UNTITLEDI 2

743 147 50
                                    

If You-Big Bang

🌸
🌸

Yang harus kamu tahu, bahwa mas sangat mencintai kamu. Mungkin mas adalah orang yang paling egois bagi kamu, karena tak mengizinkanmu pergi meninggalkan mas seorang diri.- Fedri

Fedri's POV

"Ra, status Mas sebenarnya Mas sudah terikat dengan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, status Mas sebenarnya Mas sudah terikat dengan orang lain."

Setelah aku mengatakan itu, genggaman lembutnya seresa kian mengendur. Aku tahu Ia akan merasa sangat tersakiti oleh kebenaran ini. Tapi aku juga tak akan bisa untuk terus-terusan membohongi dirinya.

"M.maksud Mas apa? Sudah terikat? Mas sudah?" Aku hanya menganggukkan kepala dengan meneteskan airmataku.

Sungguh aku tak kuasa mengatakan kebenaran bahwa diriku memang benar sudah terikat pada status pernikahan yang sah.

"Jadi, selama ini mas anggap aku apa, Mas? Perempuan gampangan, Yang bisa dengan mudah Mas permainkan?"

Aku terdiam. Tak sanggup untuk menjawab pertanyaannya, karena memang benar. Awalnya aku hanya mencoba untuk bersenang-senang dengan hubungan ini dan melupakan betapa peliknya perihal rumah tanggaku dan juga pekerjaan.

"Kenapa diam, Mas? apa benar yang aku katakan?" cercanya dengan raut wajah yang terlihat sekali menyimpan kecewanya.

Aku tak tau harus menjawab apa. Jika aku mengatakan kebohongan, maka aku akan terus menerus menipunya, dan jika aku berkata jujur. Hati rapuhnya juga akan semakin sakit.

"Kalau begitu kita tak bisa begini, Mas. Hubungan ini kotor dan aku nggak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan kamu, Mas," pungkasnya.

Aku menarik lengannya yang mencoba memberontak untuk ku sentuh.

"Ra, kamu sudah janji sama Mas untuk nggak berubah karena kejujuran Mas ini."

Dia menghempas lenganku dengan pancaran kemarahan yang mungkin sebentar lagi akan meledak dan mengutukku. Ya, katakanlah bahwa aku sangat egois. Karena hatiku padanya membuncah kian harinya dan berubah menjadi sebuah rasa yang menyiksa karena menginginkannya untukku seorang.

"Tapi gak begini, Mas. Selama enam bulan kita jalani hubungan ini, aku selalu merasa bisa meraih masa depan dengan kamu. Tapi, karena kejujuran yang kamu sampaikan itu menghancurkan semua impian yang sudah aku bangun, Mas. Pantas saja kamu kalau ditanya mengenai kelanjutan dan keseriusan pada hubungan ini selalu berkelit. Bodoh banget ya ternyata aku Mas--"

"Kamu gak bodoh, Ra. Kamu wanita tercerdas yang Mas kenal. Impian kamu tak akan hancur, Ra. Mas akan tetap menjadi bayangan dan nyatanya masa depan kamu. Mas juga sedang mengusahakan perpisahan mas dengan istri Mas. Karenanya, jangan berubah, Ra. Mas sedang berjuang untuk kita dan tidak akan menjadikan kamu nomor tiga dalam hubungan ini."

Aku membujuknya agar mau menungguku untuk menyelesaikan perihal perpisahan dengan istriku yang akhirnya hatinya luluh dan mau menunggguku. Sungguh aku tak bisa melepaskan Nora begitu saja, hatiku sudah terlampau terpaut jauh olehnya. Awalnya Ia hanya perempuan yang aku bantu karena pencopet yang mengambil tasnya. Sosoknya yang lembut, dan selalu ceria membuatku terpikat dan pertemuan selanjutnya aku merasa begitu nyaman.

***

Pernikahanku dengan Shaila berjalan hampir 4 tahun. Dan selama pernikahan, kami belum juga kunjung diberi seorang anak. Shaila adalah sosok isteri yang sempurna bahkan sangat sempurna untukku. Walau awal pernikahan tak ada cinta diantara kami, Ia tetap menjalankan tugas sebagaimana isteri yang berbakti. Pernikahan kami adalah sebuah pernikahan yang hanya berlandaskan sebuah hubungan bisnis. Namun sejak awal Shaila tidak pernah menganggap pernikahan ini sebagai pernikahan bisnis, dan aku menghargainya sebagai isteriku. Aku selalu berlaku baik padanya. Pada awal-awal pernikahan aku sangat bahagia bisa menikah dengan dirinya. Tapi semakin ke sini, pertanyaan kapan momongan bisa hadir pada pernikahan ini mengganggu kami, terlebih Shaila.

Mamah selalu menekan Shaila karena belum kunjung juga bisa mengandung dan memberikannya cucu. Bagiku tidak terlalu masalah jika Shaila belum hamil. Toh, aku juga masih menikmati situasi seperti itu, dan mamah tak hanya menekan Shaila. Mamah juga menekanku untuk bermain api saja di belakang Shaila, membuktikan jika bukan aku penyebab belum diberinya momongan dalam keluarga kamu.

Aku tak habis pikir dengan usulan mamah. Mana mungkin aku bisa bermain api di belakang Shaila? Dengan aku terus menerus menolak usulan mamah, aku melihat perubahan sikap Shaila. Ia jadi lebih murung dari biasanya, Dia terbebani dengan persoalan momongan ini. Pikirannya mudah terbebani di setiap kali pertemuan keluarga diadakan.

"Kamu jangan pikirin perkataan mamah tadi. Mas yakin kita juga pasti nanti diberi momongan juga oleh Allah." Aku menyentuh pundaknya. "Iya mas."

***

Pertemuanku dengan Nora di luar perkiraanku. Sifatnya yang periang dan lebih mudah mengutarakan apa yang ia rasakan membuatku tertarik padanya. "Bosen banget tau Mas, kalau selalu ditanya kapan nikah di usia ku yang seperti ini. Ya, boro-boro memikirkan menikah, pacar aja aku gak punya."

Bicaranya yang blak-blakkan seperti ini cukup menghiburku. Bersama dengannya aku akan seperti pendengar setianya, sangat berbeda dengan Shaila yang akan lebih banyak diam jika aku tidak berusaha memulai berbicara padanya. Terlebih karena mamah selalu menekannya ia jadi lebih pendiam dari sebelumnya.

"Ya, cari pacar dong kalau gitu Ra." Dia mengerecutkan bibirnya, terlihat begitu menggemaskan. "Susah Mas cari yang mau sama aku yang cerewet begini."
Aku jadi ingin mencoba usulan mamah dan sangat kebutulan aku juga tertarik pada Nora.

"Kalau gitu, mau gak jadi pacar Mas aja?" Ia nampak terkejut dengan pertanyaanku. "Mas ceritanya nembak aku nih? Kesannya kok gak romantis banget sih, Mas."

Aku tertawa menanggapi ucapannya. Dan akhirnya dia mau menerimaku menjadi kekasihnya. Sensasi mendebarkan kurasakan dari usulan mamah ini.
setiap hari yang aku habiskan bersama Nora seperti memberikan getaran-getaran baru yang menakjubkan. Sentuhan, tingkah jailnya, dan bahkan sikap manjanya disaat dia merasa lelah membuat hatiku kian menghangat jika bersamanya. Nora seperti interpretasi dari sosok yang aku cari selama ini. Dan aku menyadari bahwa Nora sudah masuk lebih dalam di sudut hatiku, jauh lebih dalam dari Shaila.

Fedri end off Pov's

Fedri end off Pov's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Maaf untuk tipo

Love,
Cacagyatyo

Day DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang