Buat ngelepas penat, gue milih duduk di tepi lapangan olahraga sambil ngelihatin adek kelas gue belajar olahraga.
Pelajaran pertama gue lewatkan karena telat dan dihukum tadi. Tinggal beberapa menit lagi bel pergantian pelajaran bakal bunyi, jadi biarlah gue ngumpulin tenaga sebentar. Buat ngadapin pelajaran berikutnya.
Triingggg triingggg
Tu kan baru aja gue bilang. Ah ntar lagi deh masuk, agak 15 menit lagi lah. Gue lagi enak-enaknya duduk disini. Lagian ntar tuh pelajaran Buk Nunik yang udah peot nunggu diregenerasi aja...
Ni ya, buk Nunik itu ngajar bahasa Indonesia, dia suka ngoceh sendiri, ngadap ke papan tulis, dan murid ngobrol atau keluar masuk aja dia gak tau. Ya, dia nerangin panjang lebar juga pecuma, gak ada yang mendengar.
Kadang gue juga bosan kalau belajar bahasa Indonesia, dan solusinya buat gue ya tidur dalam kelas.
"Amora! "
"Ehtulangmakananjingmaklo"
"Huahahahahaha..... "
Astaghfirullah....ini dua sahabat gue mau gue mati kali ya? Puas amat tuh si Razel ama Tera ketawa.
"Lo bukannya masuk kelas tapi malah nyantai disini" kata Razel yang mendudukkan bokongnya di samping kanan gue, diikuti Tera di samping kiri gue.
"Ho'oh, lo tumbenan telat Ra, kirain tadi itu lo bolos. Gue marah kalau lo bolos, masalahnyakan lo udah janji sama gue kalau mau bolos ajakin gue. "
Yaelah ni anak, kapan juga gue janji ama si Tera kalau bolos ngajakin dia. Masa mau bolos rame-rame.
"Iya Ra, tumbenan lo telat" sahut Razel.
"Gue mau coba-coba aja , kalau telat, gimana sih rasanya" kata gue asal dengan senyum terbaik gue.
"Eh, Romblah. Ada juga mau coba-coba telat" kata Razel sambil jitak kepala gue.
"Gimana emang rasanya Ra? Kalo enak gue mau coba juga deh besok" kata Tera.
"Ya Allah, kenapa hamba memiliki dua sahabat yang aneh-aneh seperti ini? Tolong perbaiki otak mereka Ya Allah....kasihanilah hambamu ini Ya Allah.... " ucap Razel sambil menengadah kedua tangannya keatas dan mendramatis kek orang berdoa.
"Sudahlah. Kalian ganggu ketenangan gue aja tau gak? " kata gue.
"Tau" jawab Tera.
Sontak gue dan Razel menatap Tera yang super duper bego ini. Astaga.
"Lo disini pasti ngelihat cogan kan? " kata Tera lagi sambil mainin itu dia punya alis.
Emang gue sama dengan cewek-cewek yang kecentilan disekolah ini, ih. Enggak lab.
"Ni satu makhluk boro-boro lihat cogan, punya nafsu ke cowok aja enggak tuh" timpal Razel.
" Gue masih normal kali Zel, "ucap gue lembut sembari menahan marah.
Byurrrr
Salah satu adek kelas lari ngelewati gue, Razel dan Tera di depan kami, dan dengan kejamnya dia masukin kakinya ke dalam genangan air yang udah kecampur tanah bekas hujan tadi malam. Otomatis cipratannya kenak baju gue.
Baru aja gue bangun tidur tadi udah janji pada diri sendiri kalau berubah jadi orang baik, gak marah-marah, rajin ibadah, rajin menabung, tolong orang yang kesusahan, gak berantem. Tapi ini gue diuji. Kesabaran gue sungguh diuji.
Emang gitu ya, ketika mau berubah jadi baik pasti banyak kali ujiannya. Sabar....sabar. Jangan marah Amora, jangan. Maafkan dia yang tidak sengaja. . Ya Allah sabarkan hamba.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA
Teen Fiction[PROSES REVISI] Hidup adalah sebuah misteri, dan kematian adalah hal yang pasti. Semua yang datang akan pergi, dan semua yang bernyawa akan pasti mati. Kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang menurut kita baik, dan kita tidak bisa menahan orang yang...