan pantai yang di lihat langsung dari tempat penginapannya.
"Seneng gak?" tanya Nico menghampiri karena kamar Dhifa dan Nico bersebrangan.
"Seneng bangetlah, gue gak nyangka bisa kesini. Ada untungnya juga punya sahabat yang banyak uangnya," jawab Dhifa cengengesan.
Nico ikut tertawa melihat tingkah Dhifa.
"Karena yang lain berpasang-pasangan, kita kek di asingkan. Gimana kalo kita beli cemilan, abis itu jalan-jalan ke pantainya? Nanti yang lain nyusul kita," ajak Nico.
Dhifa pun setuju dan mereka pergi mencari supermarket terdekat di sana. Sambil menelusuri jalan dengan banyaknya pohon-pohon kelapa, Dhifa terpaku ketika melihat perkumpulan tentara di pesisir pantai yang sedang push up, membuatnya mengingatkan pada seseorang.
"Ngeliatin apa?" tanya Nico mengikuti arah yang dilihat Dhifa.
"Ngapain ada tentara disini ya?" gumam Dhifa.
"Mungkin sedang liburan juga, kalo dari mukanya dari luar Indonesia keknya. Kenapa? Lo kepikiran Zean?"
"Enggak kok, yuk Kak jalan," ajak Dhifa.
Zean sudah selesai melakukan push up, dengan keringat yang membanjiri tubuhnya. Zean ingin istirahat dan membeli air untuk dia minum.
"Kalian ikut gak ke supermarket? Gue mau beli air mineral dulu," ajak Zean pada Ravin dan Putra.
"Ikut! Nafas gue udah sesak banget nih," sahut Putra dengan nafas terengah-engah.
Mereka bertiga pun pergi ke supermarket yang di sana pun ada Dhifa dan Nico.
"Ada lagi yang lo mau?" tanya Nico.
"Wess! Tumben nawarin, gak papa gue ambilnya banyak?"
"Ambil aja, entar gue yang traktir kali ini," jawab Nico santai.
Mendengar itu Dhifa langsung berlari ke rak makanan ringan, meninggalkan Nico yang geleng-geleng dengan tingkah Dhifa.
Sambil memasukkan berbagai macam makanan ringan di keranjangnya, Dhifa terhenti ketika melihat tiga laki-laki berseragam tentara dan sayup-sayup Dhifa mendengar suara khas laki-laki yang dia kenal.
"Zean?" gumam Dhifa pelan dan bersembunyi di balik rak.
Dhifa memicingkan matanya, apakah laki-laki di depannya itu benar-benar Zean tapi Dhifa yakin dia tak mungkin salah lihat sekarang.
"Zean kan di China, kok sekarang ada di Indonesia sih?"
"Woy! Di cariin ternyata di sini, ngeliatin apa? Cogan?" tanya Nico mengangetkan Dhifa.
"Ish! Kak Nico ngagetin aja, untung jantung gue gak lemah," dengus Dhifa kesal.
"Iya deh maaf, ngeliatin apa sih?"
Dhifa kembali teringat jika sebelumnya dia melihat Zean dan tepat ingin menunjukkan pada Nico, ketiga tentara itu lewat di depan Dhifa dan Nico.
Dhifa terpaku saat melihat wajah jelas Zean yang melewatinya tanpa melirik, seperti tidak kenal lagi dengannya. Sesak! Itulah yang Dhifa rasakan saat melihat Zean melewatinya dan tidak mengenalinya.
"Zean?" ucapan itu lolos di mulut Nico yang juga terkejut melihat Zean.
"Itu beneran Zean kan tadi yang lewat?" tanya Nico pada Dhifa.
Nico terhenti untuk bertanya lagi ketika melihat mata Dhifa yang memerah.
🍋🍋🍋🍋
Zean meneguk airnya sampai habis sembari melihat hempasan ombak dengan angin yang berhembus kencang menerpa rambutnya, entah kenapa tiba-tiba dia teringat Dhifa.
"Kenapa kek melow gini suasana? Wajah lo juga kenapa kek sedih gitu Zean?" tanya Ravin.
"Entahlah, tiba-tiba gue teringat Kak Dhifa," jawab Zean.
"Rindu?" tanya Putra.
Zean terdiam sebentar dan setelah itu beralih menatap Putra.
"Iya gue rindu, dan jarak bekerja semestinya. Mungkin aja rasa rindu ini datangnya dari doa orang yang merindukan gue dan gue pun sama merindukannya," jawab Zean merasakan hembusan angin yang melewati wajahnya.
Setelah dari supermarket, Dhifa berdiam saja di kamar sambil memakan cemilannya.
"Apa semudah itu lo ngelupain gue?" gumam Dhifa.
"Dan rasanya sakit banget ketika dia gak peduli dengan gue lagi,"
Dhifa terhenti mengunyah makanannya dan tanpa sadar air matanya menetes lagi.
Malam harinya, mereka makan malam bersama. Tapi ada yang berbeda menurut mereka yaitu Dhifa yang hanya diam saja.
"Makan Dhifa," ucap Nafisa menyerahkan makanan pada Dhifa.
Dhifa menerimanya dan mulai makan meskipun dia seperti tidak berselera, sedangkan Nico memperhatikan gerak-gerik Dhifa. Dia tau penyebab yang membuat Dhifa seperti itu.
"Gue udahan makannya, pergi sebentar dulu ya sama Sakha," ajak Nico menarik tangan Sakha membawa menjauh.
Setelah pergi menjauh, baru Nico ingin memberitahukan pada Sakha mengenai Zean.
"Kenapa lo bawa kesini? Ada apa?" tanya Sakha.
"Lo sadarkan Dhifa ada yang beda tadi?"
"Iya, gue pun heran dia kenapa. Lo tau?"
Nico terdiam sebentar tapi tatapannya masih menatap Sakha.
"Tadi dia melihat Zean,"
"Apa?!"
.
.
."Jodoh itu kayak 'Alif Lam Mim' ayat pertama surat Al-Baqarah, artinya hanya Allah yang tahu."
~catatan.hijrahku🍋
.
.
.
.VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA DI KASIH SEBANYAK-BANYAKNYA YA BIAR CACA MAKIN SEMANGAT NULISNYA ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAI
RomanceSpin-Off Antara 2 Imam🍒 [DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM BACA]🙂 🍋🍋🍋 "𝐓𝐚𝐤𝐥𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐃𝐨𝐚, 𝐇𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐤 𝐈𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐒𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢." -𝘊𝘢𝘤𝘢, 𝘡𝘦𝘍𝘢. **** Kisah cinta yang b...