He Owns Me | 11 - His Obssesion

19.5K 1.3K 20
                                    

"Bagaimana kabarnya? Aku sangat merindukannya," ucap Alex.

"Tidak usah memperdulikannya."

Alex tersenyum miring saat Cedric pergi dari hadapannya dengan sekretarisnya.

"Mulutku sangat gatal ingin memberitahunya," kekeh Alex. Alex membuat dirinya menghela nafas.

"Aku juga gatal ingin segera menghancurkannya."

______________

HE OWNS ME | Part 11 - 
Happy Reading !


a week later –

📍Cedric's Mansion
12.30 AM

Cedric memakirkan mobilnya dengan asal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cedric memakirkan mobilnya dengan asal. Ia memasuki mansionnya dengan keadaan berantakan. Rambutnya yang sudah tidak rapi, jasnya entah kemana menyisakan kemeja putih yang melekat ditubuhnya dengan dua kancing atasnya dibiarkan terbuka—memperlihatkan dada kokoh yang ingin dipegang oleh semua wanita di muka bumi, serta nafasnya yang berbau alcohol. Cedric masih sangat sadar hingga tubuhnya sampai pada kamarnya. Ia menghembuskan nafasnya lelah dan menghempaskan tubuhnya di kasung king sizenya.

Cedric mengambil ponsel keluaran terbarunya dan membukanya kuncinya. Ia kembali melihat sebuah informasi milik Lisa selama lima tahun sebelumnya. Rupanya, gadis itu berubah. Cedric tiba-tiba tertawa keras hingga air mata keluar dari mata birunya. Ia juga masih mengingat jelas bagaimana ia menyuruh Lisa untuk keluar dari mobilnya hingga menyebutnya jalang. Cedric kembali tertawa hingga perutnya sakit.

Dante yang sedari tadi mengikuti Cedric semenjak keluar dari club hanya terdiam di ambang pintu yang masih terbuka lebar. Ia tetap melihat Cedric yang tertawa seolah mendengar sebuah lelucon. Memang, itu lelucon yang menamparnya. Dante menutup pintu itu dengan pelan dan melangkah menuju tuannya. Ia membuka sepatu pantofel yang masih terbungkus di kaki Cedric. Dante berhenti ketika kaki Cedric terangkat. Mata biru itu menatapnya dengan tajam.

"Enyah kau, sialan!" racau Cedric.

"Saya tahu tuan masih sadar. Saya ingin mengatakan sesuatu," ucap Dante yang tidak ingin membuang-buang waktu. Ia sangat khawatir dengan keadaan tuannya akhir-akhir ini. Cedric yang terlalu bekerja keras hingga selalu melewatkan makan siangnya. Lebih parahnya, tuannya tidak pernah sarapan. Perutnya kosong, tetapi tuannya memilih untuk meminum alcohol di malam harinya.

"Saya mendapatkan saksi," lanjut Dante karena tidak lagi mendengar protes untuk menyuruhnya keluar. "Ia melihat Alex Jaquan membawa Lisa Carrington saat itu."

Cedric menyangga tubuhnya dengan tangannya—berusaha menyimak dengan sebaik mungkin. "Apa maksudmu?"

Dante membasahi bibirnya. "Maksud saya, Alex Jaquan bersamanya waktu itu, di kamar itu. Dengan pengawalnya yang berjaga di luar."

HE OWNS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang