20. Kembali Membaik

1.6K 92 30
                                    

"Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan koment ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^"
.
YUK SPAM KOMEN^^
.
SIAP KOMEN TIAP BARIS?
.
Happy Reading❤

●●●

WISNU:

Keadaan Arista yang terlihat murung setelah mendengar kabar bahagia ini, membuat kami sedikit kebingungan. Setelah kepulangan kami dari rumah sakit beberapa jam yang lalu, Arista langsung melenggang masuk ke dalam kamar begitu saja. Mama Sarah yang sedari tadi terus saja mencemaskan kondisi Arista, akhirnya memutuskan untuk pulang setelah berhasil aku yakinkan bahwa Arista akan baik-baik saja. Papa Niko dan si kembar pun ikut pulang tanpa berpamitan dengan Arista, karena merasa bahwa Arista sedang tidak dalam mood yang baik.

Aku memasuki kamar dimana istriku berada. Rupanya, dia sedang tidur pulas dengan kondisi pipi yang masih terlihat basah. Dia menangis lagi!

Ku singkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. Aku memang sengaja belum mengatakan apapun, aku hanya bisa diam dan berusaha untuk mengerti apa yang sedang Arista rasakan saat ini.

Arista pasti merasa bahwa dirinya telah gagal untuk meraih semua impiannya. Dia juga pasti berpikiran bahwa perempuan hamil itu tidak seharusnya kuliah. Dan dia juga merasa telah gagal menjadi istri yang baik, karena merasa sedih saat dirinya dinyatakan hamil.

Seharian ini Arista sama sekali tidak mau bicara denganku, padahal aku sudah berusaha mendekati dan mengajaknya mengobrol. Dia juga menolak suapan makanan yang aku sodorkan. Hal ini membuatku sangat cemas, karena dia belum makan apapun hingga malam ini.

"Kamu pengen makan apa, sayang?" tanyaku dengan nada lembut.

Dia menggeleng dengan tatapan kosong ke arah depan.

"Makan sedikit aja ya, dari pagi kan kamu belum makan apa-apa" aku kembali menyodorkan sesuap nasi ke arah mulutnya, namun dia menghindar.

Aku bingung harus berbuat apa sekarang. Di satu sisi, Arista harus makan untuk kesehatan janin dan dirinya sendiri. Tapi di sisi lain, Arista hanya duduk dengan tatapan kosong dan menolak untuk makan. Aku semakin dibuat khawatir karenanya.

"Mas tau, kamu merasa kalau kamu gak bisa kuliah karena hamil. Mas juga tau, kamu pasti merasa takut karena harus hamil dan melahirkan di usia muda. Dan mas tau, kamu juga merasa bersalah terhadap diri kamu sendiri, karena sedih saat mendengar kabar bahwa kamu hamil" jelas ku.

"Maafin mas, karena nggak bisa mencegah keadaan ini. Seharusnya mas bisa menahan diri"

"Tapi mas mohon satu hal, tolong jaga bayi yang ada di kandungan mu ini. Kamu boleh marah sama mas, tapi jangan sama janin ini, karena dia gak salah apa-apa"

•••

ARISTA:

Tubuhku bergetar hebat, saat mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut mas Wisnu. Ingin rasanya aku menangis di pelukannya, tapi sepertinya aku tidak bisa. Aku berusaha menahan air mataku agar tak lolos begitu saja. Mengapa mas Wisnu yang harus minta maaf? Ini kesalahanku! Karena aku tidak pernah menjadi istri yang baik baginya.

Kau itu bodoh Arista! Mengapa kau malah membenci kenyataan bahwa kau hamil? Semua istri di dunia ini pasti mengharapkan hal itu terjadi. Masih banyak istri-istri di luaran sana yang sangat menginginkan anugerah ini, tapi rupanya Tuhan masih belum berkehendak. Harusnya kau itu bersyukur! Karena telah Tuhan percaya untuk menjaga anugerah Nya.

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang