Bab 27

229 62 11
                                    

TYPO HARAP MAKLUM 🤗
.

كيف أهرب منه وهو قدري

"Bagaimana aku bisa lari darinya sedangkan dia adalah takdirku."

~agamfachrul🍋

.
.
.
.

Cek! Cek!

Satu, dua, tiga ...

"Sudah siap Ananda Zean?" tanya Penghulu.

Tarikan nafas yang panjang dan berusaha menenangkan degupan jantungnya yang berdetak kencang, Zean pun mengangguk sebagai jawaban.

"Baik. Kita mulai sekarang,"

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama mempersiapkan acara akad nikah, dengan semua bantuan teman-temannya. Semua persiapan akad nikah hari ini bisa cepat selesai dari perkiraan awal.

Zean sudah menjabat tangan Pak Tegar, Ayahnya Dhifa sekarang dengan disamping sisinya ditemani Sakha dan Nico.

Flashback On

Beberapa menit sebelum akad nikah.

"Udah hafal?" tanya Nico.

"Udah Kak, tenang aja," jawab Zean.

"Harus ingat ya, kalo bisa nanti nyebutnya satu kali aja,"

"Iya Kak, lagian nama Kak Dhifa pendek aja. Jadi, gue gak susah ngafalinnya,"

"Bener juga ya, nama Dhifa kan cuma itu aja. Pinter juga lo."

"Tapi jangan sampai lupa juga nama Pak Tegar, nama beliau Tegar Ahmad, diingat itu," ucap Sakha.

"Siap Kak Sakha."

"Lo yang mau nikah, malah gue yang gugup," keluh Nico.

"Abis ini kan Kak Nico yang berusaha naklukin hati Kak Aruna, anggap aja ini simulasi dulu Kak." balas Zean tertawa.

Abian dan Vio tak lama datang menjemput.

"Ayo keluar, udah waktunya akad nikah,"

Flashback Off

Perlahan Pak Tegar mulai mengucapkan ijab kabul dengan lantang.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Zean Al Mubarak bin Fatih Al Mubarak dengan anak saya yang bernama Dhifa dengan maskawin berupa mahar seperangkat alat sholat. Tunai."

Zean pun menjawabnya tak kalah lantang.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Dhifa binti Tegar Ahmad dengan maskawin tersebut. Tunai."

"SAH!"

Semuanya mengucap alhamdulliah, begitu pun Zean. Dia langsung dipeluk oleh Sakha dan Nico. Kedua Orang tua Zean dan Dhifa pun terharu, akhirnya Zean dan Dhifa telah resmi menjadi Suami Istri.

Di sebuah ruangan pun, ketika kata sah diucapkan, Adista langsung memeluk Dhifa yang sudah menangis terharu.

"Barakallahu laka wabaaraka alaikuma wa jamaa bainakumaa fii khoir Dhifa, semoga pernikahan kalian Sakinah Mawadah Warahmah,"

ZeFa [Misi Menaklukkan Hati] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang