EXTRA CHAPTER

13.1K 644 25
                                    

2000 lebih kata untuk mengakhiri cerita ini.

Kupersembahkan Extra Chapter  ini untuk pembaca setia He Owns Me.

lots of love, lia.

lots of love, lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading !

Lisa melamun dengan tubuh kakunya. Ini jauh dari bayangannya. Tidak—ia bahkan tidak pernah membayangkan kejadian ini. Setelah insiden kolam renang, Cedric tidak menemuinya lagi. Hingga keesokan harinya, pria itu tiba-tiba datang dan memaksanya untuk ikut dengannya. Namun setelah sampai ditempat, Lisa menyipitkan matanya bingung.

"KIta harus berdoa agar semua dilancarkan," ucap Cedric dengan sangat yakin. Dan Lisa juga ikut meyakininya.

Namun setelah ia menjalankan kakinya terus masuk ke dalam gereja, Cedric berbicara pada seseorang. Membuat Lisa syok dengan perkataan Cedric.

"Nikahkan kami," ucap Cedric dengan tajam.

Begitulah kejadian hingga ia sendiri hanya melamun di kamar sedangkan Cedric entah kemana, ia tidak peduli. Matanya menatap sesuatu yang melingkar di jari manisnya. Lisa berdecak keras. Pria itu bahkan sudah menyiapkan cincin. Juga, ucapannya di kolam adalah benar. Cedric ingin mengikatnya.

Pintu kamar terbuka dan Lisa tahu siapa yang membukanya. Lisa tetap melihat kosong ke arah lain, tidak ingin melihat Cedric. Bahkan ia tahu Cedric sedang menatapnya. Lelaki itu berjalan menuju Lisa yang terduduk di pinggir kasur, berjongkok di depannya.

"Kau marah?"

Lisa mengalihkan tatapannya menuju Cedric dan menatapnya datar. Ia hanya menatap Cedric dengan datar dan tidak menjawab pertanyaan dari pria itu. 

"Memangnya kau marah karena apa?" tanya Cedric lagi.

Kenapa pria ini sangat bodoh?

Tangan Lisa yang sudah terkepal sedari tadi terangkat untuk menampar Cedric. Tidak keras namun juga tidak pelan. Sebaliknya, Cedric melebarkan matanya menatap Lisa dengan pandangan tidak percaya.

"K-kau menamparku?" tanya Cedric sambil mengerutkan dahinya. Tentu tamparan seperti itu tidak sakit untuknya. Hanya saja ia cukup kaget Lisa menamparnya.

"Kenapa? Tidak boleh?!" bentak Lisa.

Cedric semakin kaget mendengar bentakan Lisa. Pria itu hanya menghela nafas, mencoba untuk tidak marah. "Beritahu aku apa salahku," ucap Cedric sembari mengambil tangan Lisa yang terkepal erat di pahanya.

"Pernikahan ini."

Cedric melebarkan senyumnya, lebih tepatnya ia tersenyum miring untuk menggodanya. "Sudah aku bilang aku tidak perlu persetujuanmu."

Lisa cemberut dengan mulutnya sedikit maju. "Aku tidak mau menikah denganmu," ucap Lisa.

Cedric tergelak. Tawanya membuat Lisa menatap Cedric tanpa berkedip. Seperti tidak ingin melewatkan momen tersebut. Cedric lebih bersinar ketika pria itu tertawa. Pria itu tiba-tiba mendekat ke arahnya. Bibirnya menyentuh telinganya dan Lisa merasa sesuatu menyengat tubuhnya. Darah di nadinya terpacu deras sehingga degupan di jantungnya tidak terelakkan.

HE OWNS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang