Waktu sungguh cepat berlalu. Musim telah berganti musim. Sudah setahun Yujin dan Minju menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Atau.... tidak? Ingat kan kalau Yujin tidak secara jelas meminta Minju untuk menjadi kekasihnya? Tapi, karena sudah begini anggap saja iya, oke? Hihihi...
"Sebentar lagi liburan, kau harus pulang kali ini, Yujin." kata seseorang jauh di negara Asia sana.
"Ya, aku memang berencana pulang ke Korea dalam waktu dekat ini, Hyung. Tapi tolong jangan beritahu Minju." kata Yujin sambil menatap layar komputernya, membenahi beberapa baris suara yang telah direkamnya. Ponselnya disandarkan pada wadah alat tulis agar orang yang tadi menyuruhnya pulang masih bisa melihat dirinya.
"Kenapa Minju tidak diberitahu?" tanya orang itu.
"Tak ada alasan khusus, aku cuma ingin memberi kejutan."
"Ya, kalau itu memang maumu. Rencananya kapan kau akan kesini?"
"Aku akan memesan tiket untuk Selasa pekan depan dan datang bersama teman-temanku, apa kau bisa menjemputku?"
"Tentu saja. Orang tuamu sudah tau rencanamu kan, Yujin?" Mendengar pertanyaan itu, Yujin hanya menjawab dengan sebuah anggukan, matanya masih fokus pada layar komputer.
"Kau ada masalah dengan Minju?"
Yujin mengalihkan pandangannya dari komputer menuju ponselnya, "Aku tidak ingin mengganggu fokusnya, Hyung. Dia sedang sibuk dengan tugas kuliah, dia juga ikut kursus menjahit—"
"Ya, kami memang jarang berkomunikasi akhir-akhir ini. Aku sibuk, dia lebih sibuk, dan sekarang dia menjadi lebih sensitif. Dia sering ngambek, Hyung." lanjut Yujin sambil menunduk, kemudian memijat pelipisnya.
"Dari yang aku lihat memang begitu. Dia sangat sibuk. Ya, kau harus sabar, Yujin-ah. Kau juga tahu sifatnya memang begitu, dia selalu ingin didengarkan."
"Ya, aku mengerti itu, Hyung. By the way, aku tidak melihat Kkura-noona, kemana dia?"
"Dia tadi ke mini market, aku disuruh menunggu di tempatnya. Ah ini dia datang.. Sayang, ini Yujin mau menyapamu." Setelah itu, layar ponsel Yujin menunjukkan wajah seorang perempuan Jepang yang cantik.
"Malam, Noona. Bagaimana kabarmu?" Dan setelah itu terjadilah percakapan basa basi antara Yujin dan Sakura.
---
Minju berjalan lesu masuk ke kamarnya dan langsung membanting dirinya ke kasur. Hari ini dirinya lelah sekali. Ia baru pulang dari tempat temannya sehabis mengerjakan sebuah baju yang harus dikumpul.
Minju melirik jam di dindingnya menunjukkan pukul setengah 12 malam, setelah itu ia memejamkan matanya.
Belum ada semenit, ponselnya bergetar panjang. Masih dengan mata terpejam, ia meraba kasur untuk mengambil ponselnya. Tanpa melihat siapa yang menelpon, Minju langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Yeoboseyo.."
"Hai, maaf mengganggumu. Sudah tidur ya?"
"Belum, aku baru saja pulang, Yujin." Minju bangun dari tidurnya kemudian ia duduk dan menyandarkan dirinya pada headboard tempat tidurnya.
"Semalam ini?"
"Ya, aku tadi mengerjakan sebuah baju dengan Winter. Terima video call-nya." Minju mengarahkan ponselnya di depan wajah dan sedikit merapikan rambutnya. Tak lama kemudian, sudah terpampang wajah lelah Yujin yang juga sama seperti dirinya.
"Kamu sepertinya sangat lelah."
Minju mengangguk, "Ya, begitulah. Tadi aku berdebat panjang lebar dengan Winter masalah desain. Aku jelas-jelas sudah menyelesaikan desain itu sebelumnya, tapi tadi dia mengubah seenaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
at eighteen | jinjoo ✔️
Fanfiction⚠️ gender bender. Ahn Yujin, suka bernyanyi dan bermain musik. Kim Minju, suka mendengarkan Yujin yang bernyanyi dan bermain musik. "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control...