Keesokan harinya, Minju sudah berada di rumah Yujin dan sedang menunggu Yujin turun dari kamarnya. Ia sedang mengobrol santai dengan Eomma Yujin.
Tak lama, Yujin pun turun dari kamarnya.
"Pagi, maaf lama." sapanya sambil tersenyum hangat. Minju yang melihat itupun membalas, "Aku baru datang kok."
Yujin mencium kening Eommanya, "Pagi, Eomma." Eomma Yujin hanya membalas dengan senyuman.
"Ayo berangkat, Nona Kim." ajak Yujin setelah memakai sepatunya. Minju mengangguk lalu berpamitan, "Eommoni, kita berangkat dulu. Sampai bertemu nanti."
"Hati-hati!" seru Eomma Yujin sambil melambaikan tangannya.
Hari ini Yujin memutuskan untuk membawa mobil karena nanti langsung mengantar Eommanya ke bandara. Yujin sudah membukakan pintu mobilnya untuk Minju, setelah Minju masuk Yujin pun menyusulnya dan langsung berangkat menuju sekolah.
Dalam perjalanan, mereka sedikit mengobrol kecil ditemani dengan lagu-lagu dari playlist Yujin.
"Yujinie, aku membawakanmu bekal. Yena juga ku buatkan. Jadi nanti tak perlu ke kantin ya." ujar Minju tiba-tiba.
Karena bertepatan dengan lampu merah, mobil pun berhenti. Yujin menoleh ke arah Minju, menatapnya dengan heran, "Tumben?"
Minju mengangkat bahunya, "Sebagai permintaan maaf karena sudah galak kemarin." Yujin tertawa kecil, ia mengusap rambut Minju, "Baiklah, gomawo." Yujin mengatakan itu dengan sangat tenang, tak tahu saja Minju sudah menahan rasa gugupnya. Yujin pun kembali fokus pada jalan saat lampu sudah berubah menjadi hijau.
Yujin dan Minju kini sudah berada di sekolah dan mereka sedang berjalan bersama menuju kelasnya.
"Ahn Yujin, Kim Minju!" mereka berdua berhenti setelah seseorang memanggil namanya. Saat mencari sumber suara dilihatlah Yena yang sedang berjalan bersama Yuri, mereka baru datang.
Yena langsung merangkul kedua sahabatnya tersebut, "Selamat pagi!" sapanya dengan ceria.
"Pagi." balas Yujin dan Minju serempak, lalu mereka berempat–Yujin, Minju, Yena, dan Yuri–berjalan bersama dan sedikit berbagi cerita kenapa Yuri mau berangkat bersama Yena hari ini.
Saat sudah sampai di depan kelas, Yujin mengingatkan Yuri untuk latihan hari ini dan bilang juga kalau band akan membantu Yuri latihan untuk penampilannya sendiri. Yuri pun berterima kasih dan berlalu menuju kelasnya, meninggalkan Yena, Yujin, dan Minju yang juga langsung masuk ke dalam kelas mereka.
"Aku lihat mobilmu di parkiran, kau membawanya? Tahu begitu aku berangkat bersamamu. Eh tapi kalau aku ikut bersamamu, aku tak akan berangkat bersama Yuri pagi ini." Yujin hanya diam dan menggelengkan kepalanya karena heran dengan Yena yang berbicara sendiri.
"Kalau nanti jam 11 belum pulang, aku dan Minju akan izin karena mengantar Eomma ke bandara."
"Memangnya Eomma pergi kemana?"
"Melbourne, Appa kan disana."
"Kalau begitu aku akan menginap, boleh?"
"Ku larang pun kau tetap menginap." Yena menepuk bahu Yujin, "Tepat sekali!"
Tiba-tiba Minju datang ke meja Yena dan Yujin dengan membawa dua kotak makan di tangannya, "Ini bekal kalian berdua." Yena dan Yujin mengambil kotak makan itu dan menjawab dengan serempak, "Terima kasih!" Tanpa menunggu waktu lama, Yena dan Yujin pun langsung menyantap bekal yang dibuatkan Minju. Yang memberi pun hanya bisa tersenyum melihatnya dan kembali ke tempat duduknya.
"Sering-seringlah membawakanku bekal, Minju-ya!" ucap Yena sambil mengunyah makanannya.
"Hei, makan saja tak usah banyak bicara." tegur Minju.
KAMU SEDANG MEMBACA
at eighteen | jinjoo ✔️
Fanfiction⚠️ gender bender. Ahn Yujin, suka bernyanyi dan bermain musik. Kim Minju, suka mendengarkan Yujin yang bernyanyi dan bermain musik. "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control...