Chapter 1 udah update yeyy
Seneng gak aku update? Ehee
_______________
| HE OWNS ME | Part 1 - Everything
Happy Reading !
5 years later
📍 New York, United States of America
Lisa membuka pagar besi itu dengan perlahan. Ia melihat ke arah langit yang menampakkan awan halus dan langit kejingga-an. Ia menghirup udara pada sore itu lalu berjalan pelan meninggalkan bangunan itu. Ia menikmati bagaimana kakinya melangkah bebas diatas trotoar. Lisa menoleh ke arah jalan dimana ia melihat sebuah mobil sport melaju kencang.
Lisa tersenyum tipis. Ia merasa teringat sesuatu yang membuatnya tersenyum namun mengingatnya membuat hatinya merasa sakit. Dirinya sedikit mempercepat jalannya dan tidak sadar ia telah sampai pada suatu rumah. Ia membuka pagar berwarna putih itu dengan perlahan. Lisa berjalan pelan sembari melihat taman yang sudah tak terawat seperti dulu.
Pintu coklat di depannya terbuka sedikit. Lisa membuka pintu dan matanya langsung mengarah pada ruang tamu yang berantakan. Pecahan guci di lantai, majalah dan sampah berserakan di atas karpet. Lisa menghela nafasnya pelan dan rasanya ia ingin menangis.
Tiba - tiba kepalanya dipukul dengan majalah yang di gulung oleh pembawanya. "Wah, anak terkutuk sudah kembali rupanya." Wanita itu berdecih melewati Lisa.
"Dimana mom?" tanya Lisa sambil melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Ia langsung memungut sampah dan majalah lalu merapikan meja. Langkah wanita yang memukul Lisa itu berhenti.
"Kau...menanyakan mommy?" tanyanya sambil berbalik badan untuk melihat Lisa. Lisa menoleh ke arah kakaknya. Ia menemukan wajah itu seolah mengatakan ia tidak salah dengar.
"Ya, aku menanyakannya. Jadi, dimana dia?" jawab Lisa. Lisa melihat kakaknya melangkah mendekat ke arahnya.
"Kau menanyakan...wanita gila itu?" tanyanya sekali lagi sambil memutar telunjuknya di samping kepalanya, seolah sedang membicaran seseorang paling gila di seluruh jagat raya.
"Alice, she's our mom," ucap Lisa dengan wajah sedih.
"Fuck off, bitch!" bentak Alice lalu berbalik meninggalkan Lisa menuju kamarnya. Tapi ia berhenti di pertengahan tangga. "Kalau kau mencarinya, dia sudah tidak ada disini."
Lisa mengeratkan pegangannya pada majalah. Ia berjalan ke arah Alice. Mungkin ia yang salah dengar atau ia berpikir dengan cara salah. Tidak mungkin mom...
"Apa maksudmu?"
"Apa yang kau harapkan pada orang yang memakai narkoba, heh?" ucap Alice sambil melipat tangannya di depan dada.
"Na-Narkoba? Apa maksudmu-Alice!" Lisa menahan tangan Alice, tetapi Alice menghempaskan tangannya dengan sehingga tubuhnya limbung. Lisa terjatuh dari tangga dan Alice hanya melihatnya saja.
"Jangan mengangguku lagi. Kemas bajumu secepatnya. Aku muak melihatmu, anak terkutuk."
H E O W N S M E
Lisa terduduk di samping nisan ibunya. Alice benar, ibu mereka sudah tidak ada lagi. Ia tidak bisa menyalahkan Alice karena tidak memberitahunya. Nyatanya, semua membencinya.
Sore tadi, Lisa langsung mengunjungi semua pemakaman yang berada di London. Alice tidak akan memberitahunya jika ia bertanya. Hingga malam, ia berhasil menemukannya. Bahkan Lisa tidak bisa merasakan telapak kakinya lagi karena ia berlari seharian. Ia harus menghemat karena memakai taksi cukup mahal.
Tidak heran ketika Lisa melepas sepatu lusuhnya, terdapat luka pada jari-jari kakinya. Lisa menghela nafas lalu menyembunyikan wajahnya pada kedua lutut kakinya. Lisa akan terus menyalahkan dirinya. Ia memang salah.
"Maaf," isaknya. Lisa tidak peduli berapa kali ia akan berkata maaf. Ia hanya menyesal. Lisa menyesal datang ke bumi ini. Nyatanya ia pembawa sial.
Ketika Lisa berdiri rintik hujan langsung membasahi bumi. Lisa ternyum miris. Bumi bahkan tidak berpihak padanya. Lisa berdoa, berharap setidaknya satu orang yang memihaknya, berada disampingnya, dan menenangkannya. Mengatakan kata penyemangat, setidaknya untuk memberi tujuan untuk hidup.
Dan nyatanya lagi, tidak ada yang memihaknya. Tidak ada seseorang disampingnya untuk menenangkannya. Tidak ada kata penyemangat. Tidak ada tujuan.
Bajunya sudah basah ketika ia sampai di rumah. Sebuah mobil hitam terparkir rapi di depan rumah, bahwa ada seorang tamu yang berkunjung. Lisa membuka pintu dan langsung menuju kamarnya yang sudah lama ia tidak tempati. Ia memejamkan matanya saat mendengar suara aneh dari sebelah kamarnya. Oh Alice...
Lisa menghela nafasnya. Dirinya masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya setelah itu memakai baju hangat. Ia mulai mengemas baju - bajunya ke dalam koper. Lisa mendesah lega kala tabungan yang ia sembunyikan masih dengan keadaan utuh. Mungkin dengan itu ia akan mencari sebuah flat kecil.
"Oh baguslah, kau sudah mengemas pakaianmu. Pergilah sekarang, dan karena aku sedang senang ambilah payung disana," ucap Alice yang melihat Lisa keluar dengan koper di tangannya sambil menujuk ke arah payung yang berdiri di samping pintu luar.
"Alice, jangan terlalu sering melakukannya," ucap Lisa khawatir. Wajah Alice berubah menjadi masam. Ia berdecih pelan.
PLAK
Alice menamparnya. Lisa menekan bibirnya untuk menahan tangis serta menahan nyeri di pipinya.
"Aku tidak akan mendengarmu. Karena apa? Kau itu pembawa sial. Dari dulu hingga sekarang kau hanya anak pembawa sial!" bentak Alice lalu masuk ke kamarnya dengan membanting pintu.
Ya, aku pembawa sial dan sudah menghancurkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE OWNS ME
Romance[COMPLETE] [SEQUEL FROM DEVIL BESIDE ME] #1 in your mind Lisa mempunyai seribu cara untuk membunuh dirinya sendiri, tapi ia tidak lakukan. Lisa mempunya beribu kata maaf untuk diucap, tapi ia sepertinya tidak termaafkan. Ia mengiranya begitu. Guci a...