Sebulan telah berlalu, Yujin dan Minju benar-benar menggunakan waktu mereka bersama dengan baik. Mereka sering berkumpul dengan Yena dan Chaeyeon juga tentunya. Minju juga telah belajar untuk menerima keadaan, bagaimanapun juga ia benar-benar tidak boleh menjadi penghalang bagi Yujin untuk mengejar cita-cita.
Hari ini merupakan hari keberangkatan Yujin untuk menempuh pendidikan di Melbourne. Tadi sebelum menuju bandara, di rumah Yujin sudah berpamitan kepada orang tua Chaeyeon, Yena, dan Minju. Sekarang Chaeyeon, Yena, dan Minju ikut bersama orang tua Yujin untuk mengantar sampai ke bandara.
Sesampainya di bandara, mereka semua turun dari mobil. Yena membantu Yujin untuk membawa kopernya. Yujin tidak membawa banyak barang karena kebutuhannya di Melbourne sudah disiapkan oleh sepupunya disana.
"Thanks." ucap Yujin kepada Yena saat sudah sampai di depan pintu masuk. Yena hanya tersenyum untuk membalas ucapan Yujin.
"Eomma, Appa, aku berangkat ya." Yujin kemudian memeluk kedua orang tuanya.
"Semoga sukses, nak! Sering-seringlah menelpon." seru Ayah Yujin sambil menepuk punggung anaknya. Yujin hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah itu, Yujin langsung memeluk Chaeyeon dan Yena bergantian, "Aku berangkat."
"Dan tolong tetap jaga Minju." Lanjutnya sambil berbisik dan kemudian dibalas dengan sebuah anggukan dari Chaeyeon dan juga Yena, "Tanpa kau beri tahu, kita pasti tetap menjaga Minju, Bodoh!" bisik Chaeyeon untuk menanggapi Yujin dengan memberi penekanan pada kata 'bodoh', setelah itu Yujin melepas pelukannya kemudian terkekeh.
"Tunggu aku liburan kesana!" seru Yena kemudian mereka tertawa bersama.
"Ah, ya, Sakura titip salam untukmu, katanya safe flight dan jaga kesehatanmu disana." ujar Chaeyeon yang dijawab dengan acungan jempol dari Yujin.
Yujin lalu menatap kekasihnya yang tampak memaksakan diri untuk tersenyum. Yujin pun merentangkan tangannya kepada Minju, lalu mendekap tubuh Minju dengan hangat. Yujin menepuk pelan punggung Minju untuk memberi ketenangan, sedangkan Minju sudah menitihkan air matanya di dalam dekapan Yujin.
"Aku berangkat ya sayang. Uljima.." ucap Yujin berbisik sambil menenangkan Minju.
Minju semakin mengeratkan pelukannya. Yujin kemudian berbisik lagi, "Jaga dirimu untukku, Minju-ya. Saranghae.."
Minju mengangguk, kemudian melepas pelukannya, "Nado saranghae.." jawabnya sambil menghapus air matanya.
"Yujin, itu aku sudah masukin beberapa vitamin di tas kamu. Jangan lupa diminum ya, kamu nggak boleh sampai sakit." lanjut Minju saat dirinya sudah benar-benar berhenti menangis.
Yujin kemudian menegapkan badannya dan memberi hormat ke Minju, "Siap! Kamu juga ya sayang, jangan malas makan." Melihat Minju yang mengangguk untuk menandakan dirinya mengerti, Yujin tersenyum.
Setelah itu, Yujin menggapai koper yang dibawanya. "Aku ke dalam ya. Daah!" seru Yujin sambil melambaikan tangannya dan kemudian berjalan masuk untuk melakukan check-in. Semuanya membalas lambaian tangan Yujin.
Minju kembali menitihkan air matanya. Dengan cepat, Ibu Yujin menenangkannya dan mengajaknya untuk kembali ke mobil. "Tidak boleh cengeng, Minju. Kan masih bisa sering telpon Yujin." ujarnya menenangkan. Minju hanya mengangguk lemas.
Selesai check-in, Yujin langsung menuju ruang tunggu. Masih ada waktu sekitar satu jam sebelum lepas landas. Saat ingin duduk di salah satu kursi, matanya menangkan sesosok perempuan yang tak asing baginya.
"Kim Chaewon!" Yang dipanggil pun menoleh dan tentu saja terkejut dengan siapa yang memanggilnya.
Yujin menghampiri Chaewon dan duduk disebelahnya.
"Jangan bilang kau juga penerbangan ke Melbourne, Chaewon-ssi?" Chaewon hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu.
"Melbourne University?"
Chaewon mengangguk lagi, "Management and marketing." jawabnya pelan.
"Wah, keren! Aku kira hanya aku yang akan melanjutkan ke Melbourne, ternyata kau juga." seru Yujin.
"Aku tebak kamu ambil musik kan, Yujin-ssi?" tanya Chaewon.
"100!" jawab Yujin dan kemudian mereka berdua mengobrol sampai panggilan penerbangan Seoul – Melbourne terdengar.
"Ah, aku mengabari Minju dulu." Sambil berjalan menuju pesawat, Yujin menuliskan pesan untuk Minju dan Ibunya dengan Chaewon yang terus memperhatikan Yujin.
Saat mencari tempat duduk, Yujin dan Chaewon berhenti di tempat yang sama.
"Loh, satu row ternyata." Yujin mengecek boarding pass-nya dan juga Chaewon. Ternyata tempat duduk mereka bersebelahan.
"Silahkan, Chaewon-ssi." Yujin mempersilahkan Chaewon untuk duduk lebih dulu, dekat jendela pesawat. Baru kemudian dirinya duduk di sebelahnya.
Tak berselang lama, pesawat pun lepas landas. Mereka akan menempuh penerbangan selama kurang lebih 13 jam dengan sekali transit.
Tak banyak yang dilakukan oleh Yujin dan Chaewon. Sesekali mereka mengobrol, saat kehabisan topik Yujin memilih untuk mendengarkan lagu atau tidur, begitupula dengan Chaewon.
Saat transit di Hongkong, Yujin kembali mengabari Minju. Mereka bertukar pesan, sekedar untuk tahu bagaimana keadaan masing-masing. Karena jujur, Yujin sangat mengantuk kali ini.
"Kamu sayang sekali dengan Minju ya, Yujin-ssi?" Chaewon mencoba membuka pembicaraan saat mereka sudah lepas landas dari Hongkong.
"Ya begitulah, Chaewon-ssi. Dia yang selalu mengisi hari-hariku hehe cringe ya jawabannya hehehe?"
"Aniyo.. Santai saja, Yujin-ssi." jawab Chaewon. Ia memutuskan menahan diri untuk tidak bertanya lebih jauh.
"By the way, nanti siapa yang menjemputmu, Chaewon-ssi?" tanya Yujin.
"Aku naik taksi mungkin."
"Kalau begitu, supaya tidak keluar uang banyak, biar aku saja yang mengantarmu ya? Aku dijemput sepupuku."
"Tidak usah, Yujin-ssi. Terima kasih hehe." tolak Chaewon dengan halus.
"Tenang saja, Chaewon-ssi. Aku jamin seribu kali lebih aman daripada kamu naik taksi. Uang bayar taksi nanti bisa digunakan yang lain.."
"...pokoknya aku dan sepupuku ya yang antar? Oke Yujin-ssi, terima kasih banyak kalau begitu. Sama-sama, Chaewon-ssi."
Chaewon hanya terkekeh mendengar Yujin yang berceloteh sendiri, "Menggemaskan.."
---
By the way, happy new year everyone! I know it's too late, but happy new year ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
at eighteen | jinjoo ✔️
Hayran Kurgu⚠️ gender bender. Ahn Yujin, suka bernyanyi dan bermain musik. Kim Minju, suka mendengarkan Yujin yang bernyanyi dan bermain musik. "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control...