part 9

251 16 0
                                    


"Ma, Amora berangkat, ya? " Gue buru - buru menuruni anak tangga. Sialnya pagi ini gue bangun kesiangan. Gara - gara Rifki nggak sekolah, jadi nggak ada orang yang bantu ngebangunim gue. Mama mah, paling nggak mau bangunin anak - anaknya. Kata Mama, Mama mau melatih kami untuk disiplin.

"Nggak sarapan dulu? " tanya Om Andra. Satu pertanyaan dipagi hari. Pagi-pagi udah mulai jadi interogasi.

"Amora udah telat, Ma." Gue langsung jalan ke pintu depan.

" Kak. " Gue berhenti seketika ketika Mama teriak manggil gue.

Mama berjalan menghampiri gue. " Mama mohon, jangan bikin masalah lagi. "

Sontak gue melotot kaget. Mampus gue. Apa Mama udah lihat video gue yang menghajar Leon, ya? Adeh.

Gue cuma nyengir nanggapin ucapan Mama. Dengan lembut gue menarik tangan Mama buat salim, lalu berjalan cepat nyaris berlari.

" InsyaAllah ya, Ma. " Setelah keluar dari rumah gue baru berani jawab. Hehe... Lagian, bukan salah gue kalau gue bikin masalah. Merekanya aja duluan gangguin gue.

AMORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang