He Owns Me | 27 - Egoism

13.9K 1K 52
                                    

Suara letusan peluru itu membuat Lisa mendongakkan kepalanya. Ia melihat Dante yang menatapnya dengan khawatir. Dante langsung mendekat ke arah Lisa dan memapahnya. Semua pengawal langsung sigap berkumpul di depan kamar Cedric setelah mendengar suara pistol.

"Kurung dia dan panggil dokter untuk mengobatinya. Jangan melakukan apapun tanpa perintah tuan Cedric," ucap Dante dan beberapa pengawal langsung membawa Chloe dengan ceceran darah di kakinya.

"Percaya padaku, dia akan berubah menjadi monster jika mengetahui ini," ucap Dante.

______________

HE OWNS ME | Part 27 - Egoism

Happy Reading !

Dante menoleh dan mendapati Cedric berlari ke arahnya. Dengan dua kancing atas dibiarkan terbuka tanpa jasnya, pria itu menarik nafas panjang.

"Aku akan membunuhnya."

"Jangan mengecewakan kakek anda, sir."

"Ya..."

Pria itu masih terengah-engah. Bulir keringat mulai jatuh perlahan dari dahinya. Dante lalu memberikan air yang ia sempat beli tadi. Cedric merampasnya dengan cepat lalu meminumnya dengan rakus sampai habis.

"Nona tidak apa-apa. Hanya sedikit jahitan."

Cedric meremas botol dengan keras. "Aku tidak bisa masuk."

Dante menghela nafasnya. Cedric memang kerap selalu menyalahkan dirinya jika orang di sampingnya terluka, terutama Lisa yang akhir-akhir ini sering terluka. Lelaki itu memang terlihat dingin dan pemarah, tapi ketika Dante tidak sengaja melihatnya sendiri di dalam ruanganya, tuannya terlihat gelisah dan selalu memukul kepalanya sendiri. Seolah ia menyalahkan dirinya. Dante menepuk bahu Cedric dengan pelan.

"Dia pasti membutuhkan anda."

Cedric menghela nafasnya dan melempar botol bekas itu ke samping yang langsung di tangkap oleh Dante. Ia berjalan lalu membuka pintu itu dengan pelan. Ia memiringkan kepalanya ketika melihat Lisa berdiri di depan pintu.

Decakan kesal keluar dari mulut Cedric tapi ia mendekat lalu mengecup pipi Lisa dengan singkat. Cedric langsung menggendong Lisa dan Dante yang di belakangnya membantu menjalankan tiang infusnya.

"Bagaimana kabarmu?"

Dante yang mendengar Cedric bertanya langsung menatap Cedric dengan pandangan aneh. Lisa juga mengedipkan matanya lalu mengerutkan dahinya. "Apa kepalanya habis terbentur?" tanya Lisa pada Dante. Jawabanya yang Lisa dapat hanya gelengan pelan dari Dante.

"Kau bertanya bagaimana hariku? Aku habis melawan mantan tunanganmu yang baru aku tahu tadi dari Dante dan mantanmu itu menusukku, lalu kau bertanya bagaimana hariku?" tanya Lisa sarkas.

Cedric menghela nafas. "Keluarlah Dante."

Mereka terdiam setelah melihat Dante keluar. Cedric kembali menghela nafasnya sembari kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya. Ia menatap Lisa dengan teliti—siapa tahu ada luka lain yang ia lewatkan. Sedangkan perempuan itu kembali merebahkan dirinya dan mencari posisi ternyaman.

"Berhenti menatapku," ucap Lisa dengan pelan.

"Selain luka di perutmu, ada yang sakit?"

"Hatiku," jawab Lisa cepat.

Cedric duduk di pinggir kasur. Ia mengambil tangan Lisa dan mengelus jari-jarinya dengan lembut. "Maaf," ucap Cedric.

"Kenapa kau meminta maaf?"

HE OWNS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang