Minju baru saja selesai membereskan perlengkapan yang akan dibawanya pada hari Sabtu nanti. Sekarang, ia sedang bersantai bersama teman-teman yang lainnya. Dilihat jam yang tertera di ponselnya menunjukkan pukul 4 sore. Pasti Yujin sudah mulai latihan, pikirnya.
Baru saja Minju ingin menghubungi Yujin atau Yena, tapi niat itu diurungkannya karena tiba-tiba diingatkan untuk melakukan briefing mengenai acara hari Sabtu.
Dengan segera, Minju mengumpulkan teman-temannya, kemudian melakukan pengarahan terkait acara. Tak lupa, ia memberitahu kalau ketiga sahabat laki-lakinya juga ikut serta dalam acara. Beruntung yang lain tak keberatan dengan itu, katanya lebih banyak yang membantu lebih menyenangkan.
Sekitar pukul 5 sore, Minju baru mengabari Yujin kalau ia sudah selesai, walau tak ada balasan karena yang dihubungi sedang latihan.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide untuk makan malam bersama Yujin dan yang lainnya, ia pun langsung menghubungi Eommanya di rumah untuk mengabari kalau ia akan makan malam di rumah Yujin.
Di jalan, ia meminta Chaewon untuk mampir ke supermarket karena ia ingin membeli beberapa bahan untuk memasak. Chaewon pun dengan senang hati mengantarnya.
Saat sedang memilih bahan, Chaewon membuka obrolan, "Persahabatanmu dengan Yena, Yujin, dan Chaeyeon-seonbae sangat harmonis ya. Aku sedikit iri." Minju langsung menoleh dan mengerinyitkan dahinya menatap Chaewon, ia tersenyum kecil, "Tak perlu iri denganku, Chaewon-ah. Semua bisa berteman seperti itu."
"Tapi terlihat mereka sangat melindungimu, Minju-ya." Minju tertawa kecil, "Ya, aku sangat bersyukur karena itu."
Sudah selesai memilih, mereka berdua pun mengobrol sambil berjalan menuju kasir. Minju bercerita bagaimana bisa ia bersahabat dengan Chaeyeon, Yena, dan Yujin karena Chaewon yang meminta.
Saat di perjalanan pulang, Chaewon tiba-tiba bertanya, "Minju-ya, apa pernah ada perasaan lebih dari sekedar sahabat diantara kalian?" Minju tersentak, ia tak bisa menjawabnya, mengingat perasaannya sekarang terhadap Yujin yang sulit diartikan.
Chaewon menunggu jawaban Minju, tapi yang ditanya malah membungkam suaranya.
Minju terlihat kikuk dan hanya mengangkat bahunya. Chaewon terkekeh mengartikan jawaban itu. Kemudian suasana menjadi hening.
Selang beberapa menit, akhirnya sampailah mereka di depan rumah Minju, sebelum turun tak lupa Minju berterima kasih, "Terima kasih banyak, Chaewon-ah. Maaf jadi merepotkanmu."
Chaewon tersenyum, "Santai saja, Minju-ya."
"Mau ikut makan malam bersamaku?"
"Ah, tidak usah, Minju-ya. Terima kasih sebelumnya. Aku harus segera pulang."
"Kalau begitu besok aku traktir ya!"
"Baiklah, ku tunggu!"
"Sekali lagi terima kasih, Chaewon-ah. Sampai bertemu!" Chaewon menjawabnya dengan sebuah anggukan dan melambaikan tangannya, Minju pun keluar dari mobilnya dan membalas lambaian tangannya. Setelah itu, Chaewon pergi meninggalkan lingkungan rumah Minju.
Minju pun masuk ke dalam rumahnya, bergegas untuk mandi dan segera ke rumah Yujin.
Selesai bersiap-siap, ia langsung berpamitan pada Eommanya untuk pergi ke rumah Yujin. Saat setelah menutup gerbang rumahnya, Minju dikagetkan oleh sebuah suara yang ia kenal.
"Minju-ya!" Minju mencari sumber suara dan ternyata orang dari seberang jalan yang memanggilnya. Minju tersenyum saat melihat orang itu berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
at eighteen | jinjoo ✔️
Fanfiction⚠️ gender bender. Ahn Yujin, suka bernyanyi dan bermain musik. Kim Minju, suka mendengarkan Yujin yang bernyanyi dan bermain musik. "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control...