Saat Minju kembali ke ruang tengah, ia berhenti dan memperhatikan Yujin yang sedang bernyanyi dengan gitarnya.
Yujin sedang menyanyikan lagu Everything Has Changed dari Taylor Swift dan Ed Sheeran.
Sudah lama ia tak melihat pemandangan seperti ini–Yujin yang jamming dengan gitarnya. Apalagi tampak Yujin yang bernyanyi dengan sepenuh hati. Minju menyukai ini, suasana menjadi terasa hangat dan nyaman baginya. Memang ini yang selalu dirasakannya bila Yujin bernyanyi.
"Cause all I know is we said hello, and your eyes look like coming home.." Minju ikut bernyanyi dan kini sudah duduk di sebelah Yujin. Mereka bernyanyi, saling pandang satu sama lain, seakan-akan tak ingin berpaling. Tatapan keduanya memiliki arti. Lagu ini seperti menyuarakan isi hati keduanya.
"All I know is a new found grace... All my days, I'll know your face... All I know since yesterday, is everything has changed..." Yujin menghentikan permainan gitarnya, tatapannya masih tak berpaling dari Minju. Mereka menyanyikannya dengan baik.
Secara tak sadar, Minju menitikan air matanya. Melihat itu, Yujin segera mengusap sudut mata Minju. Minju tersadar, dengan cepat ia menghapus air matanya.
"Kenapa menangis?" tanya Yujin dengan sangat halus.
"A-ah, bukan apa-apa. Hanya terharu." Yujin pun meletakkan gitar di sebelahnya dan langsung membawa Minju ke dalam dekapannya. Minju mematung.
"Maafkan aku, Minju-ya." Minju masih diam, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan Yujin.
"Maafkan kesalahan-kesalahanku selama ini, baik itu yang disengaja ataupun tidak."
"Aku menyayangimu, Kim Minju," Yujin mempererat pelukannya, "Terima kasih telah mengisi hari-hariku selama ini. Aku selalu bersyukur memilikimu di hidupku, sungguh. Dan selamanya akan begitu." Tak terasa, Minju menitikan air matanya lagi, tapi coba ditahannya.
Ia terharu mendengar pernyataan Yujin.
Yujin melepas pelukannya dan kembali menghapus air mata Minju yang sedikit keluar itu.
"Maaf bila selama ini aku terlalu protektif padamu ya, sampai tak membiarkanmu pulang dengan kendaraan umum. Mungkin aku terlalu memanjakanmu dan selalu menganggapmu anak kecil," Yujin sedikit menghela napasnya, "Sebenarnya, aku hanya ingin membuatmu senang karena aku juga merasa senang kalau kamu sendiri senang, Minju-ya.."
Minju memberanikan diri menatap kedua bola mata Yujin dan menggenggam tangannya, "Yujin, kenapa sampai saat ini kamu masih sendiri?" Yujin membalas tatapan Minju, "Ada hati yang harus aku jaga, Minju-ya.."
dan itu hatimu, sambung Yujin dalam hati. Raut wajah Minju berubah sedikit murung.
"Lalu kenapa kamu sekarang sering menolak laki-laki yang mengajakmu berkencan?"
"Aku sedang menunggu seseorang, Yujin-ah.."
aku menunggumu, lanjutnya dalam hati.
"Ah, begitu.." Yujin melepas genggamannya, membenarkan posisi duduknya, lalu mengambil gitar, dan memetik senarnya. Mencoba menetralkan suasana agar tak menjadi canggung.
Minju beranjak dari duduknya, "Aku akan mengambil minum." Yujin membalasnya dengan sebuah anggukan.
Kring~ kring~
Ponsel Yujin berdering, ia langsung mengangkatnya.
"AHN YUJIN DIMANA DIRIMU?!" Belum sempat menyapa, ia sudah mendapat teriakan dari seberang sana. Ia menjauhkan ponselnya itu dari telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
at eighteen | jinjoo ✔️
Fanfiction⚠️ gender bender. Ahn Yujin, suka bernyanyi dan bermain musik. Kim Minju, suka mendengarkan Yujin yang bernyanyi dan bermain musik. "Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control...