Dapat salam
Dari
Amora
❤
Happy reading...
Om Andra memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran luas restoran ternama yang terbesar di kota ini.
Om Andra mematikan mesin mobilnya, trus segera turun tanpa berkata. Gue ngelihat Wirda yang tersenyum tipis ketika Om Andra berjalan kearah mobil bagian kiri ini. Gue tau apa pikiran cewek ini. Pasti ni orang ngarap Om Andra ngebukain pintu buat dia. Cih, ngarap banget tuh. Udah tua masih juga ngarap hal-hal yang dilakuin anak muda. Woy, nyadar diri kek.
Eh tapi gue penasaran juga. Apa benar ya Om Andra akan ngelakuin itu? Wah, gue gak percaya kalo gitu.
Gue juga ikutan kaget bersamaan ekspresi tante-tante genit itu yang terlihat sangat-sangat kecewa dan kesal. Pasalnya, Om Andra malah ngebuka pintu buat gue. Eh, dia gak salah nih?
" Kak, kita makan disini dulu ya? " Gue gak bisa mikir gimana caranya dia bisa berubah secepat itu. Tadi dia marah banget ketika ama si Wirda itu, gue udah takut banget. Lah, sekarang kembali lembut.
"Yok! " ajak Om Andra lagi sambil meraih tangan gue yang gak gue sadari dari tadi udah gemetaran. Ah, kok gue cemen gini ya? Bukankah gue ini yang ditakuti oleh seluruh siswa disekolah? Dan sekarang gue malah takut sama pria yang sedang menggenggam lembut tangan gue.
Gue sempat lihat lagi ekspresi wajah si Wirda itu yang sangat tidak menyukai gue. Ah, bodo amat! Gue gak peduli sama dia.
Gue berjalan duluan sama Om Andra memasuki restoran ini dan nyari tempat buat kami makan. Si Wirda cuma ngikutin kami dari belakang.
Setelah menemukan tempat yang menjadi pilihan Om Andra, gue segera duduk di samping pria ini dan Wirda di hadapan Om Andra. Gue dari tadi nurut aja sama Om Andra, udah kayak anak yang patuh.
"Kamu pilih, kamu mau yang mana? " kata Om andra ke gue sambil ngebuka buku menu dan ngelihatinnya ke gue.
" Terserah Om aja lah. " Gue sebenarnya gak selera makan, apalagi nih. Ngelihat wajah tante-tante gak punya akhlak yang lagi ngeperhatiin gue itu.
"Aku biasa Mas, kamu masih ingat, kan? " Cih! Perasaan Om Andra gak nanya lo deh. Kepedean amat sih.
"Mm...saya pesan chicken steak saus enoki satu, cumi sambal satu dan bibimbap satu. Kalau minumnya...jus mangga, lemon tea dan jus ...es jeruk aja satu. Itu aja Mbak. " kata Om Andra pada Mbak pelayan itu.
"Baik Mas, mohon ditunggu. " Lalu Mbak-Mbak itu pergi.
"Ternyata kamu masih ingat ya, Mas, sama makanan favorit aku direstoran ini." Wleeeeeekkk rasanya gue mau muntah deh.
Om Andra noleh ke gue, gue pura-pura mainin sendok-sendok yang terletak di atas meja ini. Gue pura-pura gak dengar dan gak mau tau.
Gue gak dengar jawaban dari Om Andra. Mampus lo Wirda, gak ditanggapin. Kasihan amat lo.
Suasana hening diantara kami bertiga sampai menu yang kami pesan datang dan kami mulai melahapnya. Gak ada juga yang mau memulai pembicaraan. Gue sih disini mana mau ngomong, tuh orang dewasa berdua yang punya urusan kan? Bukan gue.
Gue sengaja makan lambat karena...alasan pertama, menikmati chicken steak saus enoki yang dipilihkan Om Andra tadi buat gue. Dia mah tau aja apa yang gue suka. Lalu yang kedua, gue mau dengar obrolan mereka yang masih belum dimulai hingga saat ini.
"Mm....mas, aku senang banget lho bisa ketemu kamu tadi. " Nah, akhirnya si Wirda membuka pembicaraan.
Gak ada jawaban...
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA
أدب المراهقين[PROSES REVISI] Hidup adalah sebuah misteri, dan kematian adalah hal yang pasti. Semua yang datang akan pergi, dan semua yang bernyawa akan pasti mati. Kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang menurut kita baik, dan kita tidak bisa menahan orang yang...