HE OWNS ME | 36 - So, it ends?

7.6K 643 35
                                    

Cedric membeku ketika ia melihat jejak darah di bawah sepatunya. Ia memundurkan badannya dan melihat jejak darah tersebut mengarah ke dalam hutan.

"Apa nona Lisa masuk ke sana atau hanya bualan Arthur?" tanya Dante yang berada di samping tuannya.

Cedric berdecak. "Kemungkinan mereka dalam mobil yang sama," ucapnya sambil menyugar rambutnya ke belakang. Dahinya mengeluarkan keringat dingin.

Cedric menoleh ke arah Dante dengan pandangan sulit. "Kita tidak akan tahu jika kita tidak mencarinya."

______________

HE OWNS ME | Part 36 - So, it ends?

Happy Reading !

Lisa berlari sambil menggemgam erat kunci mobil yang Dante berikan padanya waktu itu. Dadanya terasa sesak, kepalanya pening, serta keringat mengalir deras dari dahinya. Anak rambut ia singkirkan dari wajahnya dan seketika ia melihat luka di telapak tangannya.

Tersadar dari lamunannya, Lisa memencet tombol lift dengan panik. Kepalanya menoleh ke kiri dan bola matanya membesar ketika melihat langkah lebar Arthur ke arahnya.

"T-tidak," bisiknya dengan gemetar.

Setelah lift terbuka ia langsung masuk. Jari gemetarnya memencet tombol lift secara terus menerus hingga pintu lift tertutup rapat.

Sampai di parkir basement, Lisa terdiam. Matanya mengedar cepat mencari mobil yang bahkan ia sama sekali tidak tahu. Semakin panik, air matanya terkumpul dengan cepat. Ia lalu memencet tombol di kunci tersebut. Ketika melihat salah satu mobil berbunyi, Lisa langsung melangkahkan kakinya dengan cepat. Tangannya sudah memegang pintu mobil tetapi tarikan di rambutnya secara tiba-tiba membuat ia terpekik.

"Aku tidak akan membiarkanmu kabur," ucap Arthur. Lelaki itu tertawa keras.

Lisa dengan cepat menyikut perut Arthur dengan keras. Pria itu meringis namun tangannya tentu bergerak lebih cepat mengeluarkan pisau. Lisa memekik kesakitan dan melihat lengannya tergores cukup besar. Arthur langsung mengambil kunci mobil dari tangan Lisa sekaligus memasukkannya dengan paksa ke dalam mobil.

Ini sudah 30 menit dan Lisa benar-benar kehabisan akal. Ia sudah berusaha memberontak dan hanya mendapatkan pukulan baru. Sekarang ia hanya menautkan tangannya yang gemetar. Setelah dipikir, Lisa merasa hanya membuang tenaganya. Setidaknya ia harus menyisakan sedikit tenaganya untuk melawan Arthur. Mobil itu membawanya semakin jauh dari kota.

"Kau membunuh ibuku?" tanya Lisa dengan serak. Matanya enggan menatap Arthur. Ia hanya menatap ke luar jendela.

"Kau masih menganggapnya ibu setelah ia meninggalkanmu?" tanya Arthur dengan santai.

Kedua tangan Lisa semakin tertaut dengan erat. "Ia meninggalkanku karena dirimu."

"Setidaknya panggil aku ayah."

Lisa melihat ujung mata yang menatapnya dengan tajam. Ia tersenyum miris. "Setelah kau melakukan itu kepada ibuku, kau berharap aku memanggilmu ayah?"

Arthur hanya diam tidak menanggapi kembali. Lisa kembali mengedarkan pandangannya ke arah luar jendela mobil. Dahinya mengerut dan perasaan panik kembali hinggap di dadanya. Ia hanya menangkap pohon-pohon tinggi. Tentu saja ia semakin takut.

"Hentikan mobilnya."

Lisa menoleh ke arah Arthur yang hanya terdiam. "HENTIKAN MOBILNYA," teriak Lisa dengan frustasi.

Ia menarik tangan Arthur hingga mobil itu tidak bisa ia kendalikan sampai mereka menabrak pohon dengan keras. Lisa memegang keningnya lalu merasakan tetesan darah mengalir di wajahnya dan mengucek matanya ketika darah itu masuk ke penglihatannya. Tanpa melihat Arthur, Lisa membuka mobil dan berlari masuk ke dalam hutan.

HE OWNS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang