3. Accident

9.9K 328 2
                                    

Suasana di luar cafe nampak sepi lantaran hujan yang tengah mengguyur ibukota Jakarta. Hawa dingin menelusuk masuk ke dalam tubuh mungil Arista yang sedang meneguk secangkir green tea kesukaannya. Sesuai perjanjian yang sudah dibuatnya dengan Risa, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu di salah satu cafe tongkrongannya.

"Jadi maksud kamu, kamu akan segera menikah?" Risa meletakkan coffe latte nya di atas meja, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Arista.

Semenjak mereka bertemu, Arista sudah menceritakan semua hal yang sedang dia alami saat ini pada sahabatnya itu. Dengan cara ini, mungkin saja Arista bisa mendapatkan saran atau masukan dari Risa. Meskipun dia sedikit ragu.

Arista melirik ke luar jendela cafe. Pikirannya dilanda keruwetan, hatinya dipenuhi kebimbangan, namun raganya tak mampu berbuat apa-apa.

"Apa aku kabur aja ya?!"

"Itu gak bisa nyelesain masalah Ta! Apa salahnya kalo kamu coba dulu, sapa tau om Wisnu itu beneran jodoh kamu!"

Arista kembali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Yang dikatakan Risa itu ada benarnya. Dengan cara kabur dari kenyataan, Arista malah menambah masalah, bukan menyelesaikan masalah.

Arista menghela nafas sejenak, "Iya, aku akan coba"

Risa tersenyum melihat sahabatnya yang mulai bisa menerima keadaan. Dia tidak mau jika Arista menjadi seseorang yang pengecut, yang ingin kabur begitu saja dari masalah. Risa menggenggam tangan Arista, seolah memberikan ketenangan dan kehangatan pada sahabatnya yang sudah dia kenal sejak tiga tahun lalu. Dirinya seperti merasakan betul apa yang sedang Arista rasakan saat ini. Itulah yang dinamakan sahabat, ada di saat senang maupun sedih.

"Udahlah, aku gak mau liat kamu sedih kayak gini! Kita nonton aja yuk!" ajak Risa berusaha mencairkan suasana. Tak lama kemudian, Arista mengangguki tawaran itu dan beranjak mengikuti langkah Risa.

Setelah beberapa menit menyusuri ramainya mall di hari weekend, akhirnya keduanya telah sampai di  cinema xxi. Mereka langsung membeli tiket sesuai jadwal tayang film yang telah mereka setujui. Sambil menunggu jam tayang film, keduanya menyusuri mall dan melihat-lihat baju yang menurut mereka menarik.

Langkah Arista terhenti saat matanya berhasil menangkap bayangan seorang laki-laki yang tak asing baginya, itu Wisnu. Pria bertubuh tegap, berdada bidang, dan bertubuh tinggi itu berada tepat di salah satu sudut mall yang tak jauh dari keberadaan Arista sekarang. Dengan gerakan cepat, Arista segera menarik lengan Risa menjauh dari tempatnya barusan. Dia tidak mau jika Wisnu memergokinya sedang jalan bersama Risa, karena dia mengatakan pada Wisnu jika dia sedang berada di rumah.

"Kenapa sih Ta?! Aku kan tadi lagi milih baju!" kesal Risa karena Arista menarik lengannya secara tiba-tiba. Dilihatnya wajah Arista yang berubah panik dan seperti orang yang sedang tercyduk, Risa menaikkan sebelah alisnya.

"Sstt! Jangan berisik!" ucap Arista sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.

"Kenapa sih?" Risa bingung akan sikap Arista yang mendadak seperti orang yang sedang diawasi. Dia juga mengedarkan pandangannya mengikuti arah mata Arista pergi.

"Ada Wisnu!" jawab Arista.

"Emang kenapa kalo ada om Wisnu?"

Arista merubah posisinya menjadi menghadap ke arah Risa. Dia memegang bahu Risa sambil berkata, "Aku bilang ke dia kalo aku lagi di rumah, kalo dia nemuin aku disini kan lucu"

"T-tapi, ii-itu_-" Risa berubah gagap sambil menunjuk ke arah belakang Arista.

"Itu apa?!" bingung Arista. Tak lama,Arista memutuskan untuk membalikkan badannya, melihat ke arah belakang yang sedari tadi ditunjuk-tunjuk oleh Risa.

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang