4. Hadirnya Sang Mantan

9K 293 1
                                    

Bau obat-obatan menyeruak ke seluruh penjuru ruangan. Suasananya pun sunyi, lantaran dokter tengah melakukan penanganan pada pasien, korban kecelakaan tadi.

Wisnu terduduk di kursi tunggu depan ruang penanganan, hatinya masih kalut memikirkan kondisi korban saat ini. Dia takut jika terjadi sesuatu pada orang yang tak sengaja ditabraknya itu.

"Bagaimana keadaannya dok?" Wisnu bangkit dari duduknya dan mencegat dokter yang baru saja keluar dari ruangan.

"Dia sudah siuman, anda bisa menjenguknya" ujar dokter berkacamata itu.

Setelah berterimakasih pada sang dokter, Wisnu segera masuk ke dalam ruangan yang diikuti oleh Arista di belakangnya. Wisnu langsung mendekati pasien, sedangkan Arista terdiam saat melihat seseorang yang tengah terduduk lemas di atas ranjang. Dia terkejut saat bertatapan langsung dengan seseorang yang berada disana. Memorinya seolah mengajaknya kembali ke masa lalu, masa dimana dirinya masih bersama dengan orang yang berada di hadapannya saat ini.

Pasien itu menatap Arista dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Tatapannya itu sama sekali tak terlepas dari wajah cantik Arista, Wisnu yang menyaksikan hal itu akhirnya berdecak.

"Maaf. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Wisnu lembut. Meski dia sedikit kesal karena orang itu terus menatap calon istrinya, tapi dia masih memiliki rasa sopan santun pada orang lain.

"Iya, aku baik-baik saja" jawabnya tenang. Detik selanjutnya, dia mengalihkan pandangannya pada Arista yang masih berada di ambang pintu. Hal itu membuat Wisnu jengah.

"Sayang, sini!" pinta Wisnu lembut. Arista yang masih melayang dengan pikirannya, segera tersadar dan memenuhi permintaan Wisnu.

"Kita belum saling mengenal, siapa namamu?" tanya Wisnu berusaha mencairkan suasana.

"Aku Rama" jawabnya cepat.

"Saya Wisnu, dan ini calon istri saya" ucap Wisnu sambil merangkul bahu Arista. Sedangkan Arista yang mendapatkan perlakuan itu, hanya bisa tersenyum kikuk.

Rama menatap Arista dengan senyuman yang tak pudar sedikitpun dari bibirnya. Dia sangat mengenal Arista. Gadis itu adalah orang yang pernah ada di dalam hidupnya, tepatnya satu tahun yang lalu. Dan sekarang, gadis yang telah menjadi masa lalunya itu berada tepat di hadapannya.

Dia bingung harus berbuat apa. Setelah bertemu dengan Arista, hatinya menjadi lebih baik, jauh dari sebelumnya. Tapi saat dia mendengar bahwa Arista adalah calon istri dari pria dewasa ini, hatinya menjadi menciut kembali. Apa benar dengan kalimat yang dikatakan pria itu? Apakah Arista akan menikah secepat itu?

"Apa kalian saling mengenal?" tanya Wisnu saat merasa ada keanehan pada keduanya.

"Hmm, ka-kami_-"

"Kami adalah mantan sepasang kekasih yang saling mencintai" jawab Rama memotong kalimat Arista. Arista yang mendengar hal itu, langsung membelalakkan matanya tak percaya.

Wisnu beralih menatap Arista, seolah meminta penjelasan dari semua ini.

"Dia memang mantan aku, tapi itu udah setaun yang lalu kok" ujar Arista gugup. Dia takut jika Wisnu secara tiba-tiba berbuat kasar pada Rama yang masih belum 100% pulih.

"Gak masalah" jawab Wisnu setelah mendapatkan penjelasan dari Arista.

"Oiya, keluarga kamu akan segera datang" Wisnu menghela nafas, "Saya benar-benar tidak sengaja, saya tidak memperhatikan kamu saat menyebrang jalan. Sekali lagi, saya minta maaf"

"Itu hanya kecelakaan"

*****

Setelah kedatangan keluarganya Rama, Wisnu dan Arista meminta maaf atas kejadian yang terjadi dan berpamitan untuk pulang. Kejadian hari ini sama sekali tak terduga. Kecelakaan yang tak sengaja terjadi itu, membuat Arista bertemu kembali dengan mantan pacarnya yang telah lama tak dia temui.

Jika belum ada yang tahu, Rama dan Arista adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka sudah menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih sejak keduanya duduk di bangku kelas satu SMA. Karena paksaan dari kedua orang tua Rama, akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke Jerman dan meninggalkan Arista di Indonesia. Keduanya pun terpaksa memutuskan hubungan, karena Arista yang tak tahan dengan hubungan jarak jauh yang telah mereka jalani selama setahun.

Saat kepergian Rama kala itu, Arista  merasa sangat kehilangan. Meski sudah menjadi mantan pada saat itu, tapi Arista masih tetap menunggu dan berharap Rama akan segera kembali dan menemuinya. Dan sekarang, penantiannya itu akhirnya mendapat jawaban. Dia dipertemukan lagi dengan orang yang selama ini dia nantikan. Tapi mengapa sekarang? Mengapa disaat Arista sudah mulai melupakannya dan telah dijodohkan dengan orang lain? Arista tak tahu apa jawabannya, mungkin itu semua sudah menjadi takdir dari Tuhan.

Arista terduduk di salah satu kursi rumah sakit, sambil menunggu Wisnu yang tengah melakukan pertemuan dengan rekan kerjanya. Saat ini keduanya masih berada di rumah sakit, lantaran Wisnu tak sengaja bertemu dengan rekannya dan melakukan perbincangan singkat disana. Bukan perbincangan singkat jika menyangkut hal perusahaan, karena Arista sudah menunggu Wisnu selama kurang lebih setengah jam.

"Arista?" suara itu berhasil mengejutkan Arista dan membuatnya mau tak mau menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

"Rama?!" kejut Arista saat mendapati Rama yang sudah terduduk di sampingnya.

"Kamu ngapain disini?"

"Kenapa? Kan aku juga pengen jalan-jalan" Rama tersenyum dan menatap Arista dengan tatapan ceria.

"Tapi kan, kondisi kamu belum pulih sepenuhnya" Arista menatap perban yang melingkar di kepala Rama.

"Kamu khawatir?"

Arista terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Yang terpenting saat ini bukanlah itu, dia khawatir jika Wisnu melihatnya sedang bersama Rama saat ini.  Jika hal itu terjadi, Rama pasti sudah dihajar oleh Wisnu. Tidak, semoga hal itu tak terjadi.

"Mendingan, kamu balik ke kamar aja" pinta Arista yang mendapatkan gelengan langsung dari Rama.

"Ta, aku ada disini buat kamu!"

"Maksud kamu apa?"

"Aku tahu, selama ini kamu nungguin aku kan? Dan aku masih cinta sama kamu Ta. Kita bisa mulai dari awal lagi kan?" Rama meraih tangan kiri Arista dan berusaha meyakinkannya.

Arista menundukkan kepalanya sambil melepaskan tangan yang menggenggamnya, "Maaf, aku nggak bisa Ram!"

"Kenapa Ta?!"

"Seharusnya aku yang nanya sama kamu. Kenapa kamu baru muncul saat semua keadaan berubah? Kenapa kamu baru muncul saat aku udah mulai ngelupain kamu? KENAPA?!" suara Arista terdengar serak, beberapa buliran bening pun berhasil jatuh membasahi pipinya yang mulai memanas.

"Maafin aku Ta, Maaf kalau aku_-"

"Cukup! Makasih udah nemuin aku" Arista bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menjauh dari Rama.

Rama ikut bangkit dan langsung menarik Arista ke dalam pelukannya. Dia dapat mendengar betul bahwa Arista sedang menangis saat ini. Dia tidak tega jika melihat gadisnya ini menangis hanya karena pria brengsek seperti dirinya.

"Beri aku kesempatan satu kali lagi Ta, aku mohon!" bisik Rama di tengah kekalutan hati yang tengah melanda Arista.

Arista mendorong tubuh Rama menjauh darinya. Dia tak menjawab, melainkan langsung pergi meninggalkan Rama tanpa sepatah kata apapun.

Rama mengusap wajahnya gusar, kesempatannya kali ini hilang begitu saja. Tidak, Rama tidak akan menyerah. Dia akan tetap berusaha mendapatkan gadisnya itu lagi, meskipun dia harus berhadapan dengan seorang pria dewasa yang mengaku sebagai calon suaminya Arista. Dia tidak peduli.

"Rama?!"

*****

Part 4 selesai....
.
.
.
.
.
selamat malam minggu untuk para jomblowers:v
.
.
.
to be continue...
.
3 agustus 2019
21:52

Married With Om OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang