Beberapa bulan kemudian.
WISNU:
Aku memakan masakan yang sudah disiapkan oleh istriku. Sama seperti biasanya, masakannya selalu cocok di lidahku meskipun pada kenyataannya Arista baru saja bisa memasak.
"Mas, nanti siang Tata boleh gak keluar sama temen Tata? Beberapa bulan gak jalan sama Risa, bikin Tata kangen" ucapnya sambil menuangkan segelas air putih dan menyodorkannya ke arahku.
"Jalan kemana?"
"Nggak tau, niatnya sih mau ke Ancol. Tapi Tata nolak, soalnya kalo ke Ancol itu butuh waktu yang lama. Mungkin nanti kalo gak jalan ke mall, ya main di rumahnya Risa"
"Oke, tapi jam 3 sore udah harus di rumah ya!"
"Siap pak bos" jawabnya semangat sambil meletakkan tangan kanannya di keningnya.
Setelah menyelesaikan sarapanku, aku segera keluar rumah yang diantarkan oleh istriku. Ya beginilah keseharian ku bersamanya, Arista selalu memenuhi kewajibannya sebagai istri yang baik untukku. Tapi untuk belakangan ini, dia lebih sering menolak ku saat di ranjang. Karena dia tidak ingin untuk hamil terlebih dahulu, karena masih memiliki keinginan untuk kuliah. Tentu saja aku mengerti dan menghargai keputusannya, karena kuliah adalah salah satu keinginan terbesarnya.
"Mas hati-hati di jalan ya! Ntar Tata masakin opor ayam kesukaan mas Wisnu buat makan malam, jadi pulangnya tepat waktu ya!" ucap Arista sambil meraih tangan kananku untuk dicium.
"Iya sayang, mas gak telat kok pulangnya. Kamu hati-hati ya waktu jalan-jalan sama temanmu, jangan lupa selalu kabarin mas kalo ada apa-apa" aku mengelus puncak kepalanya dan mengecup keningnya.
"Mas berangkat!" Aku masuk ke dalam mobil dan mulai meninggalkan Arista yang masih berdiri sambil melambaikan tangannya.
ARISTA:
Setelah mobil mas Wisnu benar-benar hilang dari pandanganku, aku segera masuk ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasanya.
Saat aku tengah menyapu lantai sambil mendengarkan musik, tiba-tiba handphone ku berdering..
Ting!
Mas Wisnu💚
"Jaga dirimu baik-baik, aku akan segera pulang. I love you!"Aku membaca pesan dari mas Wisnu sambil tersenyum lebar. Padahal baru saja pergi, tapi sudah mengirim pesan saja. Pasti sekarang dia masih terjebak macet. Ya maklumlah, namanya juga ibukota. Kalo gak macet, ya banjir. Hihi.
Me
"I love you too♥️"Aku kembali menyelesaikan tugasku, agar bisa langsung menemui Risa. Tapi tiba-tiba handphone ku berdering lagi, menandakan ada telepon masuk.
"Halo?"
"Halo ta, ini Risa. Maaf banget ya, kayaknya kita belum bisa ketemu hari ini. Soalnya aku ada acara keluarga dadakan nih. Mungkin lain kali, ntar aku kabarin lagi ya!"
"Oh gitu ya, yaudah deh gapapa kok sa"
"Oke makasih ta, maaf banget lho ya"
-tut-
Belum sempat aku menjawab, tapi sambungan telepon nya sudah terputus. Ya sudahlah. Mungkin hari ini harus aku lalui dengan rasa kebosanan, sama seperti hari-hari sebelumnya.
"Aha! Apa aku ke kantor mas Wisnu aja ya? Itung-itung sambil bawain mas Wisnu makan siang"
Aku melanjutkan pekerjaanku di dapur. Ya, untuk menu makan siang hari ini aku akan membuatkan mas Wisnu nasi campur yang juga merupakan makanan kesukaannya. Aku mulai bergelut dengan wajan dan spatula, dari menggoreng telur dadar sampai membuat mie kuning. Aku yakin ini pasti sangat lezat, meskipun aku masih sedikit mengintip buku resep masakan untuk membuat ayam bumbu merahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Om Om
Roman d'amour[FOLLOW SEBELUM BACA] . Bagaimana jika ada orang yang mengatakan bahwa Arista menikah dengan seorang om om? Tentu saja itu bukan gosip atau sebagainya, melainkan itu adalah fakta. -- Oke, kira-kira deskripsinya seperti itu. Langsung baca saja. Karen...