He Owns Me | 22 - Let's Go Home

16.6K 1.1K 20
                                    

"Jika memiliki rencana untuk menyakiti Lisa, aku sarankan kau tidak melakukannya. Kau tidak ingin kan peluru di pistol yang berada di sakuku ini menembus kepala cantikmu? Sebaiknya jangan kau lakukan. Aku tidak ingin membuang peluru berhargaku hanya untukmu."

Sedangkan perempuan yang baru saja terbangun dan tidak mendapatkan Cedric disampingnya, membuat ia memaksa kakinya untuk berjalan. Sembari terus menghiraukan sekelebat kejadian yang menghantuinya terus-menerus, ia malah mendengar sesuatu yang harusnya ia tidak dengar.

Tapi, hatinya menghangat setelah mendengar Cedric akan melindunginya.

Bukankan ia sangat merepotkan?

______________

HE OWNS ME | Part 22 - Let's Go Home

Happy Reading !

"Pegang tanganku."

Lisa menatap Cedric dengan pandangan bingung. Melihat Lisa memandangnya seperti itu membuat Cedric mendengus geli.

Lisa mengerutkan dahinya. "Kenapa kau tersenyum seperti itu?"

"Tampangmu seperti orang idiot. Liam bilang kau tidak bisa berdiri?"

Cedric mengerutkan dahinya ketika melihat Lisa terdiam. Gadis itu hanya menatap uluran tangannya dalam diam seolah tangannya adalah bahan tontonan. "Sampai kapan aku harus mengulurkan tanganku?" sarkas Cedric.

Lisa mendongak. "Tidak perlu. Aku bisa jalan sendiri."

Cedric mendengus dan menarik uluran tangannya. Kedua tangannya terlipat di dadanya. "Kalau begitu, jalan sekarang," ucapnya dengan nada memerintah.

Lisa berdecak kesal. Kapan ia bisa menghilangkan nada perintah dari lelaki itu?

Ia melipat tangannya di dada, sama seperti Cedric. "Aku sedang tidak ingin berjalan," ucap Lisa dengan menaikkan dagunya-sedang mencoba melawan Cedric.

"Kalau begitu kita pulang sekarang."

"Eh?"

Cedric mulai mengemas bajunya yang selama ini diberikan secara gratis oleh Liam. Entah dari mana pria itu mendapatkan tas, tapi Lisa hanya menatap punggung Cedric dengan bingung saat pria itu sudah memasukkan setengah dari seluruh bajunya. Cedric juga memasukkan bajunya yang ia beli ke dalam tas yang sama. 

"Cedric, kau serius?"

Cedric mengangkat tas tersebut. Ia berjalan ke arah meja dan mengambil ponsel dan dompetnya. Setelah memasukkan kedua barangnya ke dalam saku, Cedric berjalan ke arah Lisa yang masih duduk di tempat tidur. Ia menarik tangan Lisa tapi dengan sigap gadis itu memegang erat seprai tempat tidurnya. Cedric menatap Lisa dengan tajam.

"Kau benar-benar serius?" tanya Lisa.

"Lagipula untuk apa disini? Kau hanya menyusahkan Liam."

"Aku juga akan menyusahkanmu di sana," ucap Lisa cepat. "Lagipula, Liam bilang tidak apa-apa jika aku tinggal di sini."

Cedric terdiam. Tangannya masih memegang pergelangan tangan Lisa dengan erat. Ia mengerutkan dahinya perlahan.

"Kau ingin tinggal disini? Apa kau menyukai Liam?!" tanya Cedric—sedikit meninggikan suaranya. Ia melepaskan pegangannya dan memilik untuk berkacak pinggang. Seketika otaknya memanas.

Lisa melotot kaget. "Aku bahkan tidak pernah memikirkan itu. Cedric, apa kau sedang cemburu?"

"Aku hanya ingin sedikit lebih lama tinggal di sini. Ini Jepang, Cedric. Kapan lagi aku bisa ke sini?" lanjut Lisa.

HE OWNS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang